Epilog : Saat Bintang-bintang Sejajar

373 20 19
                                    

Hei, kamu bisa mendengarkan lagu-lagu di bawah untuk menambah feel. Special thanks to thanisarianthis07 and yt for the song

Hero - Cashcash ft. Christina Perri

Halu - Febi Putri




7 Tahun Kemudian

(Macau Metro)

"Pergi, menikah, milikilah beberapa anak dan berhenti membiarkan orang lain menusuk pantatmu. Hanya.... Jangan menungguku."

"Apa itu cukup?"

"Kenapa.... Kenapa kamu tidak memohon kepadaku untuk berhenti?! Menangislah seperti kamu akan mati!"

"AAAAAAAA! REINER! JANGAN! HENTIKAN ITU! AKU MOHON!"

"REINERRRR!"

"AKU MEMOHON PADAMU! AKU MEMOHON! HENTIKAN ITU! SAKIT! SANGAT SAKIT! REINER! REINER!"

"Aku... Menyukaimu... Sangat... Mencintaimu. Jangan tinggalkan aku, Reiner."

"Bertholdt!" Reiner tersentak, bangun dari tidurnya dengan tangan terjulur ke atas seolah hendak menggapai sesuatu.

"Reiner-san, Tuan Xiu Chin sudah datang. Apa ingin saya bantu untuk berpakaian?" kata Connie yang kepalanya melongok dari sela pintu. "Anda tidak menutup jendela? Anda tidak suka sinar matahari."

Reiner mengatur napasnya, menggeleng kepada Connie agar pria itu cepat-cepat pergi dari sana. Dia memastikan Connie sudah pergi sebelum akhirnya duduk di pinggir ranjang. Tangannya yang besar menakup wajahnya yang nampak ketakutan.

Takut?

Ya. Sejak saat itu ketakutan yang tadinya sangat terasingkam dari hidupnya menjadi hinggap dan pergi dengan mudah. Dia mengusap wajahnya sesekali untuk menghilangkan bayangan-bayangan dari mimpi buruknya. Menoleh kepada jendela yang terbuka, dia mengingat masa-masa dimana dia mengomeli seorang pria yang membuka tirai saat dia tidur. Tapi sekarang, tirai tersingkap, berkibar saat angin leluasa masuk melalui jendela yang terbuka lebar. Cahaya masuk begitu banyak.

Seorang pria duduk dengan gelisah di kursinya, dadanya naik turun tidak karuan saat keringat dingin mulai menuruni pelipisnya. Bukan hanya dia, seorang pria didepannya juga begitu. Mereka berdua terlihat dari kalangan yang tidak bisa dianggap remeh dilihat dari cara berpakaiannya, juga beberapa bodyguard di belakang.

Tidak ada chip kasino menggunung di sisi kedua belah pihak, hanya ada sebuah plakat emas, menunjukan taruhan untuk judi kali itu sangatlah fantasis. Belum lagi angka yang tertera diatas nya menunjukan angka enam ratus ribu MOP*

*MOP, Yang Makau Pataca adalah mata uang dalam Makau. 600.000 patacha = 1.067.273.459,03 rupiah

Orang pertama adalah pria berambut hitam dengan kulit keemasan dan mata sipit yang menjadi ciri khas orang asia. Pria ini mengintip tiga lembai kartu di ditangannya. Tiga hati, tiga sekop, dan tiga wajik.

Three of kind...

Ini seharusnya menguntungkan baginya apalagi jika nilainya lebih besar. Hal yang harus kalian perhatikan, jika salah satu lawan juga memiliki kartu three of kind juga dengan Kicker yang lebih tinggi atau bahkan Fullhouse. Dan dia tak tahu kartu apa yang dimiliki pria didepannya.

The Season I Want to Die [End]Where stories live. Discover now