05: Good Boy

961 125 25
                                    

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untukVote kalau perlu commentSebagai dukungan kecil untuk author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hyunri

Aku melarikan diri dari apartemen ke tempat cafe yang tidak jauh dari kampusku. Mempunyai tetangga yang idiot dan misterius sangatlah menyusahkan.

Siapa namanya? Aku lupa, kalau tidak salah Jaemin. Pria yang pernah tidak sengaja bertemu denganku beberapa hari yang lalu.

Awal ketemu saja sudah tidak mengasikan, bagaimana dengan nantinya.

"Kakak Hyunri!" panggil laki-laki bertubuh jangkung mengenakan hoodie kuning oversize dan topi baseball kulit warna hitam. Dia Jisung, si calon trainee, kalau dia di lolos babak akhir audisi.

Aku menyeruput cappuccino bebas gula. "Sendirian saja?" tanyaku pada Jisung.

Dia melepas topi baseball dan mengacak-acak poninya sambil bergumam. "Kenapa tidak mau mengembang," gumam Jisung.

"Aku bertanya padamu, tahu."

Jisung mengerutkan dahinya. "Bertanya apa?"

Kalau saja dia tidak tampan, pasti sudah aku ajak bergelut di dalam ring tinju. "Tidak jadi," jawabku kesal.

"Apa aku boleh mencicipi sedikit pudingnya?" tanya Jisung yang langsung mengambil alih sendok puding milikku. Segera aku memukul tangannya supaya ia menjatuhkan sendok itu. "Pesan sana, aku sudah lama menunggu ini tahu."

"Kakak kira aku masuk ke sini untuk apa?"

Aku mengangkat kepalaku yang semulanya sedang membelah dua puding. "Apa?"

"Untuk merecoki kakak lah," jawabnya sambil tertawa.

Sungguh aku sangat malu, malu sekali. Orang-orang yang ada di cafe langsung melihat ke arah mejaku.

Ku injak kaki Jisung dengan hak tajam sepatu heels. Dia meringis pelan. "Sakit kak, untung saja sepatuku tidak berlubang," gerutunya.

Aku meggeser piring puding mendekatkannya pada Jisung. "Sebelah untukmu," kataku sambil memakan puding lembut ini.

Jisung mengerutkan dahinya. "Berikan sendoknya."

"Tidak mau, nanti sendok ini terkontaminasi oleh liurmu."

"Memangnya aku anjing, kita aja pernah berciuman."

"Itu tidak di sengaja, jangan kamu ungkit-ungkit lagi."

"Ya ya ya baiklah. Kalau ada kak Haechan, pasti kepala aku sudah di pukul. Hahaha," ujar Jisung.

Aku jadi rindu Haechan. Saat-saat dimana kami bertiga selalu menghabiskan waktu di cafe ini.

Aku bangkit dari duduk, berniat untuk mengelilingi daerah ini dengan berjalan kaki. Lebih baik daripada aku kembali ke apartemen sekarang.

"Mau kemana, kak?"

[21+] Screams of Blood X Na JaeminWhere stories live. Discover now