12

20K 1.3K 26
                                    

"Lo dari mana? Gue laper,"

Abel yang baru saja sampai sontak menghentikan langkahnya dan menengok ke arah orang yang baru saja berbicara.

Abel menghela napasnya pelan, "peduli amat," ucapnya kemudian kembali melangkah.

"Gue laper! Lo punya kuping'kan? Masakin gue!"

"Lo gak salah nyuruh gue? Asal lo tau, gue gak pernah masak, bahkan nyalain kompor pun gue gak bisa," kesalnya.

"Lo cewe atau bukan? Heran masa cewe gak bisa masak, percuma lo idup."

Abel tertawa mendengar ucapan Abi, "gue juga heran kenapa gue bisa hidup, mending mati aja'kan?" tanyanya dengan wajah di buat semelas mungkin.

Abi diam mematung mendengar ucapan Abel, rasa bersalah tiba-tiba mencuat begitu saja.

"Bu-bukan gitu,"

"Emang pada dasarnya gue tuh hidup tapi serasa mati, gue hidup tuh kaya gak ada gunanya sama sekali, ck lucu banget hidup gue," ucapnya di sertai kekehan singkah.

"Bukan gitu, Bel. Sorry kalo ucapan gue bikin lo gak nyaman,"

"Apasih, gue juga sadar kali. Lo mau makan'kan? Gue pesinin makanan aja, mau?"

Abi sontak menggeleng, "gak usah. Biar gue pesen sendiri,"

Abel pun mengedigkan bahunya tak perduli kemudian berjalan menuju kamarnya.

Setelah Abel masuk kamar dengan segera dia mengunci pintunya. Dengan tiba-tiba cairan bening mengalir begitu saja di pipi indahnya.

"Haiss, cengeng banget gue," kesalnya dengan mengusap pipinya kasar.

Dengan tiba-tiba Abel merasakan perutnya keram, dia terduduk dengan tangan yang memegang perut.

"Nak, kamu baik-baik di sana, jangan buat bunda seperti ini," gumamnya.

Bagai mantra sihir, perutnya pun dengan sekejap kembali normal, rasa sakitnya pun menghilang begitu saja.

Setalah merasa membaik Abel pun beranjak untuk mengganti bajunya.

Sedangkan di sisi lain Abi sedang merenung menyadari kesalahannya.

"Bodoh. Kenapa gue ngomong gitu sih," ucapnya dengan frustasi.

Ting tong!

Ketika mendengar suara bell, Abi pun beranjak untuk membuka pintu.

"Benar ini dengan Abi Algifari?"

Abi mengangguk singkat.

"Ini pesanannya ya kak, jangan lupa kasih bintang lima!" ucap kurik tersebut dengan ramah.

Tanpa menjawab Abi pun langsung menutup pintunya kembali setelah dia memberikan beberapa lembar uang.

"Pesen apa?" tanya Abel yang baru saja keluar dengan wajah yang lebih segar.

"Ayam goreng sama nasi," balas Abi dengan melangkah menuju dapur.

Abel pun mengangguk singkat kemudian menyusul Abi.

"Lo beli dua'kan?"

"Satu," balas Abi.

"Kok gitu sih, lo mau makan sendirian? Emang bener-bener ya lo jadi cowok," kesalnya.

"Gue bercanda, nih!"

Dengan mata berbinar Abel pun mengambil piring yang Abi sodorkan. Kemudian melahapnya dengan semangat.

"Bel, gue minta maaf buat ucapan gue yang tadi," ucap Abi tiba-tiba.

Abel menghentikan kegiatannya kemudian menatap Abi.

A2(Abel x Abi) ||ENDING||Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum