4. Dia dan Caranya

6.6K 1.4K 1.5K
                                    

Bagian Empat

Sebagian orang rela bertahan sendiri melawan sepi, Demi melindungi hatinya yang patah berkali-kali—Tania

Bukannya tidak lelah menunggu, terkadang ada masanya aku ingin menyerah. Tapi ternyata, melepaskanmu jauh lebih menyakitkan dibandingkan bertahan tanpa balik dicintai—Erick

-Taksa Rasa-

Ponsel itu sudah bergetar hampir puluhan kali, sederet chat yang memenuhi notifikasi layar juga terus muncul setiap menitnya, sedangkan si pemilik ponsel sama sekali tidak tergerak untuk menyentuhnya. Dia malah terlihat fokus untuk membaca script visit store hari ini.

Sebagai seorang selebgram yang punya pengikut ratusan ribu di Instagram, Tania memang memanfaatkan itu sebaik mungkin. Dimulai dari endorse, paid promote, brand ambassador, sampai yang juga sering dia lakukan tiap minggunya adalah visit store brand-brand. Sistemnya dia akan mengunjungi toko yang sudah melakukan perjanjian dengannya, di sana dia akan bertindak mempromosikan secara langsung barang-barang yang dijual oleh toko tersebut. Untuk bandrol harga, visit store jelas lebih mahal. Apalagi karena selama visit store, Tania akan memposting sebanyak sepuluh instastories, serta memposting foto di feed.

"Tan, itu ponsel loh dari tadi getar-getar mulu. Udah kayak pensil inul aja," celetuk lelaki dengan pakaian leopard yang selalu setia menemani setiap pekerjaan Tania. Namanya Siswono, lelaki asal Jombang yang kemudian merantau ke Jakarta dan sudah setahun ini bekerja sebagai manager Tania. Namanya sih memang cowok banget, tapi panggilannya ...

"Sissy!" Iya, Sissy ... lelaki yang agak gemulai dan penyuka segala jenis pakaian dengan corak leopard.

Tania menunjuk salah satu bagian di dalam toko yang menurut dia cocok untuk menjadi latarnya mengambil foto. "Itu nanti gue mau ambil angle foto di bagian sana aja."

"Siap, Bos," kekeh Sissy. Dia memainkan ponselnya, mengecek beberapa jadwal yang harus diselesaikan Tania hari ini. "Di rumah sudah ada lima belas paket Boss buat hari ini."

"Oke," kata Tania. Dia masih fokus menatap wajahnya yang terpantul di cermin, sedangkan seorang MUA telaten memberi riasan make up pada wajahnya. "Sis, pekerjaan hari ini dibayar kontan kan?" lanjut Tania.

"Iyey dong Bos,  mana terima gue yang gak kontan."

Tania mengangguk. "Nanti masukin aja ke rekening gue yang buat nabung ya."

"Siap!" Sissy kembali melirik ponsel Tania yang masih bergetar. "Bos angkat deh, itu mas ganteng Erick dari tadi nelepon bos mulu."

Tania menghela napas jengah, tidak menyahut ucapan Sissy.

"Lagi berantem Bos?"

"Berantem kenapa Bos?

"Yah Bos jangan berantem lah, kasian mas ganteng." Sissy terus mengoceh. Hubungannya dan Erick memang cukup dekat, Sissy jelas tahu bahwa lelaki yang saat ini terus menghubungi Tania memang menyukai Tania sejak lama. Sayang sekali, bosnya itu terlihat tidak tertarik.

"Sudah." Wanita yang bertindak sebagai MUA itu menghentikan gerakannya memoles wajah Tania. Dia mengacungkan jempol sebagai tanda bahwa semuanya terlihat sudah sempurna.

Tania membuka matanya yang sempat dia pejamkan, lantas menilik lebih dekat wajahnya dari cermin. Dia ikut mengangguk setelah merasa make up tersebut cocok dengan wajahnya. "Oke, makasih Mbak." Lalu dia berdiri, dengan heels cukup tinggi yang dia kenakan. Walaupun ini hanya visit store biasa, Tania tidak ingin merugikan pihak clien. Dia harus menampilkan sesuatu yang maksimal, agar pihak clien juga mendapatkan feedback yang tinggi dari promote tersebut.

Taksa RasaWhere stories live. Discover now