Bab 11 (c)

10.3K 349 13
                                    

Saat jam pulang kerja aku bergegas pulang ke rumah. Sore ini Nabila dan keluarganya harus segera aku pindahkan. Aku tidak mau mengambil resiko jika sewaktu-waktu Fahira datang dan ada Nabila di rumah kami. 

Saat aku masuk rumah, aku hanya melihat rumah berantakan. Lantai terasa kasar karena belum tercium sapu dan kain pel. Apalagi di ruang makan, tampak kemasan makanan bekas delivery dibuang begitu saja berantakan di tempat sampah. Belum lagi wastafel yang masih penuh dengan gelas-gelas kotor. Pemandangan yang jarang kutemui jika ada Fahira. 

Segera kuminta Nabila dan papa-mamanya berkemas karena kita akan segera pindah. 

“Mas, kamu mau kemana?” tanya Nabila saat aku beranjak dari rumah ke duaku usai menge-drop mereka. 

“Aku mau cari Fahira. Jika dia belum ketemu, aku tak akan menginap di sini bersamamu,” kataku lugas. Tak lupa kutinggalkan ATM yang sudah kuisi jatah bulanan untuk Nabila. 

“Mas, tidak bisa begitu. Aku kan istrimu. Kamu juga harus tinggal di sini. Bukankah kamu janji bersikap adil?” ujar Nabila. 

Hah? Adil? Mengapa dia mengingatkan keadilan di saat aku bahkan sedang kehilangan istri tercintaku. 

Tak aku pedulikan lagi kata-kata Nabila. Saat ini pikiranku hanya satu. Mencari Fahira sampai ketemu. Aku tidak ingin kehilangan Fahira, sampai kapanpun. 

Drtttt

Ponselku bergetar. Segera kurogoh dari saku celana sebelum aku duduk di jok belakang kemudi mobilku. Pesan dari Faisal? Padahal hampir tak pernah kami berinteraksi dengan ponsel selama ini. 

[Jika sampai aku lebih dulu menemui Fahira, kupastikan dia tak akan kembali padamu] 

Mataku terkesiap. Apa maksudnya? Apakah Faisal mengenal Fahira? 

BERSAMBUNG…

Ke bab 12 a.

Bantu vote dan komentar ya...

Biarkan Aku Pergi / KETIKA DIRIMU MENDUAWhere stories live. Discover now