Bab 15

233K 25K 3.7K
                                    

Hari minggu biasanya Auva akan membereskan rumah dan pekerjaan yang tertunda karena sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari minggu biasanya Auva akan membereskan rumah dan pekerjaan yang tertunda karena sekolah.

Terbukti saat ini ia sedang memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci. Dari tadi pekerjaannya belum selesai lagi.

Mengganti sprei kamar, menyapu, ngepel dan ia akan belanja kepasar juga untuk membeli bahan makanan yang sudah habis. Dipasar swalayan.

Pagi-pagi Nenek Ani harus sudah ke kampus, karena ia dulu dosen begitupun sekarang. Ia kembali menjadi dosen di universitas ternama.

"Mama nggak ke pasar?" tanya Ranayya yang sedang menuruni anak tangga bersama Damares.

Auva menoleh sekilas dan mengeluarkan cuciannya, memasukkan kedalam keranjang baju.

"Bentar, Mama ganti baju dulu." cucian Auva selesai tinggal dijemur saja di belakang rumah.

"Gue keluarin motor," ucap Damares pada Auva.

Auva hanya mengangguk kecil. Raka sudah pergi kerja sangat awal karena ada meeting sama klien dari Perancis.

Mengeluarkan motor vespa matic milik Auva. Motor itu khusus untuk ke pasar dekat kompleknya, tak begitu jauh cuman kalo jalan kaki sangat terasa.

"Nenek udah ke kampus hari minggu begini," kata Ranayya yang memperhatikan rumah Nenek Ani kosong.

"Ke kampus? Ngapain?" Damares tak begitu tahu.

"Biasanya ada Kakak-Kakak yang mau ketemu Nenek. Rayya, biasa ikut Nenek. Nenek katanya mau ngajar jadi dosen lagi. Rayya, nggak sepi lagi nanti pulang sekolah langsung ke kampus besar itu. Cantik banget, Pa. Nanti Rayya mau sekolah disitu."

Ponsel Damares berbunyi menandakan pesan masuk. Ia merogohnya disaku celana dan membuka isi pesan.

Ayah
Masih hidup anak Ayah?

Enggak!

Oh yang balas arwahnya nih? Dimakamkan dimana? Bisa dong berkunjung sambil bawa bunga bangkai

Kenapa?

Kamu nggak pulang? Tidur di basecamp apa dirumah teman

Hari ini Damares pulang, red carpet aja jangan lupa

Iya ntar pinggirnya dikasi bara api dari neraka jahanam!

🖕

Damares tertawa kecil. Ia dan Ayahnya bukan seperti orangtua dan anak pada umumnya. Lebih tepatnya seperti teman, terkadang Ayahnya selalu curhat bagaimana Bunda nya dulu. Semua tentang Bunda dan dirinya saja yang Ayahnya pikirkan. Bahkan Damares sudah bilang untuk menikah lagi agar tak kesepian, tapi Ayahnya tak mau, bagaimana pun cinta pertama dan terakhir Ayahnya hanya untuk Bundanya saja.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Where stories live. Discover now