19

3K 445 9
                                    

Dua bulan kemudian.

Yuna tampak sibuk memilih baju-bajunya yang tersusun rapi dalam lemari walk in closet kamarnya itu.

"Untuk acara semi formal, baju apa yang harus kupakai?"

Setelah berpikir beberapa saat, pilihannya akhirnya jatuh pada sebuah blouse putih, celana highwaist hitam, dan blazer cokelat muda.

"Kurasa ini akan cocok," gumamnya sambil terssnyum puas melihat outfit yang akan ia kenakan malam ini, untuk acara pesta pertemuan para penulis, diperusahaan penerbitan tempat ia bekerja.

Yuna memeriksa ponselnya, sudah sebulan sejak novel karya terbarunya diterbitkan, minat para pembaca setianya tidak memudar, melihat tingginya permintaan pemesanan, membuat Yuna terharu, penggemarnya tidak melupakannya.

"Eh? Stoknya sudah hampir habis lagi?!"

Yuna tersenyum lagi, ia hampir menangis saking bahagianya.

"Aku harus cepat-cepat pergi kesana!"

Yuna langsung berlari kecil menuju kamar mandi, sebelumnya ia sempat melirik jam, melihat jarumnya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam, membuat Yuna mulai panik.

"Tidak, acaranya satu jam lagi. Aku tidak boleh terlambat,"

...

Yuna tersenyum melihat penampilannya sendiri dipantulan cermin.

Ia merasa puas dengan pakaian pilihannya, sekarang tinggal tatanan rambut.

"Aku apakan, ya?"

Yuna hampir saja menggelung rambutnya itu, namun tidak jadi.

"Yuta akan marah kalau aku keluar dengan gaya rambut seperti itu."

Berbicara masalah Yuta, Yuna terdiam sebentar, ia agak sedih, karena sudah dua minggu terakhir ini ia sangat jarang bertemu suaminya itu.

Dikarenakan keduanya yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Perusahaan keluarga Nakamoto sedang merencanakan proyek besar yang akan diresmikan bersama dengan salah satu perusahaan besar asal Prancis.

Lelaki itu selalu pulang larut malam, dan akan kembali pergi kekantor pagi-pagi sekali, seringkali tidak sempat sarapan dirumah.

Yuna sendiri, ia juga sibuk mengurus penerbitan bukunya, dan bahkan diakhir pekan pun, terkadang Yuna harus berada dikantor penerbitan untuk mengurus beberapa hal, dan memakan waktu seharian penuh.

Dan begitulah, keduanya sudah jarang bertemu, bahkan saling sapa pun, hampir tidak sempat dilakukan lagi.

Yuta yang semakin jarang berinteraksi dengannya, mungkin karena lelaki itu kelelahan, dan dengan kesibukan yang seperti itu, pasti sangat menyulitkannya.

Terlebih Yuta bukanlah orang yang suka basa-basi.

Dan Yuna, merindukan Yuta.

Yuna membuka ponselnya, untuk mengirim pesan, memberitahu Yuta kalau ia akan pergi dan mungkin akan pulang terlambat malam ini.

...

Yuna tiba digedung perusahaan penerbitannya itu, ia tersenyum senang dan menyapa satu-persatu para staf dan beberapa rekan sesama penulis disana.

"Choi Yuna!" Seru seseorang, dan Yuna begitu mengenali suara itu.

"Oh, Park Eunbi?!"

Gadis bernama Eunbi itu tersenyum lebar saat berhasil mengenali sahabat lamanya itu.

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Where stories live. Discover now