06: Haechan'

852 93 3
                                    

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untukVote kalau perlu commentSebagai dukungan kecil untuk author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hyunri

"Kamu tahu apa yang aku lalukan habis itu?"

Aku berdeham menanggapi Jeno di ujung panggilan. "Terpaksa aku harus membius pasien tersebut, dibantu dengan yang lain. Sangat melelahkan."

"Kenapa kamu tidak istirahat?"

"Dua hari aku tidak mengobrol denganmu."

"Lalu?"

"Aku ingin bercerita banyak. Sang—"

Aku langsung memutuskan panggilan tanpa bilang ke Jeno terlebih dahulu. Sudah hampir dua jam kami bertelepon dan aku bosan.

Padahal Jeno sudah mempunyai pacar, tapi masih saja terus menghubungiku. Memang kami berteman baik, tapi ada rasa ganjal di hati. Bagaimana dengan pacarnya saat tahu laki-laki yang dia cinta berhubungan baik dengan perempuan yang sudah menolak cinta Jeno.

Dulu sewaktu masih sekolah menengah pertama, Jeno pernah mengajakku berpacaran. Tetapi aku menolak dia karena terlalu menyayangi Haechan. Yang aku dapatkan Haechan malah mencintai perempuan lain.

Dasar, persetan dengan cinta.

Dug...

Aku menoleh ke arah lemari dimana suara tadi berasal. Karena penasaran aku buka pintu lemari ini, tapi aku tidak mendapati apapun di dalamnya. Hanya ada pakaian yang tersusun rapi.

"Yang benar saja, pasti aku salah dengar."

"Tidak. Aku datang padamu karena rindu," sahut suara halus melintas begitu saja di telinga.

Jujur saat ini aku sedang tidak mau di ganggu. Aku sudah mendapatkan gangguan ini semenjak Jaemin datang dan bertetanggaan.

"Ya Tuhan, hantu mana yang mau mengganggu wanita jelek seperti diriku," monologku. Semoga saja hantu yang menggangguku dapat mendengar kalimat tadi.

"Aku."

"Tuan hantu, tolong menjauh lah. Aku ini wanita bodoh dan keringatku bau sapi."

"Ya, memang seperti itu. Aku tidak perlu jujur mengatakan keringatmu bau."

Aku mulai kesal dengan hantu ini, dia terus menyahutiku. "Memangnya kamu siapa hah? Kalau berani lawan aku! Merepotkan saja."

Aku hendak pergi ke kamar mandi karena harus buang air kecil. Sudah tidak tahan, aku menahan ini, rasanya seperti membuat kantung kemihku meledak.

Tetapi...









































"Halo Hyunri!"


















































"KYAAAAA...!!!"

"Hyunri bangun," udara dingin menyapaku baru saja bangun dari pingsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hyunri bangun," udara dingin menyapaku baru saja bangun dari pingsan.

Aku mengerjapkan mata melihat sekeliling kamar dan berhenti menoleh kesebelah ku. Aku hendak berteriak, tapi Haechan langsung menyuruhku untuk diam.

"Aku tidak akan menakuti mu ataupun menyakitimu, tenanglah."

Haechan mulai mendekatiku sambil membawa udara dingin membuat bulu-bulu tubuhku meremang. Aku hendak berteriak kencang saat dirinya tersenyum, untung saja aku ingat kalau ini masih pagi buta.

Apa? Berapa lama aku pingsan sampai pagi-pagi ini?

"Sekitar 6 jam kamu tertidur. Aku kira hanya pingsan," jawab Haechan sang hantu.

Ternyata dia bisa baca pikiranku.

Aku agak menjauh darinya, naik ke atas kasur dan menarik selimut.

"Bangunkan aku sebelum ajalku mendekat," kataku pasrah.

Jujur saja aku tidak ingin berurusan dengan orang yang sudah mati. Berurusan dengan manusia hidup saja sudah merepotkan sekali.

Terdengar suara tawaan Haechan, membuatku tambah merinding. "Ada-ada saja kamu. Baiklah aku akan membangunkanmu jam 6 pagi," Haechan jongkok di atas meja dengan santai. "Tapi aku ingin bercerita," tambah Haechan.

Kalau saja aku tidak penasaran dengan ceritanya, pasti aku sudah tidur meninggalkan hantu bodoh ini. "Mau cerita apa?" tanyaku penasaran sambil merubah posisiku menjadi duduk bersandar.

Haechan mendekat ke arahku. "Jangan mendekat!" bentakku karena aku tidak mau bersentuhan dengan makhluk ini. Bukan Haechan namanya kalau tidak jahil, dia malah tersenyum miring sambil menembus tubuhku.

"Bajingan!"

Dia malah tertawa. "Aku melihat pakai dalam mu loh," ujarnya sambil memasang wajah menggoda.

Sulit di percaya bahwa ternyata aku harus berurusan dengan hantu yang nakal, mesum, bodoh, jahil, pokoknya Haechan itu memiliki 1001 keburukan. "Kamu mau cerita apa, bodoh?" tanyaku mulai mengantuk.

"Iya juga, tadi aku bilang mau cerita. Tapi cerita apa, ya?"

"Kalau tidak ada yang perlu di ceritakan, tidak usah bilang padaku! Membuatku penasaran saja."

"Benar loh, padahal aku tadi ingat dengan jelas apa yang mau aku ceritakan. Entah, ingatanku jadi lemah," jelas Haechan ikut tiduran di sebelahku.

Aku kembali menarik selimut sebatas dada dan mulai memejamkan mata. "Aku akan tidur, awas kalau kamu mesum."

"Tidak tertarik untuk menyentuhmu."

Detik berikutnya sudah tidak ada lagi bayangan maupun wujud Haechan. Tapi semenjak pertama kali aku bertemu dengan hantu Haechan, aku jadi agak sensitif terhadap hal-hal mistis.

 Tapi semenjak pertama kali aku bertemu dengan hantu Haechan, aku jadi agak sensitif terhadap hal-hal mistis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[21+] Screams of Blood X Na JaeminWhere stories live. Discover now