Haechan menarik pergelangan tanganku, membawaku lari menuju loker. Jejeran loker sudah berada di depanku. Hening, membuat suara ketukan sepatuku bergema di lorong ini.
Saat sudah berada di depan pintu lokerku, betapa terkejutnya aku menemukan kertas note biru dengan sidik jari berdarah yang sudah kering berubah menjadi coklat.
Terima kasih untukmu, Hyunri Karena sudah menjadi teman sekaligus orang yang sudah kuanggap sebagai adik.
Katakan bahwa anggrek kelabu yang telah membawa jiwaku ke surga. °Haechan°
"Haechan?"
Aku langsung menoleh ke ujung koridor tempat terakhir Haechan membawaku kemari. Merinding sekaligus sedih. Saat ini perasaanku campur aduk.
"Haechan, kamu bersembunyi di mana?" tanyaku sambil berjalan pelan menjauh dari jejeran loker.
Aku menoleh ke lorong yang lain untuk menemukan Haechan, tapi di sini sangat sepi. Kurasa hanya ada aku di sini. "Jangan main-main ya, ini sudah sore," ancamku.
Pluk!
Tubuhku gemetar saat daun telinga ini mendengar suara benda jatuh. Segera aku membalikan tubuh.
Perutku langsung mual melihat potongan ibu jari yang berlumuran darah jatuh tepat di depan lokerku. Darahnya masih merah dan sangat segar.
"Ah ketemu juga. Terima kasih, Hyunri," Haechan tiba-tiba datang mengambil ibu jari tersebut sambil tersenyum lalu pergi bersamaan dengan angin.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.