12. Sebuah Rahasia

7.8K 1.1K 570
                                    

BAGIAN DUA BELAS

Udah lama banget ya?

Ga apa, karena mulai sekarang setiap hari Selasa cerita Taksa Rasa akan update. Please banget di hari Minggu, ingatin aku buat ngetik ya.

Boleh kasih semangat ga biar cerita ini terus lanjut.

Yok banyakin komen dan like, sekalian kalau berkenan bantu untuk infoin ke yang lain kalau cerita Taksa Rasa akhirnya lanjut lagi.

__

"Kalau dia gak istimewa, gak akan kamu kecewa karena dia"-Raksa Mahendra

"Semoga akan ada suatu hari di mana kamu bisa melihat sesuatu dari sudut pandangku"-Revania Tania

___

Pandangan lelaki itu lurus menghadap ke layar di depannya, matanya tidak lepas dari sosok perempuan yang sedang diwawancarai beberapa media itu. Di sampingnya ada beberapa orang laki-laki yang tampak mengawal, salah satu di antaranya dapat lelaki itu kenali dengan mudah.

Napasnya terembus pendek. Dia cukup legah karena akhirnya perempuan itu sudah menemukan solusi dari masalahnya.

"Masih dia?" Di sela kegiatannya menonton dari salah satu bangku ruang tunggu sebuah rumah sakit itu, suara yang selalu familiar dia dengar setahun belakangan ini terdengar.

Tidak mendapat jawaban, si penanya tadi ikut duduk di bangku panjang dan ikut menatap layar televisi.

"Masih dia kan Rak?"

Raksa menoleh, netranya langsung mendapati sosok perempuan yang selalu suka memakai apapun bewarna hitam itu. Renata Sasmita.

"Kadang gue bingung sama lo, Rak," ujar Renata.

Sebelah alis Raksa terangkat, "Maksudnya?"

Renata terkekeh geli, seraya ikut menatap Raksa. "Lo paham maksud gue apa."

Raksa menggelengkan kepala. "Lo tah--"

"Kalau semua juga percuma," Dengan segara Renata menyambung ucapan Raksa, karena rasanya sudah ribuan kali kalimat yang sama akan Raksa ucapkan.

Raksa hanya mendengkus pendek, "Gimana check up-nya?"

"Yah kayak biasa, gak akan ada yang berubah kan," kekeh Renata. Dia memicingkan mata, "Bukannya jadwal check up lo gak hari ini ya?"

"Lagi bosen gue," balas Raksa.

"Tumben banget." Renata menggeleng geli. Sudah setahun mereka berteman dekat, pertemuan mereka juga di tempat yang sama. Tempat yang sekarang mereka datangi, rumah sakit.

Ah ngomong-ngomong mengenai pertemuan pertama.

Raksa baru saja menyelesaikan check up-nya di bulan ini. Tidak banyak yang berubah kecuali kontrol kondisinya beberapa minggu terakhir.

Tapak kakinya berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Entah pada langkah ke berapa dia melihat beberapa perawat sedang mendorong hospital bed dengan seseorang yang tampak baru saja mengalami kecelakaan hebat. Sekujur tubuhnya penuh luka, satu perawat lagi berusaha menyisir koridor agar memberi jalan.

Raksa salah satu yang menepi akibat itu. Rasa penasaran membuatnya menoleh pada pasien tersebut, seorang perempuan yang tubuhnya penuh luka seperti baru saja dipukuli, tidak hanya itu sekujur tubuhnya juga punya banyak bekas sayatan. Raksa sempat merinding melihat itu.

Taksa RasaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt