BAB 1. Malapetaka Sosmed

15.5K 345 10
                                    

Sore itu hampir jam pulang kerja. Aku bekerja di sebuah lembaga riset milik swasta. Kebetulan siang tadi aku menjadi panitia seminar. Karena sangat terkesan dengan pembicaranya, kuputuskan untuk sekedar mencari data pribadi si pembicara melalui situs internet. Ada berderet situs pencarian menunjukkan nama sang pembicara. Namun aku tertarik ke media sosial warna biru itu. Siapa tahu aku bisa menemukan keseharian sang pembicara yang menurutku unik.

Segera aku klik situs biru itu. Si*lnya dia minta aku log in. padahal aku sudah lama tidak masuk ke situs itu. Malas berselancar di media sosial. Aku memilih untuk berkutat ke kegiatan risetku.

Setelah beberapa menit berusaha mengingat alamat emaildan password untuk sign in, violaaa..akhirnya aku bisa kembali berselancar di dunia biru.

Aku scroll ke bawah ke atas postingan orang-orang di berandaku, sampai aku lupa tujuan utamaku. Hingga tiba-tiba mataku terhenti pada sebuah foto. Ya foto orang yang aku kenal. Siapa lagi kalau bukan foto mas Bayu, lelaki yang sudah dua tahun menjadi suamiku.

Mataku seketika membulat bersamaan dengan degup jantung yang bergemuruh.

"Fahira, sudah jam setengah lima, waktunya pulang," ujar mba Santi, seniorku. Aku segera melambaikan tanganku memberi kode agar dia duluan.

Mataku masih tertuju pada gambar mas Bayu yang sedang selfie dengan seorang wanita. Beraninya dia memposting fotonya.

Tapi tunggu. Ini bukan akun mas Bayu. Tapi akun orang lain dengan menandai mas Bayu. Ya, akun milik Nabila. Siapakah Nabila?

Aku dan mas Bayu sebenarnya tidak terlalu aktif di medsos. Dari beranda mas Bayu bisa kulihat dari postingan terakhirnya setahun yang lalu. Jadi mas Bayu tidak sadar kalau dirinya ditandai oleh seseorang bernama Nabila.

Segera ku klik akun bernama Nabila itu. Kini aku dapat melihat postingan Nabila yang di setting publik. Pikiranku tiba-tiba menerawang. Apa Nabila ini mantan mas Bayu? Karena di postingan sebelumnya tidak ada mas Bayu. Ini menandakan mungkin dia tidak posting atau dia tidak berinteraksi dengan mas Bayu dalam waktu yang berdekatan.

Aku menikah dengan mas Bayu karena di jodohkan. Tapi, sebelum menikah memang mas Bayu sudah memiliki pacar. Dan menurut pengakuannya, pacarnya lah yang berkianat. Dia menikah dengan orang lain. Ini pula yang membuat mas Bayu tidak mudah menerimaku.

Awal pernikahan kami memang terasa hambar. Mas Bayu hanya memperlakukanku sebatas formalitas saja. Tanpa ada rasa cinta sedikitpun. Bahkan, kami juga sepakat tidak memiliki anak dahulu sebelum kami saling jatuh cinta.

Tapi, rupanya apa yang banyak dikatakan orang sepertinya kenyataan. Bahwa cinta akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Dan kini, kamipun merasakannya. Bahkan, baru dua bulan terakhir aku dan mas Bayu akhirnya berkomitmen untuk segera punya anak. Apalagi, usiaku kini sudah hampir 25 tahun, dan mas Bayu 27 tahun. Artinya tidak ada alasan lagi untuk menunda.

Tapi, rupanya takdir berkata lain. Baru saja aku melihat kenyataan yang menyesakkan. Namun, aku tak boleh gegabah. Aku harus mengetahui fakta yang sesungguhnya. Apakah mas Bayu kembali ke wanita bernama Nabila itu? Atau itu hanya kebetulan saja.

Aku segera bergegas mematikan komputerku dan merapikan peralatan kerjaku. Beberapa menit lagi biasanya mas Bayu akan menelponku kalau dia sudah menjemputku di bawah.

--

Sampai rumah, aku masih bersikap seperti biasa seolah-olah aku tidak tahu apa-apa. Si*alnya, saat mas Bayu sedang mandi, aku melihat ponselnya bergetar. Sebuah notifikasi pesan masuk ke situ. Dan aku bisa dengan jelas membaca notifikasi itu.

[Bay, apa bisa kita ketemu sekarang? Penting]

Aku segera pura-pura tidak melihat ponsel milik mas Bayu ketika kulihat dia keluar dari kamar mandi. Aku memilih pura-pura sibuk dengan file yang ada di laptopku. Tapi ekor mataku tetap mengamati dia yang segera membuka ponselnya. Keningnya sedikit berkerut sambil melirik ke arahku.

"Kenapa, mas?" tanyaku pura-pura heran melihat ekspresinya.

"Sepertinya aku harus keluar. Ada urusan," ujarnya kemudian. Lalu dia membuka lemari dan mencari baju ganti. Tak lama, dia sudah rapi dan bersiap pergi.

Kuhembuskan nafasku dengan kasar. Setelah kudengar deru mobilnya keluar dari carport rumahku, aku memilih membuka sosmed milik wanita bernama Nabila. Sudah tidak ada foto yang siang tadi aku lihat. Aku mulai ragu. Jangan-jangan siang tadi aku salah lihat.

Tiba-tiba aku kepikiran untuk log in atas nama mas Bayu. Siapa tahu ada status yang hanya bisa dilihat oleh orang yang berteman dengannya.

Sejak mas Bayu mulai mempercayaiku, aku pun tahu apa saja pin dan password yang sering dia gunakan. Dia menggunakan kode yang hampir selalu sama dan tak terduga oleh orang lain. Tak butuh waktu lama, aku sudah bisa masuk ke akun mas Bayu.

Tak ada yang mencurigakan. Mas Bayu memang bukan tipe orang yang suka bermedsos. Hingga, tak sampai lima belas menit, ada notifikasi di akun mas Bayu. Mataku membulat. Ada postingan baru yang menandai akun mas Bayu. Segera kubuka notifikasi itu.

Wow! Tangan dua orang yang saling bertumpuk. Sudah bisa kupastikan salah satu tangan itu milik mas Bayu dari jam tangan yang dipakainya. Dan captionnya, cukup membuatku mual:

"Jika sudah jodoh, tak akan dapat terpisah"

--

Bersambung

Biarkan Aku Pergi / KETIKA DIRIMU MENDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang