_16_

99 15 5
                                    

Drrttt..drrttt...

Ponsel Clara pun berdering dan menampilkan ada telfon dari ayahnya.

"Halo ayah apa kabar, kapan ayah pulang?"

(Maaf apa ini dengan keluarga bapak Rey)

"Iya saya anaknya, maaf ini siapa?"

(Maaf dek tadi ayah kamu kecelakaan dan sekarang sudah dilarikan ke RS.)

"A ayah kecelakaan?"

(Iya dek tadi ada truk besar yang hilang kendali kemudian menabrak mobil yang ditumpangi pak Rey.)

"Pak bisa share lokasi RS yang merawat ayah saya?"

(Ayah adek dilarikan ke RS Sahabat.)

"Baik trima kasih infonya pak."

Clara pun menutup telfon tersebut dan memesan taksi online.

Setelah taksi online sampai Clara dan Mey pun menuju RS Sahabat dimana Rey di rawat.

Sampainya di RS Sahabat Clara dan Mey tak lupa membayar ongkos dan langsung masuk ke dalam RS.

"Sus maaf apa barusan ada korban kecelakaan laki laki yang dilarikan ke RS ini." Tanya Clara pada suster yang kebetulan lewat.

"Oh iya memang ada korban kecelakaan dengan jenis kelamin laki laki atas nama Rey."

"Sekarang korban ada ruang mana sus?" Tanya Mey antusias.

"Beliau ada di ruang jenazah, kebetulan tadi saya yang menangani beliau saat pertama datang."

Deg.

Mendengar ruang jenazah hati Clara dan Mey syok, sampai Mey pun pingsan karena terlalu syok.

"Eh bun bunda, suster tolong bunda saya."

Suster pun membantu Clara membawa Mey ke ruang rawat.

"Jadi sus ayah saya sudah meninggal?" Tanya Clara dengan hati hati.

"Ayah? Apakah adek ini keluarganya Pak Rey?" Tanya suster kepada Clara.

"Iya sus saya anaknya."

"Iya dek, maaf sebelumnya dokter sudah berusaha menyelamatkan tapi tuhan berkehendak lain."

"Boleh saya minta tolong antar saya ke jenazah ayah saya."

"Boleh mari saya antar."

Clara pun mengikuti suster tersebut menuju ruang jenazah.

Hingga sampai di ambang pintu ruang jenazah Clara berhenti sejenak dan melihat ada papan bertuliskan 'Ruang Mayat'.

Clara pun menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Apa benar ini jenazah ayahnya dek?" Tanya suster tersebut sambil membuka kain putih yang menutupi tubuh jenazah tersebut.

Clara pun menatap wajah ayahnya yang bersimbah darah dan dia perlahan nulai meneteskan air matanya.

"Ayahh, kenapa ayah ninggalin Clara sama bunda." Ucap Clara sambil menggoyang goyangkan tubuh Rey.

"Dek apa sudah selesai kalau begitu saya mau keluar dulu mengurus pasien yang lain."

"Iya sus terima kasih."

Clara menatap wajah ayahnya lekat sambil menitihkan air matanya.

"Ayah, ayah pasti baik baik aja yah ayok bangun."

Clara terus berusaha membangunkan ayahnya tapi hasilnya nihil ayahnya tetap tidak bisa kembali.

Clara pun menutup kembali wajah ayahnya dengan kain putih dan pergi keluar dari ruangan tersebut dengan langkah lemas dan tangis sesenggukan.

"Bunda, bunda gimana ya, apa udah sadar." Ucap Clara dalam hati lalu menuju ruangan dimana Mey dirawat.

"Bunda, bunda udah sadar." Tanya Clara yang sudah berada di ambang pintu.

Clara berlari ke arah Mey dan memeluknya.

"Bunda yang sabar ya."

Mereka pun menangis deras karena masih tidak percaya kalau Rey akan meninggalkan mereka selamanya.

"Kamu dari mana sayang." Tanya Mey lemah.

"Habis ngecek jenazah ayah bun." Jawab Clara.

"Kalau begitu kita segera urus masalah jenazah ayah kamu agar bisa cepat dimakamkan."

"Iya bun."

Clara dan Mey pun menuju resepsionis RS dan mengurus jenazah Rey.

***

Author nangis nulis part ini:(
Yang masih punya ayah, sayangi mereka selama masih ada ya:)

Yok happy reading jan lupa vote + komen.

__batas_halal__

Sweet Boyfriend [END]Where stories live. Discover now