Bab 2

294K 28.8K 3.2K
                                    

Selesai tes fisika, Auva memilih langsung pergi ke toilet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai tes fisika, Auva memilih langsung pergi ke toilet. Perutnya sudah tak bisa di ajak kompromi lagi, terasa sangat mulas.

Setelah selesai, ia merasa lega. Mencuci tangannya di wastafel menggunakan sabun cair. Mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap tangannya yang basah.

Auva berjalan keluar toilet. Merapikan baju nya yang sedikit berantakan. Hingga ia merasakan menabrak dada bidang seorang lelaki, membuat ia jatuh terduduk dilantai koridor.

"Awww," ringis Auva yang merasakan sakit karna benturan yang keras.

Auva mendongak, betapa terkejutnya dia. Melihat seorang lelaki berwajah tampan, memiliki rahang kokoh, dengan tatapan yang menusuk dalam.

Apa dia Damares?

Sama sekali tidak mengulurkan tangannya membantu Auva berdiri. Dengan mandiri, gadis itu berdiri sendiri.

"Lo nggak ada niatan gitu bantu gue berdiri! Dan ucapkan kata maaf setelah lo nabrak gue!" sungut Auva dengan wajah juteknya.

Lelaki di hadapannya ini tetap diam dengan tatapan dingin. Auva sampai menggeram kesal.

"Bisu lo!"

"Nggak!" ketus Damares cepat saat dikatakan bisu.

Kita disini mau lulus dengan tenang! Jika udah berada di genggaman Damares, jangan harap bisa lepas dengan mudah! Dia itu ibarat dewa kematian.

Auva melupakan penuturan yang Jenisha bilang padanya. Terlihat sekali jika lelaki ini badboy, pakaian yang tak rapi.

Memilih pergi, namun tangannya dicekal laki laki itu dengan kasar membuat Auva meringis tertahan.

"Minta maaf!" tegas Damares.

"Gue minta maaf ke lo?! Nggak akan!" Auva terus saja memberontak, namun malah membuat tangannya semakin sakit.

"Minta maaf!" Damares mendorong tubuh Auva hingga bagian belakang gadis itu terbentur dengan dinding cukup keras.

Ia mengunci tubuh gadis itu dengan kedua tangannya yang berada disamping kepala gadis itu.

Meneguk salivanya susah payah, dirinya dalam bahaya sekarang. Tapi ia tetap tak sudi meminta maaf, bukan Auva namanya jika tidak berani melawan. Biarpun takut.

"Minta maaf!" kata itu terus yang Damares ulang hingga Auva merasa bosan.

"Gue nggak mau dan nggak akan pernah minta maaf sama lo!" bentak Auva dan mendorong tubuh Damares.

Dengan cepat lelaki itu memelintir tangan Auva ke belakang, tubuh mereka bertemu. Damares sedikit menundukkan kepalanya dan berbisik tepat di telinga gadis itu.

"Lo nggak akan pernah lepas dari gue!" perkataan itu terlontar begitu saja di mulut Damares.

Tubuh Auva merinding hebat, ketika lelaki itu berbisik. Sekali sentakan, tangan Auva terlepas. Lelaki itu pergi ke belakang sekolah. Auva hanya menatap punggung tegap Damares.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Where stories live. Discover now