02: Poltergeist

1.2K 147 69
                                    

Jung Hyunri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hyunri

"Ada apa Jeno?" tanyaku mendengar suara Jeno yang cekikikan. "Aku melihatmu," jawabnya.

Aku yang sedang duduk di balkon apartemen langsung menoleh ke gedung di depanku.

Disana sudah ada Jeno yang sama juga duduk dengan kaus oblong berwarna putih membuat otot-otot bisepnya terlihat.

"Pakai bajumu, kamu bisa masuk angin," kataku sambil mengalihkan pandangan.

Dari ponsel terdengar suara Jeno cekikikan lagi, kali ini suaranya tambah kencang.

Bodohnya dia malah melepas kaus oblong yang ia gunakan dan menyampirkannya di bahu kekar yang berotot.

"Jujur saja, apa yang kamu rasakan saat melihatku telanjang dada seperti ini? Bagaimana dengan fetishmu?" tanya Jeno meledek.

Aku langsung masuk ke dalam apartemen sambil membawa barang-barangku. Aku mengunci pintu kaca apartemen dan menarik korden untuk menutupi pintu kaca.

Sambil tersenyum-senyum, aku bersandar pada kasur. "Kamu tampan," jawabku seadanya yang membuatku malu dan berkeringat sekujur tubuh.

"Apa? Aku tidak mendengarmu," Jeno tertawa.

Aku berdecak sambil menghentak-hentakan kaki dan juga memukul-mukul kasur. "Dengarkan baik-baik! Lee Je-no, ka-mu tam-pan," kataku dengan suara yang menggoda.

Jeno tertawa kencang membuat telingaku sakit saat ponsel ini ku tempelkan ke daun telinga. "Apa kamu berusaha menggodaku? Hahaha, jujur saja aku tidak tertarik padamu."

"Jeno!"

"Aku hanya bercanda saja, hahaha. Matikan panggilannya, sudah malam kamu harus tidur."

"Kamu duluan saja, aku menunggu."

"Selamat malam, sa-yang-ku."

Tuut...

Setelah Jeno mematikan panggilan, aku langsung membanting tubuhku ke atas kasur. Menarik selimut sampai di atas perut, kemudian menutup wajahku dengan bantal lalu berteriak sekencang mungkin.

Setelah berteriak untuk menghilangkan rasa bawa perasaan ini, aku menatap kosong langit-langit kamar. "Lee Jeno... Kalau kamu terus-terusan seperti ini, sama saja kamu sedang berusaha selingkuh dari pacarmu," monologku.

Rasa kantuk telah menyerang. Aku meminum segelas air sebelum menarik selimut sampai atas dada. Ku pejamkan mata perlahan-lahan, siap menuju alam mimpi.

Clak.. clak...

Aku kembali terjaga saat mendengar suara tetesan air di kamar mandi.

Perasaan tadi aku sudah menutup kencang keran kamar mandi.

Aku buka pintu kamar mandi dan nampaklah kamar mandi yang gelap gulita tapi aku masih bisa lihat dengan jelas ke dalam kamar mandiku karena cahaya dari luar yang menyelusup. Ku lihat keran kamar mandi tidak meneteskan air, sama sekali tidak.

Ku sapu poni tipis kesamping, lalu menutup pintu kamar mandi. Aku masih melihat ke arah pintu, untuk berjaga-jaga.

Perasaanku sudah tidak enak saat melihat kunci yang tersangkut di pintu kamar mandi berputar mengunci. Bulu kudukku merinding begitu saja, lututku langsung lemas di tempat.

Perlahan-lahan aku menjauhi pintu kamar mandi, saat tumitku sudah menyentuh kasur, aku segera bersembunyi di balik selimut.

Beep...

Televisi menyala berganti-ganti channel, volumenya semakin kencang sampai gendang telingaku sakit.

"Aarrhh..." aku berteriak dan semuanya sudah berhenti.

Tubuhku masih gemetar, tapi aku paksakan untuk melihat ke sekitaku.

Deg.

Mataku terpaku pada sosok transparan yang berada di sudut ruangan bersebelahan dengan televisi.

"Ha-Haechan...?"

Haechan yang transparan itu tersenyum melambai ke arahku. "Tenang, aku tidak akan menakutimu."

Aku menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhku, meringkuk ketakutan di dalam selimut. Kemudian aku merasakan berat seseorang yang duduk di pinggir kasur.

"Anggrek kelabu," katanya sebelum menghilang.

"Anggrek kelabu," katanya sebelum menghilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[21+] Screams of Blood X Na JaeminWhere stories live. Discover now