_26_

92 11 4
                                    

Saat ini rumah Clara sedang kedatangan tamu.

"Bagaimana dengan perjodohan ini, apakah nak Clara setuju." Ucap laki laki paru baya yang duduk di sebrang.

"Clara menyetujuinya pak." Ucap Mey.

Clara hanya menunduk tidak menatap laki laki tersebut, toh dia juga tidak mengenal laki laki tersebut.

"Kenapa bapak datang sendiri, kemana istri dan anaknya?" Tanya Mey.

"Istri saya sedang tidak enak badan jadi saya melarangnya untuk ikut, dan anak saya sedang melanjutkan studynya di luar negeri." Ucap laki laki tersebut.

Setelah acara perjodohan selesai Clara menuju kamarnya, dia merebahkan tubuhnya.

"Kenapa harus dijodoh jodohin gini, mana gua gatau lagi siapa yang mau dijodohin ama gua. Satria apa kabar yak?" Guman Clara dalam hati.

Sejak keberangkatan Satria ke Prancis dia mengganti nomer telfonnya itu pun perintah dari papanya.

Karena tak ingin larut dalam masalah perjodohan Clara pun menelfon Arin.

"Rin gua lagi bete nih."

(...)

"Kalo lu kagak keberatan boleh juga lu nginep disini."

(...)

"Oke ati ati."

Clara mengahiri telfonnya dan pergi menuju ruang tengah untuk menunggu kedatangan Arin.

Tak lama terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah Clara.

Clara pun mengintip di balik jendela, dan benar Arin sudah datang.

Clara membuka pintu dan menyuruh Arin memasukkan motornya kedalam garasi.

"Ke kamar aja yuk rin." Ucap Clara.

Arin hanya menggangguk dan mengikuti Clara.

Setelah sampai di kamar Clara, Arin merebahkan tubuhnya diatas kasur milik Clara.

"Kenapa lu Ra, ada masalah ya." Tanya Arin yang sekarang berganti posisi tengkurap dengan wajah menghadap Clara yang duduk di kursi dekat meja belajarnya.

"Gua bingung Rin." Ucap Clara lalu menunduk.

"Bingung kenapa sini cerita." Ucap Arin yang sekarang sudah duduk diatas kasur.

Clara pun berjalan menuju kasurnya dan ikut duduk berhadapan dengan Arin.

"Gua putus sama Satria." Ucap Clara sambil menggigit bibir bawahnya.

"Whatt the f*ck, serius lo." Ucap Arin dengan wajah terkejutnya.

"Iya serius, Satria mutusin gua karena dia dijodohin dan dia juga harus lanjut studynya ke Prancis." Ucap Clara.

"Terus terus lu diem aja." Ucap Arin.

"Gua gak bisa apa apa, lagian gua juga dijodohin sama anak temen almarhum ayah, dan gua ga bisa nolak apa pesan ayah gua." Ucap Clara yang kemudian menghembuskan nafas panjang.

"Lah ini mah judulnya sama sama dijodohin." Ucap Arin.

"Terus menurut lu gimana." Tanya Clara.

"Gua juga ikut bingung Ra, kenapa rumit gini. Tapi kalo gua jadi lu sih ngikut apa kata ati aja." Ucap Arin sambil memegang tangan Clara untuk menguatkan dia.

"Apa gua bisa move on dari Satria dan membuka hati buat cowok lain."

"Yakin aja, apapun keputusan lo gua pasti dukung."

***

Skip cerita.

4 tahun kemudian acara pernikahan digelar, iya menunggu 4 tahun karena calon suami Clara ini sedang kuliah diluar negeri.

Clara memakai kebaya biru dengan riasan yang tidak terlalu tebal namun tetap cantik dengan rambut yang dicepol dan beberapa anak rambut yang bergelantungan.

Saat inilah Clara akan tau siapa calon suami yang akan dijodohkan dengannya.

Saat ini acara ijab kabul, dimana hanya dihadiri dari saudara saudara terdekat saja.

"Saya terima nikah dan kawinnya Clara Calista binti almarhum Rey Sutisno dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?" Ucap penghulu.

"Sahhh.." ucap para hadirin.

Tok tok

"Clara udah selesai kan sayang, suami kamu sudah menunggu" Teriak Mey dari depan pintu kamar Clara.

Clara pun keluar dengan senyum terpaksanya.

"Ayo sayang pasti kamu suka dengan perjodohan ini." Ucap Mey dengan senyumnya yang sedari tadi mengembang.

Clara pun dituntun oleh Mey dan Arin menuju suaminya.

Setelah sampai disana, Clara masih saja menunduk sejak keluar dari kamar tadi Clara hanya menunduk karena dia belum siap dengan pernikahan ini.

"Sampek kapan mau nunduk terus sayang."

Clara sepertinya mengenal suara tersebut, Clara pun melihat sekeliling ada sahabat sahabatnya yang menghadiri acara pernikahannya lalu memberanikan menatap suaminya.

Deg..

***

Jan lupa votenya yok!

Happy reading😇

__batas_halal__

Sweet Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang