FOURTY THREE

4.2K 252 2
                                    

Dimitri telah menyelesaikan tugasnya untuk mengurus jenazah istri Sean yang ada di hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dimitri telah menyelesaikan tugasnya untuk mengurus jenazah istri Sean yang ada di hutan. Ia menyerahkanna kepada Drake karena hannya Drake satu-satunya kerabat dekatnya. Sedangkan Sean tetap diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya tetapi tidak seberat hukuman Ravv. 

Ravv diberikan hukuman seperti itu karena dia berani menghianati packnya sendiri. Dan juga Sean tak berniat untuk melarikan diri sedangkan Ravv masih berusaha untuk melarikan diri. Mereka memang satu kelompok dan memiliki tujuan yang sama untuk menculik Caithlin dan menhacurkan Marcell melalui penculikan tersebut. Namun keputusan yang mereka ambil berbeda.

Sedangkan Caithlin tak tahu mengenai Ravv yang telah dihukum sendiri oleh Marcell karena Marcell tak mengizinkannya keluar kamar. Marcell merasa khawatir dengan kehamilan Caithlin, ia merasa takut jika Caithlin keluar kamar akan ada banyak bahaya yang mengintainya. Menurut Caithlin itu sangat berlebihan, bagaimana bisa ada bahaya jika dia dijaga oleh banyak warior.

"Biarkan aku keluar, aku merasa sangat bosan jika hanya ada di kamar ini," ucap Caithlin dengan wajah cemberutnya.

"Bagaimana kalau kau kenapa-napa hem?" tanya Marcell dengan memajukan wajahnya kepada Caithlin yang membuat Caithlin refleks memundurkan wajahnya ke belakang hingga terdengar bunyi benturan.

"Aww, sakit," ucap Caithlin dengan mengelus kepalanya yang terbentur tembok.

"Kenapa kau mendurkan wajahmu, begini kan jadinya," ujar Marcell dengan terkekeh diikuti dengan tangannya yang terulur mengacak-acak rambut Caithlin.

"Apakah kau tahu jika mengandung bayi seorang werewolf hanya membutuhkan waktu enam bulan?" tanya Marcell.

"Hah? Benarkah? Aku akan melahirkan lebih cepat daripada manusia biasa?" tanya Caithlin dengan terkejut.

"Tentu saja, aku tak pernah berbohong padamu, baby," jawab Marcell dengan mengecup kening Caithlin.

"Kenapa kau memanggilku baby? Tidak seperti biasanya," tanya Caithlin karena merasa heran dengan sikap Marcell saat ini yang lebih manja daripada biasanya.

"Kita telah melewati banyak masalah, jadi sekarang waktunya menghabiskan seluruh hidupku denganmu," ucap Marcell kemudian memeluk tubuh ramping Caithlin.

***

6 bulan kemudian.

Di masa-masa Caithlin hamil tua, sikap posesif Marcell semakin bertambah dan membuat Caithlin sangat kesal. Saat Caithlin akan pergi ke kamar mandi dia harus  menyuruh maid untuk memanggil Marcell untuk menemaninya terlebih dahulu. Untuk makan pun dia harus meminta Marcell untuk menyuapinya. 

Marcell memang sangat berlebihan jika menyangkut masalah kehamilan Caithlin. Dia juga menambha warior yang berjaga di sekitar kamar Caithlin. Selama enam bukan ini Caithlin juga sangat jarang keluar kamar, dia keluar kamar  hanya jika mendapat persetujuan dari Marcell.

Hari ini juga sama saja seperti hari lainnya. Berbaring di ranjang dan menonton beberapa film dan drama dengan didampingi dengan camilan yang telah tersedia di dalam lemari khususnya. Ya, Marcell membelikan lemari khusus itu sebagai fasilitas untuk Caithlin agar tidak keluar kamar.

Tiba-tiba saja perutnya terasa mulas dan sakit dala waktu bersamaan. Caithlin berusaha untuk memanggil maid agar masuk ke kamarnya, namun suaranya sudah tak mampu dengan lantang. Di sisi lain Marcell merasakan sakit di perutnya kemudian dia berlari cepat menuju ke kamarnya karena dia tahu itu adalah rasa yang menyalur dari matenya.

Marcell membuka pintu dan melihat Caithlin dengan wajah tersiksanya dengan tangan yang memegang perutnya. Tanpa aba-aba Marcell langsung mengendong tubuh Caithlin dengan bridal. Dengan menggendong tubuh Caithlin, dia berteriak kepada warior untuk segera menuju ke rumah sakit dan menyiapkan segala keperluan untuk persalinan.

"Sakit, Cell," kata Caithlin dengan lirih karena menahan rasa sakit.

"Tunggu sebentar lagi, Sweetheart," ucap Marcell menenangkan dengan mendekap tubuh Caithlin di dalam mobil.

Setelah sampai di rumah sakit, semua petugas telah siap dan langsung membawa Caithlin menuju ke ruang persalinan. Marcell juga ikut masuk ke dalam ruang persalinan. Caithlin mulai mengejan dan berteriak .

Marcell yang melihat itu tidak sanggup dan hanya memegang tangan Caithlin dengan kuat lalu menutup matanya. Dia hanya mendengarkan teriakan dan kata-kata dari bidan hingga teriakan Caithlin yang begitu lantang dan diikuti juga dengan tangisan bayi.

Dia baru berani membuka matanya saat terdengar suara tangisan bayi. Dia memang seorang alpha king tetapi dia akan lemah jika melihat matenya dalam keadaan seperti ini.

"Dia tampan, kenapa hanya mirip denganmu saja," ucap Caithlin kesal dengan kedua tanganya mengendong bayi itu dengan hati-hati.

"Karena dia laki-laki, tidak lucu kalau dia cantik spertimu," ujar Marcell terkekeh. Bisa-bisanya Caithlin membicarakan kemiripan disaat seperti ini.

"Apakah kau sudah punya nama untuknya?" tanya Caithlin.

"Alexander Karl Lucifer, itu namanya," jawab Marcell dengan tersenyum tulus kepada Caithlin dan bayinya.

END

Ini beneran udah tamat ya, tetapi jangan sedih karena masih ada epilog dan sequel.

Aku akan update epilog dan sequelnya di waktu yang sama kok.

Terima kasih sudah mengikuti cerita ini sampai akhir, gak nyangka juga udah selesai aja ceirta pertamaku ini.

See you:*



The Great Queen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang