𝖽 𝗈 𝗒 𝗈 𝗎 𝗇 𝗀

4K 462 45
                                    

selama perjalanan pulang, hatiku gusar. entalah, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatiku. melihat doyoung di sebelahku yang tengah menyetir, aku melihat rahangnya mengeras.

aku menelan ludahku kasar, memposisikan tubuhku sedikit menyamping. menatap kearah luar jendela mobil yang menampilkan lampu - lampu jalan raya.

pikiranku kembali mengingat kata - kata yang diucapkan oleh ibu dari doyoung satu jam yang lalu saat aku dan juga doyoung bertamu kerumahnya. bahkan raut wajahnya saat mengucapkan kalimat tidak enak itu aku masih mengingatnya.

" nak, umur mama enggak ada yang tahu. mama mau gendong cucu sebelum mama di panggil sama tuhan "

kalimat itu dengan entengnya diucapkan oleh ibunya tepat di hadapanku. well, dari kalimatnya itu tersirat arti yang cukup buruk. ibu mertuaku itu ingin doyoung menikah dengan wanita lain-atau wanita pilihan ibunya. tentu hatiku sakit.

selama aku disana, mertuaku itu tidak menanyakan kabarku, melihatku saja sepertinya tidak. atau mungkin aku memang tidak terlihat di matanya.

" doyoung, "

dari ekor mataku, aku bisa melihat doyoung melirik sekilas kearahku ketika aku memanggil namanya dengan lirih.

" aku mau nyerah "

menghembuskan nafasku berat, dengan segera aku mengusap kedua pipiku dari air mata yang lolos ketika aku mengerjapkan mataku. kepalaku menoleh kearah doyoung ketika dia memberhentikan mobilnya di tepi jalan.

" ulangi apa yang kamu bilang tadi "

aku bisa mendengar deru nafasnya yang tiba - tiba memberat. doyoung melepas sabuk pengamannya, memutar posisi duduknya menjadi sedikit menyamping guna melihatku lebih jelas.

" aku mau nyerah ! aku capek ! "

ucapku sedikit berteriak ketika doyoung memajukan tubuhnya mendekat kearahku. kedua matanya mengerjap beberapa kali, seakan - akan dia tidak menyangka dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

" aku capek doy "

nafasku memburu. dadaku rasanya sesak menahan tangis sedari tadi. tanpa sadar air mataku sudah turun membasahi kedua pipiku serta celana kain yang aku kenakan.

dengan cepat doyoung menarikku menuju dekapan hangatnya. menaruh wajahku di pundakknya, membiarkan aku menangis sepuasnya disana. tangan kanannya mengusap kepalaku lembut, turun hingga menuju punggungku.

" tahan sebentar lagi ya ? "

. . .

mengerjapkan mataku berkali - kali, aku menatap benda berbentuk persegi panjang kecil itu di tanganku.

dua garis biru.

menutup mulutku dengan satu tangan, aku menyandarkan tubuhku di pintu kamar mandi. rasanya kakiku seperti jeli, tidak kuat untuk menahan beban tubuhku sendiri.

aku membiarkan tubuhku merosot, terduduk di lantai kamar mandi yang dingin dengan air mata yang terus mengalir.

aku, aku berhasil. aku berhasil menjadi seorang istri dan juga ibu.

merundukkan kepalaku, aku tersenyum simpul sembari menatap kearah perutku yang masih rata. mengusapnya pelan, aku tertawa kecil sembari terisak.

" halo calon anaknya mama papah doy "

setelah penantian panjang, akhirnya, akhirnya malaikat kecil ada di dalam perutku. saking senangnya, aku bahkan tidak bisa berhenti tersenyum sebari mengeratkan genggaman pada benda persegi panjang kecil itu.

sugar ; NCTWhere stories live. Discover now