_35_

136 6 0
                                    

Skip cerita nih ceritanya si Clara udah 8 bulanan:v

***

Saat ini kandungan Clara sudah menginjak bulan ke delapan dan perut Clara pun sudah terlihat buncit.

"Sayang hari ini kamu kerja?" Tanya Clara.

"Iya, kenapa sayang?"

"Temenin aku periksa kamdungan."

"Maaf ya sayang hari ini gak bisa karena ada meeting sama klien aku dari Prancis jadi maaf banget."

"Yaudah gapapa kok, kamu jangan sampek telat makan ya." Ucap Clara dengan nada kecewa.

Satria pun mencium kening Clara dan bergegas pergi ke kantor, sedangkan Clara dia turun menuju dapur untuk membuat susu dan sarapan.

Clara pun menikmati sarapan paginya dengan Mama dan Reva.

Setelah acara makan selesai Clara pun merapikan piring dan gelas hendak mencucinya.

Pyarrrrrr...

"Eh Ra kenapa?" Tanya Reva.

"Sayang kamu gapapa kan nak?" Ucap Ika.

"Ma maaf ma piring sama gelasnya pecah, biar Clara beresin."

"Gak usah sayang, kamu lagi hamil besar jadi biar Bi Tini aja yang beresin ya."

Tringggg... tringgggg....

"Te Satria telfon." Ucap Reva yang masih duduk di meja makan dan melirik ke arah ponsel milik Mama Ika yang menampilkan panggilan masuk dari nomer Satria.

"Halo assalamualaikum, kenapa nak?" Ucap Ika.

"Wa'alaikumsalam, maaf apa benar dengan keluarga pak Satria?"

"I iya pak saya mamanya, ada apa ya?"

"Maaf bu pak Satria mengalami kecelakaan dan korban sudah dilarikan ke rumah sakit."

"Ke kecelakaan pak, sekarang anak saya dibawa ke rumah sakit mana pak."

"Rumah sakit Husada."

Tut..tut..

"Ma siapa yang kecelakaan?" Tanya Clara.

"Clara, Reva ayo kita rumah sakit sekarang."

Tanda pikir panjang mereka bertiga pun pergi ke rumah sakit dengan taksi online.

Selama perjalanan Mama Ika tak henti hentinya menangis, sedangkan Reva dan Clara sangat cemas."

"Prasaanku kenapa gak enak ya, semoga kamu baik baik aja sat." Batin Clara.

"Te siapa yang kecelakaan?" Tanya Reva.

"Satria kecelakaan."

Mendengar dua kata yang keluar dari mulut Mama Ika pun Clara dan Reva sontak kaget dan semakit kalut.

Setelah sampai di rumah sakit, mereka pun langsung menuju ruang IGD.

"Maaf bu apa benar ibu dari keluarga pak Satria?" Tanya seorang polisi yang  berdiri di depan ruang IGD.

"Iya pak, dimana anak saya, apakah kecelakaan tersebut parah?" Tanya Ika.

"Mari ikut saya." Ucap polisi tersebut.

Mama Ika dan polisi tersebut pun pergi sedikit menjauh dari Reva dan Clara, karena polisi tersebut sempat melihat Clara dengan perut buncitnya jadi polisi tersebut takut jika ibu hamil tersebut syok dan berakibat buruk.

"Jadi gimana kronologinya pak?"

"Menurut keterangan saksi mata mobil yang ditumpangi oleh pak Satria hendak menabrak seorang penyebrang lalu mobil tersebut membanting stir ke arah kanan dan naasnya saat itu ada mobil lain yang melaju kencang dari lawan arah dan kecelakaan pun tak bisa dihindari."

Dilain sisi sang dokter pun keluar dari ruang IGD dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Dokter giimana keadaan suami saya dok?"

"Maaf bu kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan yang berkehendak, saya permiisi dulu."

Sontak Clara pun terjatuh lemas di lantai dengan tangis histerisnya, Mama Ika pun tak henti hentinya berdoa berharap bahwa ini semua hanya mimpi buruk, Reva yang merasa linglung dan berusaha menenangkan keduanya."

Saat ini rumah Mama Ika sangat ramai, banyak sanak saudara, tetangga, rekan kerja hingga sahabat sahabat Satria yang melayat.

"Ra yang sabar ya, semoga Satria tenang di alam barunya." Ucap Arin.

"Iya Ra, kita semua turut berduka cita." Ucap Bagas.

"Makasih ya, kalian selalu ada disaat gua lagi terpuruk."

Mereka pun ikut mengantarkan Satria ke kediaman terakhirnya.

Suasana dipenuhi dengan tangis kesedihan.

"Ra udah jangan nangis terus kasian Satria kalo liat lo kayak gini, Ra lo lagi hamil jadi jangan terlalu dipikir berat berat ya." Ucap Arin.

"Gimana Rin, gua lagi hamil besar malah Satria ninggalin gitu aja, Satria jahat Rin gak ajak gua." Ucap Clara.

"Claraa lo kuat kok, jangan gini dong. Kasian janin lo."

Clara pun memeluk erat Arin dan menumpahkan semua rasa sedihnya.

"Udah ya Ra sekarang lo harus jaga  baik baik janin lo karena itu kenangan yang gak akan terlupakan dari Satria."

"Rin lo nginep disini ya temenin gua."

"Iya nanti gua temenin, tapi udah ya nangisnya."

***

Pendek ya buk, maap :v

Votment dong jan lupa:)

__batas_halal__

Sweet Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang