16: Rinyoung's Coming

327 52 13
                                    

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untukVote kalau perlu comment Sebagai dukungan kecil untuk author

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Jung Hyunri

"Ga-gadis? Aku tidak tahu."

Pria bernama Jeno yang berada di hadapanku mematikan handphonenya dan melihatku secara intens. Ia mengerutkan alisnya yang tegas sambil menopang kepala dengan sebelah tangan.

Aku berusaha bersikap senormal mungkin agar aku tidak ketahuan bahwa dapat melihat Goeun. Tangan Jeno perlahan-lahan menyentuh pipiku. "Aku rindu melihat wajahmu yang manis."

PRANNGG!!!

Kutatap wajah Jeno yang juga sama terkejutnya sepertiku, kami berdua langsung mengarahkan pandangan pada dapur yang berantakan karena semua benda yang ada di atas meja dapur jatuh ke lantai.

Apa? Siapa yang telah melakukan hal tersebut? Bahkan Haechan yang paling usil tidak akan melakukannya sampai seperti ini, dan lagi dia tidak sedang berada di sekitar sini.

Jeno mendesah kasar sambil berjalan menuju dapur. "Akan aku bereskan kekacauan ini."

"Tapi Jeno— ya sudah. Terima kasih sudah membantu."

Jeno mengangguk.

Aku melihat punggungnya yang di hiasi bahu lebar yang sedang memunguti pecahan gelas kaca. Saat Jeno merubah posisi, mataku menangkap sesuatu.

Iya itu hantu tanpa nama yang hilang tiba-tiba dan membuat Goeun maupun Haechan lupa ingatan tentang hantu tersebut.

Hantu itu sedang berjongkok dengan wajah senang melihat Jeno dari dekat. Dia terlihat cantik tanpa luka maupun noda darah di tambah lagi dengan senyumannya yang tulus terlontar untuk Jeno.

Kenapa aku merasa mengenali hantu itu. Batinku.

Goeun mengenggol lenganku. "Kau harus segera pergi bukan." Katanya mengingatkanku.

Aku bergegas menuju kamar untuk mengganti pakaian, dan ya aku tidak perlu mandi. Hahaha.

Setelah beberapa menit berganti pakaian di kamar, aku langsung keluar kamar untuk menghampiri rak berisikan make up sederhana. Berdandan sedikit tidak apa-apa bukan.

Saat Jeno masuk kembali ke dalam apartemen, di situlah aku telah selesai memakai make up. Jeno mendekat, "Kamu mau kemana?" tanya Jeno bingung. Dia tersenyum kecil sambil mengusap ujung bibirku dengan ibu jari miliknya. "Lipstiknya berantakan, jadi aku hapus sedikit." tambahnya.

"Ah maaf," aku menunduk malu.

Jeno tersenyum dan mengangguk, kemudian menawari tumpangan. "Mau aku antar?"

[21+] Screams of Blood X Na Jaeminजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें