𝗃 𝖺 𝖾 𝗆 𝗂 𝗇

2.9K 389 68
                                    

aku mendengus, sedikit kesal karena ulahnya. walaupun begitu, tanganku tak kunjung diam dari mengusap–memainkan–rambut hitam jaemin yang kian memanjang. posisi ku sekarang tengah bersantai di atas sofa ruang tengah, dengan bahu kiri ku sebagai bantalannya. lelaki itu memeluk tubuhku menyamping, dengan kedua kakinya yang mengunci kakiku.

“nana, bajunya dipake dulu,” ucap ku untuk kesekian kalinya.

kebiasaan jaemin, lelaki itu akan menanggalkan bajunya ketika baru sampai di rumahku–lebih tepatnya ketika dia baru saja pulang kuliah. dan itu yang membuatku kesal. pertama, bajunya bisa kotor dan rumahku terlihat berantakan. kedua, jantungku tidak bisa berdetak dengan normal seperti biasanya.

dasar na jaemin, sangat pintar membuat hatiku berdetak bising sampai ke telinga.

“di luar mendung, nanti kedinginan,” bujuk ku. supaya dia mau mengenakan kembali bajunya.

jaemin menggeleng, semakin mengeratkan pelukannya. “ada kamu,” bisiknya tepat di telinga kiri ku. sialnya, aku merinding dibuatnya.

“percuma. besok sakit jangan manja ke aku.” aku menepuk pipi kirinya pelan lalu mendorong tubuhnya agar menjauh. hendak beranjak berdiri guna mengambil selimut dari dalam kamar.

“mau kemana? dingin.”

“ya makanya bajunya dipake.” aku merotasikan kedua bola mataku malas kearahnya. kembali berjalan menuju kamar.

lima menit setelahnya aku keluar dari dalam kamar dengan selimut yang aku bawa. kedua mataku mencari keberadaan jaemin yang tiba-tiba menghilang dari atas sofa ruang tengah.

suara dentingan sendok yang jatuh mengenai lantai terdengar keras dari dalam dapur. aku mengambil langkah besar menuju dapur, mengcek keadaan di sana. siapa tahu, dia aja di sana.

benar dugaan ku, jaemin ada di sana. sedang duduk manis diatas kursi memakan sereal. dan dia sudah mengenakan bajunya. aku tertawa kecil melihat raut wajahnya sedikit ditekuk kebawah.

“ngapain cemberut gitu?”

“kamu lama.”

aku menghela nafas pendek kemudian mengambil duduk di kursi sebelahnya. masih sama dengan selimut yang aku peluk. kedua mataku menatapnya dalam dari samping. memperhatikan wajah nyaris sempurnanya dari samping, bulu matanya yang panjang, hidung yang mancung, bibir yang–sialnya terlihat manis. astaga ...

“mau sereal?” tawarnya sambil menyodorkan mangkuk yang berisikan sereal dengan susu miliknya.

“mau. suapin.” jaemin mengangguk.

tangannya menyodorkan satu sendok sereal beserta susu putih di sana. tangannya berada di bawah sendoknya, berjaga-jaga jika ada satu atau dua tetes susu lolos dari dalam sendok.

aku segera membuka mulutku, menerima suapan darinya. baru saja aku ingin mengunyah sereal, jaemin tiba-tiba memajukan wajahnya, sangat dekat. jantungku berhenti berdetak untuk sepersekian detik setelahnya. karena tiba-tiba, dia mencium ujung bibir sebelah kananku.

“nana!?!” pekik ku tertahan.

jaemin memundurkan kepalanya, menatapku sembari tersenyum manis. tapi sekarang di mataku senyuman itu tampak menyebalkan.

“ada remahan sereal tadi,” katanya yang berakhir tertawa kecil melihat wajahku yang aku tebak sudah memerah.

“ya kan bisa dilap pake tisu?!” balasku cepat.

“kelamaan. bentar aku cuci ini dulu.” jaemin kemudian berdiri, meninggalkan ku yang masih terkejut karenya ulahnya.

dari dudukku, aku menatap gerak geriknya yang sedang mencuci mangkuk serta sendok bekasnya. proporsi tubuhnya benar-benar bagus. bahunya lebar, sangat nyaman untuk dipeluk. hingga akhirnya jaemin berbalik badan, kedua manik mataku bertemu dengannya.

“pipi kamu merah lagi.”

aku berdecak sebal, membuang arah pandang setelahnya. tanpa perlu diperjelas lagi aku sudah tau kalau pipiku sekarang memerah. jaemin benar-benar tahu kelemahan terbesarku.

“sini, peluk lagi,” katanya sembari merentangkan kedua tangannya. berjalan mendekat kearahku yang masih duduk manis diatas kursi.

aku menaruh selimut yang sedari tadi aku genggam ke kursi di sebelahku sebelum jaemin menarikku menuju dekapan hangatnya. aku berdiri, juga ikut merentangkan tangan dengan wajah yang masih memerah.

tubuhku direnkung olehnya. kedua tangannya memeluk tubuhku erat, kepalanya dia istirahatkan di atas kepalaku. sedikit menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri. mungkin dia gemas.

jaemin mendorong sedikit tubuhnya menjauh, menatap tepat kedua mataku lamat. tangan kanannya menyingkirkan beberapa helai rambutku dari wajahku, menyelipkannya ke belakang telinga. tangannya mulai mengusap pipi kiriku lembut, tersenyum tulus.

“cantik. cantik banget,” gumamnya setelah menempelkan dahinya dengan dahiku.

aku tertawa. cukup untuk dibuat salah tingkah olehnya. kedua tanganku kini menangkup wajahnya, kepalaku sedikit aku miringkan dan akhirnya aku bergerak maju untuk meninggalkan kecupan singkat di bibir manisnya.

“you're the sweetest person that I ever met.”

+

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

+

sebenernya mau up besok biar malming. tapi agaknya besok aku agak sibuk :) jadi hari ini aja hehe.

have a great day all !

[ 16 Juli 2021 ]





ps. aku nemu sesuatu :) cr twt

jadi ya, part ini agaknya sudah direalisasikan sama orangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

jadi ya, part ini agaknya sudah direalisasikan sama orangnya. bentar, aku aduh gak bisa bayangin–tAPI PAS NULIS BAYANGIN GIMANA YA STRESS POKOKNYA AKU PAS TAU INI

sugar ; NCTWhere stories live. Discover now