Bab 42

181K 20.5K 6.3K
                                    

Mading penuh, papan pengumuman juga penuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mading penuh, papan pengumuman juga penuh. Banyak siswa-siswi penasaran dengan isi mading itu.

Auva baru datang bersama Damares. Teman Auva pun menghampiri dirinya. Penuh pertanyaan.

"Ada apa?" tanya Auva.

"Lihat yuk, Va." Yuni menarik tangan Auva menuju mading.

Sedangkan pelaku tersenyum puas melihat kerja kerasnya pagi-pagi.

Sontak saja mata Auva membulat melihat isi mading. Satu tahun yang lalu ia benar-benar dibuat malu oleh Zela dan gadis itu sudah pergi dari sekolah.

"Berita satu tahun yang lalu!"

"Nih orang nggak ada kerjaan apa!"

"PERHATIAN PERHATIAN!!" berteriak seraya memegang toa kecil.

Perhatian mereka teralih. Damares mengerut dan ikut berkumpul dilapangan juga. Indri tersenyum puas melihatnya.

"Bisa kalian lihat di mading! Kalo Auva yang kalian bangga-banggakan sudah punya anak!"

Murid lain berbisik bisik. Auva mengepalkan tangannya. Apalagi sih yang mau mak lampir ini permalukan.

"Damares! Kekasih lo itu udah hamil dan punya anak dari hubungan terlarang!"

Damares menatap Auva. Maju kedepan menuju ke Indri. Indri merasa ia akan menang kali ini.

"Tampang polos aslinya menjijikkan!"

"Drama kampret apa sih ini." batin Gempano.

"Lo ngga perlu marah sama Auva, Dam. Gue tau lo pasti kecewa sama Auva---"

"TARIK SEMUA POTO AUVA DAN ANAK GUE!!" bentak Damares menatap Indri tajam.

Deg, gadis itu langsung menatap Damares tak percaya. Nevano, Bayu, Gempano pun segera melepas semua kekacauan yang dibuat oleh Indri.

Guru-guru keluar melihat drama kampret kata Gempano.

"Drama lama sih, Zela dulu," kata Bu Yatmini.

"Yasudahlah, anak-anak juga bisa tangani ini. Tinggal nunggu Indri ke BK aja," celetuk Bu Wisna diangguki yang lain.

Tak mau membuang waktu. Guru-guru kembali masuk kedalam ruangan. Beberapa siswa juga ikut membantu membersihkan kekacauan yang dibuat Indri. Takut jadi bahan amukan Damares.

"Maksud kamu?"

Tak ada tatapan teduh lagi yang Indri lihat. Tapi tatapan sebagai musuh kental dengan wajah bringas lelaki itu. Jika Indri cowok maka Damares tak akan biarkan orang di depannya hidup.

"Ngapain lo permaluin diri sendiri? Urusan lo dan gue bakalan selesai secepatnya, Ndri! Anak Auva itu anak gue!"

"Maksud kamu apa sih! Kamu belain wanita ngga perawan itu yang mahkota nya udah---"

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Where stories live. Discover now