Somewhere over the rainbow

397 24 12
                                    

Historia duduk dengan canggung didepan dua pria. Dia berkali-kali memperbaiki posisi duduknya yang sama sekali tidak nyaman. Dihadapan mereka juga tersaji tiga mangkuk sup hangat yang rasanya benar-benar diragukan.

"Jadi, dia Bertholdt Hoover. Panggil saja Bewry, dia manis,'kan?" Kata Reiner sambil menyendok sup ke mulutnya.

"Y-ya, begitulah." kata Historia, dia mengulurkan tangannya kepada Bertholdt yang sepertinya juga sangat tidak nyaman dengan kursinya. Wajah pria itu tampak sangat pucat dan lebam di beberapa tempat, tapi yang paling menarik perhatian adalah pelipis pria itu yang terbuka dan menampilkan dagingnya, "Historia Reiss, Asisten Pak Braun. Salam kenal."

"Ayolah, aku belum bapak-bapak." protes Reiner tanpa berhenti makan.

"Eum... Salam kenal." Bertholdt menjabat tangan Historia dengan gemetar, mencuri-curi pandang kepada Reiner takut-takut yang dilakukannya salah.

"Eh? Jarimu..." Historia merasa aneh dengan jari tengah Bertholdt yang hilang. Itu semakin terasa aneh saat Reiner juga menghentikan makannya dan Bertholdt menarik tangannya dengan panik. 

Historia tertawa pelan untuk mencairkan suasana,

"Ah, ya. Kurasa sup hangat adalah hal baik." Meraih sendok dan mengaduk sup miliknya, mencari waktu agar tidak usah memakan benda itu. Itu pucat, dan isinya serat-serat aneh kehijauan. "Jadi apa kalian pasangan? Aku dengar Pak Braun memiliki seks hebat, itu pasti kamu."

Reiner menjatuhkan sendoknya ke mangkuk, menimbulkan bunyi nyaring. "Ah, Bewry, tolong ambilkan aku sup lagi."

Bertholdt mengangguk, mengambil mangkuk kosong Reiner dan berjalan ke panci berisi sup. Historia sangat tertarik untuk mengetahui kenapa pria itu berjalan dengan pincang.

"Ya, kami pasangan." kata Reiner dengan tersenyum kepada Historia, menyangga dagunya dengan tangan untuk memandang wanita itu dengan intens. "Apa kamu cemburu?"

"Hah? Tidak, tentu saja tidak, Pak. Kalian serasi, terlihat imut dengan pakaian kembar begitu." Historia memaksakan senyum saat sup itu mengalir di tenggorokannya. Rasanya seperti minum air laut dengan kubis busuk.

Reiner membalas senyumnya dengan singkat, "Ya, aku tidak sengaja membeli yang sama. Omong-omong, tadi kau bilang tentang seks? Bagaimana denganmu, apa pernah?"

"Itu privasi." Historia sudah terbiasa dengan hal ini selama dua tahun bekerja dibawah Reiner.

"Jadi, apa kamu menyukai Bewry?" tanya Reiner saat Bertholdt datang dengan dengan mangkuk sup baru.

Bertholdt yang semula akan duduk jadi menghentikan gerakannya, memandang Historia dan menggeleng agar dia tidak mengatakan hal aneh tentang dirinya. Jika dia mengatakan itu, Reiner mungkin akan melakukan hal aneh setelahnya.

Historia yang bingung dengan asal menjawab, "Ya, kurasa. Dia tinggi, kulitnya pucat, dan kurus. Itu standar yang bagus."

"Jadi dia tidak melebihi standar begitu?" Reiner mengangguk paham dan menyendok sup.

"Eh... Bukan begitu. Maksudku, dia terlihat baik." kata Historia dengan gugup, entah kenapa sekarang atasannya itu sangat berbeda dari yang biasa dia temui. Kali ini suasananya agak mencekam, entah itu karena dia melihat kondisi Bertholdt atau karena hal lain.

"Begitu?" Reiner beralih kepada Bertholdt yang masih membeku di pinggir meja. "Kenapa kamu tidak duduk?"

"Reiner, aku---" Bertholdt menghentikan kalimatnya karena terkejut saat Reiner meraba dan meremas pantatnya. Bukan hanya dia, Historia juga tersedak.

"Kenapa? Apa pantatmu sakit? Tidak heran, tadi malam kamu berdarah." Reiner terkekeh sendiri dan memperkuat remasannya, membuat Bertholdt menegangkan tubuhnya. "Kamu tahu? Aku suka yang tadi malam, kita tidak berhenti bergerak sampai tidur sendiri."

The Season I Want to Die [End]Where stories live. Discover now