_17_

104 13 4
                                    

Hari ini hari pemakaman Rey, Clara dan Mey hanya bisa mengikhlaskan kepergian Rey dan berdoa yang terbaik untuk Rey.

Hari ini Clara tidak sekolah begitupun dengan Satria, dia menghadiri acara pemakaman Rey dengan Mama Ika dan Reva.

Setelah acara pemakaman selesai mereka pun bubar masing masing kecuali Clara yang masih terdiam sambil memegang batu nisan ayahnya.

Satria yang tidak tega meninggalkannya sendiri pun kembali dan mencoba menenangkan Clara.

"Udah by sabar, jangan nangis, ikhlasin ayah pergi biar tenang." Ucap Satria sambil memeluk dan mengusap usap kepala Clara.

"Udah ayok balik bunda udah nunggu." Ucap Satria yang sudah bangkit dan mengulurkan tangannya.

Clara pun bangkit dan berjalan menuju Mey dan mereka pun pulang.

Sampai di rumah Clara langsung masuk ke kamarnya dan menangis karena masih belum siap kehilangan sosok Rey dalam kehidupannya.

Tok.. tok..

Kenop pintu berputar dan pintu pun terbuka.

Satria melihat Clara yang masih menangis dan dia pun menghampiri Clara dan menenangkannya.

"Udah dong by jangan nangis terus kasian ayah."

Tangis Clara semakin pecah dan Satria pun dengan sigap memeluknya dan mengelus elus kepala Clara.

"Kenapa ayah pergi secepet ini." Ucap Clara yang masih dalam keadaan menangis.

"Ssttt ini semua sudah takdir, kamu gak boleh nangis lagi udah ayok bangkit, kita doakan yang terbaik untuk ayah." Ucap Satria sambil menghapus air mata Clara.

***

Hari ini Clara masih tidak masuk sekolah, sedangkan Satria masuk sekolah karena ada ulangan harian.

Ketika Satria sampai parkiran dia bertemu Arin.

"Eh sat, lu sama Clara kemana aja, kenapa kemaren lu gak masuk sekolah dan kenapa bisa barengan sama Clara." Tanya Arin kepada Satria.

Satria pun melepas helmnya dan menatap Arin.

"Sat kok diem." Tanya Arin yang heran dengan sikap Satria saat itu.

"Ayahnya Clara kemarin meninggal karena kecelakaan." Jawab Satria.

"Ha meninggal? Seriusan." Tanya Arin yang kaget dengan kabar tersebut.

"Iya kemaren gua gak masuk juga karena hadir ke acara pemakaman ayah."

"Kenapa lu kemaren gak ngabarin gua atau ngabarin yang lain."

"Sorry gua kemaren gak sempet mau ngabarin kalian."

Teng..teng..teng..

Mereka pun menghentikan perbincangan mereka karena bel sudah berbunyi.

***

Waktu istirahat tiba seperti biasa Arin, Bagas, Putra, Bisma dan Riko pun pergi ke kantin.

Sampai di kantin mereka memesan makanan mereka masing masing.

Setelah itu mereka duduk dan menyantap makanan mereka.

"Guys nanti kita mampir ke rumah Clara yuk." Ucap Arin memecah keheningan.

"Ngapain?" Tanya Bagas.

"Ayah Clara kemaren meninggal." Ucap Arin.

"Yaudah ayo gas." Ucap Bisma.

"Tapi btw bentar deh, Ko lo kan tetangga Clara kok lo gak bilang ke kita kalau bokap si Clara meninggal." Ucap Putra.

"Iya sorry gua lupa mau bilang ke kalian, lagian kemaren pas gua berangkat sekolah rumahnya sepi banget." Ucap Riko.

"Yaudah nantik pulang sekolah gas ke rumah Clara." Ucap Bagas.

Setelah merundingkan hal tersebut mereka pun menghabiskan makanan mereka.

Setelah semua menghabiskan makanannya mereka pun kembali kekelas.

"Eh beb kamu ga bilang kepsek kalo ayah dr salah satu temen kita meninggal, kan biasanya nantik ditarik tuh uang ziarah." Tanya Arin kepada Bagas.

"Iya ntar aku ke kepsek." Jawab Bagas.

"Ih kok ntar sih, sekarang aja." Ucap Arin dengan nada memaksa.

"Yaudah ini aku berangkat." Ucap Bagas sambil berjalan keluar kelas menuju ruang kepsek.

***

Vote! Vote! Vote!
Hayuk yang baik tinggalin jejak Vote + Komen.

Happy reading😇

__batas_halal__

Sweet Boyfriend [END]Where stories live. Discover now