09: ⚠Girlfriend Jeno⚠

1.9K 81 6
                                    

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untukVote kalau perlu commentSebagai dukungan kecil untuk author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hyunri

"Hyuuunnn..."

Aku mendengar suara lembut menggoda namun membuatku merinding di tengah-tengah fokus ku menonton film. Aku tidak menghiraukan suara itu, karena sepertinya aku mulai terbiasa dengan bisikan atau gangguan lain.

"Haechan menyingkirlah!" bentak ku karena Haechan tiba-tiba muncul menghalangi pandanganku. Dia melayang mendekatiku dengan wajah yang aneh, ekspresi yang tidak jelas.

"Laki-laki, tudung hoodie, berulah lagi," cetus Haechan tidak jelas.

Aku memiringkan kepala heran, "maksudmu?"

"Menyusun rencana," cetusnya sekali lagi.

Sungguh aku tidak mengerti apa yang Haechan katakan. "Apa artinya?"

"Arrghh aku tidak ingat! Kenapa sejak mati aku jadi cepat lupa," gerutu Haechan sambil menghilang dan muncul lagi.

Aku berdecak kesal, iya kesal karena Haechan telah membuatku penasaran. Dasar hantu pikunan, menyebalkan sekali.

"Hei Haechan, kamu termasuk hantu yang punya energi sangat kuat bukan?" tanyaku tiba-tiba dan di angguki Haechan.

Kemudian pikiran cemerlang terlintas di pikiranku, kebetulan aku sangat malas untuk beranjak dari bangku. "Bisa kamu ambilkan aku keripik kentang di lemari dapur?" tanyaku memohon pada Haechan.

"Tapi—"

"Aku mohon," rayuku dengan memasang wajah memelas. Pada akhirnya Haechan pasrah dan pergi ke dapur untuk mengambil keripik kentang.

"Ini."
Haechan melempari dua keripik kentang dalam kemasan tepat pada wajahku. "Kamu harus berterima kasih padaku," ujarnya sombong.

Aku mendesis pelan sambil menatap Haechan sinis. "Sikapmu semakin tidak sopan semenjak menjadi hantu," sindirku keras.

Dia malah meledekku dengan mengoceh tidak jelas tanpa suara dan membentuk ekspresi muka meme. Rasanya aku ingin marah di depan wajahnya, membentak, memukul dan menjambak rambutnya seperti yang aku lakukan pada saat dia hidup.

Omong-omong kenapa aku tidak kepikiran untuk menanyakan siapa yang telah membunuh dia?

"Chan, kamu masih ingat siapa yang membunuhmu?" tanyaku. Haechan mengerutkan dahinya bingung. "Aku lupa, kalau aku tahu pasti sudah ku ceritakan. Tetapi aku bisa merasakan peringatan sesekali mengenai orang itu," jelas Haechan.

"Lalu?" tanyaku berharap Haechan akan menjelaskan semuanya yang ada di pikirannya, tetapi dia malah menanya balik padaku. "Apa?"

Aku mendesah kasar, "lupakan saja."

[21+] Screams of Blood X Na JaeminWhere stories live. Discover now