𝗆 𝖺 𝗋 𝗄

3.5K 388 56
                                    

menyamankan duduk, arah padangku masih setia pada jalanan di depan. gedung - gedung tinggi, pepohonan di sisi jalan yang bergerak karena hembusan angin, lampu jalanan yang menyala, menjadi daya tarik tersendiri jika di malam hari.

mark di sebelahku bergumam mengikuti alunan lagu yang sedang menyala dari radio tape, yang sudah di sambungkan bluetooth ke ponselnya.

lagu - lagu pilihannya menjadi teman malam ku dan juga mark untuk membelah jalanan di setiap malam kemarin dan berikutnya, selalu sukses menambah kesan nyaman di dalam mobil. dan lagu - lagu pilihannya tidak pernah satupun yang tidak ku masukkan kedalam playlist ku sendiri. mark dalam memilih lagu, tidak pernah salah.

tangan kirinya terulur tepat di depanku. arah pandang lelaki itu masih setia pada jalan di depannya yang tampak sepi dari biasanya. padahal ini masih jam sebelas malam.

sebenarnya aku tau tujuannya mengulurkan tangan kirinya itu. tidak lain ya untuk menggenggam tanganku. kegiatan yang harus di lakukan ketika melakukan late night dirve dengannya.

aku mengabaikannya. mencoba melihat bagaiman reaksinya. sesekali menggodanya bukan masalah besar.

"babe." panggilnya.

"apa?"

"your hand," ulangnya lagi sembari menoleh kearah ku sebentar.

aku ikut menoleh kearahnya. lalu menggelengkan kepala. "kalau nggak mau, gimana?" aku menyembunyikan tangan kananku ke sisi kiri. senyum miring aku tunjukkan kepadanya.

"babe, pleasee ..."

masih sama, aku menggeleng sambil tertawa kecil melihat raut wajahnya yang kesal. bibirnya sedikit dia lengkungan kebawah.

lucu.

mark di sebelahku mendengus pelan. tiba - tiba dia menepikan mobilnya di pinggir jalan. aku menatapnya bingung. "kenapa?"

"your. hand. please." ucapnya dengan penekanan di setiap kata yang dia ucapkan. matanya menatapku begitu dalam. tentu aku membalasnya dengan menatapnya juga.

"kenapa sih?" aku bertanya dengan nada sedikit menjengkelkan. sengaja.

"takut kamu ilang." cercahnya asal yang membuatku menghela nafas.

"seriously mark? nggak ada alasan lain?"

karena terlalu fokus menatap kearah manik hitamnya, mark sudah terlebih dahulu mengambil tangan kananku. mencium punggungnya secara tiba - tiba dan setelahnya dia langsung menggenggamnya erat.

"I want to hold you, like it's the only thing i can do. I miss your hand in mine."

mark melepas seatbelt-nya. tubuhnya dia dekatkan kearahku. jangan lupakan kedua matanya yang masih setia menatapku dalam.

"your hand size is only made for me. so please, don't refuse to holding my hands again. okay?" lanjutnya yang diakhiri senyuman manis di bibirnya.

tanpa suruhan, ujung bibirku terangkat secara spontan setelah mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibirnya. tangan kiriku terangkat untuk mencubit pipi sebelah kanannya gemas. menyalurkan rasa malu karena ulahnya.

aku memundurkan tubuhku. jaraknya terlalu dekat, dan aku baru menyadarinya setelah hembusan nafas hangatnya yang mengenai wajahku. sangat amat tidak baik untuk kesehatan jantung.

"iya iya enggak nolak kok. nih udah di gandeng. dua - duanya malah."

aku menarik tangan kanannya, lalu menautkan jemari - jemari tanganku dengan jemari tangannya yang jelas ukurannya lebih besar dari tanganku. terlihat jelas mark sedang menahan senyumannya sekarang. hingga akhirnya dia tertawa pelan.

"kenapa? ada yang lucu?" tanyaku karena penasaran. walaupun mark sering tertawa secara tiba - tiba karena mengingat hal lucu di kepadanya.

"nooo, I just, felt butterflies in my stomach now." gumamnya tepat di telingaku.

aku ikut tertawa. mark dalam mode tersipu seperti ini itu sangat menggemaskan. dengan sepihak aku melepaskan tautan kedua tanganku darinya. buru - buru aku melepas seatbelt yang masih terpasang. setelah terlepas aku langsung memeluk tubuh mark dan menenggelamkan wajahku pada dadanya.

"those butterflies, it just appears when you're here. right here on my side."

"stop flirting mark," aku memukul pelan punggungnya. terlalu lelah untuk mendengarkan kalimat manisnya yang entah sampai kapan habisnya.

"no I'm not. I'm telling you the truth."

"whatever. habis ini mau kemana?"

aku sedikit mendorong tubuhnya. memberi jarak antara tubuhku dengan tubuhnya. kedua tanganku bertengger di bahunya sembari aku membalas tatapan matanya.

mark menaikkan bahunya ringan. "kemana aja asal sama kamu."

kan ... gombal lagi.

aku melepas kedua tanganku dari bahunya. membiarkan tubuhnya bebas untuk kembali menjalankan mobil. "mark, seatbelt." kataku juga sambil memasang seatbeltku sendiri.

kita kembali melanjutkan perjalanan entah kemana tujuannya. percakapan ringan mulai muncul. tak lupa tangan kiri mark menggenggam tangan kananku hangat.

atmosfer di dalam mobil yang awalnya tadi redup karena perdebatan singkat, kini kembali menyala. dan malam ini, akan habis dengan hangat yang sama - sama tersimpan apik di hati.

 dan malam ini, akan habis dengan hangat yang sama - sama tersimpan apik di hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+

hai! lama banget gak sih aku gak update disini? maaf yaa bikin kalian nunggu :(
kalaupun ada yang nunggu wkwkwk.

yaa, singkat aja. makasih buat yang masih setia di sini walaupun ku suka ngilang. makasih juga udah baca book ini. sayang kalian banyak - banyak!

anw ini pictnya ku anuin lagi, apasih namanyaa. pokoknya pictnya beda ya kannn kalo kalian perhatian. apasih random.

oh iya, maaf kalo ada salah grammarnya salah. boleh banget buat koreksi, tinggal komen yaa. ayo belajar bareng!

see you, and have a nice day!

sugar ; NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang