Another Special Part (1)

2.8K 342 25
                                    

(Part ini menceritakan kondisi Yuna waktu awal-awal kehamilannya, ya? Supaya kalian gak bingung nanti, ya, hehe, enjoy <3)

...

Yuta melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan, bahkan terkesan mengendap-endap.

Dengan harapan yang sangat besar, berharap istrinya, Yuna sudah tertidur lelap saat ini.

Lelaki bermarga Nakamoto itu melirik jam tangannya, meringis pelan saat mengetahui kalau sekarang sudah pukul satu dini hari.

Ia tidak pernah pulang selarut ini.

Menghela nafas lega saat berhasil membuka pintu kamar tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, dan kondisi lampu kamar yang mati, menambah kelegaan hatinya.

Yuta berjalan dengan susah payah ditengah kegelapan, ia tidak ingin menyalakan lampu, karena tidak mau membangunkan Yuna.

Karena...

"Yuta?"

Yuta memejamkan matanya, langkahnya terhenti saat mendengar suara yang sangat familiar itu.

Meringis dalam hati. Dan setelah lampu dinyalakan, ia bisa melihat dengan jelas, istrinya itu, Yuna, sedang duduk di tempat tidur dengan kondisi yang jelas sekali kalau ia baru saja terbangun dari tidurnya.

Yuta tidak mengatakan apapun, ia menatap Yuna yang juga menatapnya dengan mata sembab.

Keduanya diam sampai Yuta yang terkejut karena melihat mata Yuna yang mulai berkaca-kaca.

Dalam hitungan detik, air mata itu meluncur lolos begitu saja.

"Jahat,"

"Aku menunggumu seharian, hiks."

"Yuta, aku membencimu."

Yuta tidak bisa mengatakan apapun, sebenarnya ia sudah menyiapkan diri kalau-kalau drama harian ini kembali terjadi.

Tapi tetap saja, menghadapi suasana hati ajaib wanita hamil yang satu ini, membutuhkan kekuatan mental yang cukup matang (?)

"Aku ingin pergi saja,"

"Beritahu kak Momoka kalau aku ingin menginap,"

"Kau tidak boleh ikut,"

Yuta menghela nafas berat, ia mengusap wajahnya frustasi.

Sejujurnya ia sendiri sangat lelah sekarang, tenaganya benar-benar terkuras karena pekerjaan di kantor.

Yang ia inginkan sekarang hanyalah beristirahat dengan tenang.

Entah ini karena kesalahannya sendiri, tadi pagi, ia menjanjikan akan membawa istrinya itu jalan-jalan ke pasar malam saat ia pulang bekerja.

Tapi nyatanya, Yuta diharuskan dengan tiba-tiba untuk bekerja lembur hari ini, dan ia lupa memberitahu istrinya itu saking sibuknya.

Melihat Yuna yang perlahan turun dari tempat tidur.

Ah, bahkan wanita itu tertidur dengan dress yang biasa ia pakai untuk jalan-jalan.

Ia benar-benar menunggu Yuta.

"Mau kemana?" hanya itu yang bisa Yuta ucapkan sejak sedari tadi ia tidak mengucapkan apapun dan hanya menonton Yuna yang menangis dengan rasa frustasi.

"Pergi," jawab Yuna dengan suara seraknya.

"Kau tahu sekarang pukul berapa?" tanya Yuta lagi dengan nada dingin.

Yuna menoleh, "Pukul berapa?" tanyanya pelan

Yuta menghela nafas lagi.

"Satu,"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Where stories live. Discover now