26

3.1K 435 54
                                    

Yuna berjalan dengan sedikit terhuyung menuju dapur, kepalanya terasa sangat berat dikarenakan hanya mempunyai waktu empat jam untuk tidur.

Acara lokakarya selama dua hari penuh dengan para penulis dan juga staf editor ke luar kota membuat tenaga Yuna hampir habis.

Tadi malam, mungkin lebih tepatnya ia baru pulang dini hari, tiba dirumah pukul 3 dini hari, dan ia tidak dapat merasakan apapun lagi, sampai dirumah, ia langsung masuk kedalam kamar dan tidur.

Samar-samar, ia mendengar suara orang memasak didapur.

Siapa? Dirumah ini hanya ada dirinya dan suaminya, Yuta.

Apakah Yuta yang sedang memasak? Tidak mungkin, kan?

Yuna berhenti sejenak, ia mengumpulkan nyawanya, dan meski rasa pening yang juga tidak hilang, ia tetap melanjutkan perjalanan ke dapur yang terasa begitu panjang.

"Kau baik-baik saja?"

Yuna menyipitkan matanya, siapa sosok lelaki yang sedang memakai celemek itu?

"Apa begitu parah sampai kau juga kehilangan penglihatanmu?" lanjut suara yang begitu familiar itu dengan sarkas.

He, memang Yuta ternyata. 

Yuna hanya tersenyum kikuk, sepertinya kesadarannya belum pulih sepenuhnya.

Yuna sedikit tersentak karena terkejut saat kedua pipinya disentuh oleh tangan Yuta yang terasa dingin itu.

"Apa aku harus memberimu ciuman agar energimu kembali?"

Yuna refleks membuka matanya lebar-lebar, jantungnya tiba-tiba berpacu cepat, dan kemudian ia menggeleng sebagai jawaban.

Begitulah, Nakamoto Yuta memang suka berulah akhir-akhir ini, ia selalu menggoda Yuna yang tentu saja sangat berbahaya untuk kesehatan jantung istrinya itu.

"Menggeleng maka kuanggap 'iya',"

Yuta menyeringan kecil dan mulai mendekatkan wajahnya.

Yuna menahan Yuta agar tidak mendekat.

Bahaya, ini masih pagi!

"K-kalau begitu aku akan mengangguk,"

"Mengangguk juga berarti 'iya'," setelah mengucapkannya, Yuta langsung mencium Yuna, hanya sebuah kecupan ringan, kemudian ia tersenyum puas meninggalkan Yuna yang mematung ditempat.

"Hei, dimana kau meletakkan garam?"

Yuna menunjuk sebuah lemari kecil yang berada sedikit diatas Yuta.

Yuna terdiam sejenak melihat Yuta.

"EH?! KAU MEMASAK?!"

Yuta mendengus, apa Yuna baru sadar?

"Hm."

Yuna menghampiri Yuta, "K-kenapa? Kau kelaparan, ya? Kau pasti lapar dan karena aku bangun terlambat, maafkan aku."

Yuta tidak menjawab, lelaki itu sibuk mengaduk sesuatu.

Ia terlihat membuat nasi goreng kimchi.

"Yuta, kau tidak marah, kan?" tanya Yuna khawatir karena Yuta hanya mendiamkannya dengan wajah seperti itu.

"Diam, dan beritahu dengan jujur bagaimana rasanya."

Yuta menyendokan nasi goreng itu dan memberikannya pada Yuna.

Dan reaksi Yuna membuat Yuta merasa puas.

"Omo! Ini enak sekali! Aku tidak bohong, loh. Dan sepertinya ini lebih enak dari buatanku, hiks." ucap Yuna heboh sendiri. "Aku tidak tahu kalau kau pandai memasak,"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Where stories live. Discover now