THIRTY

2.6K 236 0
                                    

Caithlin terbangun di kamar yang tak asing di kamar yang sangat dikenalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Caithlin terbangun di kamar yang tak asing di kamar yang sangat dikenalinya. Kamar yang di tempatinya sejak ia kecil. Kamar bernuansa feminim dengan pernak-pernik berwarna pink dan biru menghiasi kamarnya. Tak ada yanng berubah dari kamarnya, semuanya tetap pada tempatnya dan bersih mungkin selalu dibersihkan oleh mamanya.

Pintu yang terbuka membuyarkan lamunannya. Pintu itu menampakkan seorang wanita yang sudah berumur tetapi masih terlihat cantik. Caithlin baru pertama kali melihat wajah itu, namun wanita itu tersenyum dengan tulus ke arahnya.

"Kau sudah baikan?" tanya wanita tanpa melunturkan senyuman yang berada di wajah cantiknya.

"Ya, aku sudah tidak apa-apa. Kalau boleh tau anda siapa?" tanya Caithlin dengan ragu.

"Aku Lyra, teman ibu kandungmu dulu," jawab wanita itu dengan lugas.

"Bukankah kau seharusnya berada di istana untuk melatih kekuatan wizardku?"

"Seharusnya memang seperti itu, namun ada sebuah kekuatan yang menghalangiku untuk masuk kesana,"

"Kekuatan apa itu?"

"Black magic, itu adalah kekuatan wizard golongan hitam yang menghalangiku untuk masuk ke sana. Maka dari itu saat hari pengangkatanmu menjadi Luna Queen aku tidak bisa datang,"

"Apakah itu berhubungan dengan Macrcell?"

"Ya, itu berhubungan dengan King. Aku mencari tahu apa yang sedang terjadi di istana dan aku menemukanmu dengan Marcell tanpa di ikuti oleh wizard itu jadi aku bisa membawamu pergi dari sana. Aku juga melihat aura hitam disekitar tubuhnya tetapi aku tidak bisa memulihkannya di saat seperti ini,"

"Apakah Clara adalah seorang wizard?"

"Siapa Clara?"

"Dia adalah sepupu Marcell yang sekarang menjadi kekasihnya," ucap Caithlin dengan nada pasrahnya.

"Entahlah aku tidak dapat memastikan itu untuk saat ini,"

"Jadi perilaku Marcell yang berubah kepadaku itu karena pengaruh dari black magic?"

"Ya dia terkena black magic. Dia hanya dapat dikembalikan dengan ramuan dari wizard yag membuatnya seperti itu,"

"Kita saja tidak tahu siapa pelakunya dan kau tidak bisa masuk ke istana lalu bagaimana caranya mendapatkan ramuan itu?"

"Kau harus memepelajari kekuatan wizardmu,"

***

Selena menyusuri hutan tetapi tak menemukan aroma Caithlin ataupun jejaknya. Dia melihat sebuah sebuah rumah sederhana yang berdiri kokoh di tengah hutan berada di teritori packnya namun dia tak tahu apapun tentang rumah itu yang membuat Selena semakin penasaran siapa yang mempunyai rumah itu.

Dengan perlahan dan hati-hati dia masuk ke dalam rumah itu dan betapa terkejutnya ada banyak alat perang dan lengkap dengan ruangan seperti rumah pada umumnya. Dia melannjutkan langkahnya mengecek bagian kamar tidur. 

Terdapat seorang lelaki yang tengkurap dengan menunjukkan bahu telanjangnya. Karena terkejut Selena memecahkan sebuah vas dan membuat lelaki itu terbangun dari tidurnya.

"Kenapa kau ada disini?" tanya lelaki itu pada Selena dengan tatapan setajam pedang yang siap menebasnya.

"Maafkan saya King. Saya tidak tahu jika rumah ini adalah tempat persembunyian anda," ujar Selena takut dengan menundukkan pandangannya.

"Aku bertanya kenapa kau ada disni, Selena? Dan apa kau mau pergi berperang dengan pasukan sebanyak itu?"

"Ah saya hanya berpatroli apakah ada rogue yang ada di tetitori kami," ucap Selena dengan tenang agar sang raja tak dapat melihat kebohongannya dan jangan lupa dia sudah membatasi orang yanng dapat membaca pikirannya.

"Pergi dari sini sekarang juga!" 

"Baik King,"

Setelah kepergian Selena beserta wariornya dirinya abru menyadari kalau Caithlin tak ada di sampingnya. Dimana perempuan itu sekarang dan siapa yang berani mengambil Caithlin darinya. Dia tak ingat apapun tentang Caithlin yang hilang. Ingatan terkahirnya hanya dia kelelahan dan Caithlin tertidur disampingnya. Sial! Bagaimana jika dia tidak kembali. Entahlah Marcell tidak tahu kenapa di dalam lubuk hati terdalamnya terasa sakit saat menyakiti Caithlin dan sekarang terasa ada yang kurang dengan dirinya. Ingin rasanya dia memeluk Caithlin, namun tubuhnya berkata lain.

 Ingin rasanya dia memeluk Caithlin, namun tubuhnya berkata lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Great Queen [End]Where stories live. Discover now