11: Friend

566 79 2
                                    

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author.

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untukVote kalau perlu commentSebagai dukungan kecil untuk author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hyunri

Haechan menatap secara intens arwah wanita di depanku yang tidak di ketahui identitasnya. Matanya menyipit dengan kepala yang maju kedepan. "Aku tidak kenal," kata Haechan di sertai desahan kasar.

"Aku lupa siapa diriku," ujar arwah wanita.

Kalaupun wajahnya tidak hancur, aku pasti bisa mengenalinya. Mungkin. "Lalu kenapa datang padaku?" Dia tiba-tiba menghilang sebelum menjawab pertanyaanku.

Aku langsung pergi kekamar mandi untuk memuntahkan isi lambungku, sungguh perutku sangat mual. Melihat wajah dan dadanya yang hancur beserta bau amis darah.

"Hyunri tidak apa-apa?" tanya Haechan. Satu tangannya merangkul sambil mengusap rambutku. Aku langsung menepis tangan Haechan. "Modus," ketusku pada Haechan.

Dia hanya mengangkat bahunya malas sambil berlalu keluar dari kamar mandi.

"Haechan, apa kamu tidak berkeliaran selain unitku?"

Haechan menggelengkan kepalanya, "aku tidak bisa menembus sembarangan, itu bisa memakan banyak energi. Kalau begitu aku bisa menghilang dengan sendirinya."

"Tetapi kenapa arwah kamu tidak tenang?"

"Mungkin aku masih punya urusan di dunia ini yang belum aku tuntaskan, tapi aku lupa apa itu."

"Dasar hantu pikunan," cetusku sambil menghela napas panjang. Aku sudah lelah berurusan dengan makhluk astral, cukup sudah aku memiliki Haechan saja. Kalaupun aku harus berteman dengan wanita tadi, dia harus berubah menjadi lebih layak di pandang.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Aku melihat Haechan ingin mengambilnya, tetapi tidak jadi setelah aku pelototi dia. "Padahal aku ingin membantu mengambilkan handphone untukmu."

Aku memutar bola mataku malas. "Kamu ingat, handphoneku retak karena ulahmu," balasku.

"Itu tidak sengaja, aku lupa."

"Terserah kamu."

Kemudian handphone berhenti berdering, berganti dengan pesan masuk yang berturut-turut.

Lee Jeno
Aku sangat khawatir, Rinyoung tidak ada kabar sama sekali semenjak putus denganku

Lee Jeno
Orang tuanya terus menghubungiku, aku tidak tahu harus bilang apa. Mereka juga tidak kalah khawatirnya. Apa kamu melihat dia?

"Jeno kenapa?"

"Akhh," teriakku terkejut karena Haechan tiba-tiba bertanya kepadaku. Sekali aku memukul dia, tanganku malah menembus badannya.

Haechan tertawa melihatku yang sedang kesal di buatnya. Aku membalikan badan supaya membelakangi Haechan, tetapi hantu menyebalkan ini malah menembusku. Dapat di rasakan seperti ada kumpulan asap yang melintas.

[21+] Screams of Blood X Na JaeminWhere stories live. Discover now