46

22.1K 1.1K 54
                                    


Hay!!

Aku kembali ^^ kangen gak?

Kangen aku atau cuma kangen cerita ini?

Jangan lupa kasih vote+comen yang banyak biar aku seneng:))

Udah vote?

Kalau gitu, selamat membaca:) Love you guys<3




*

Mata Abel terus melihat bagaimana pergerakan lincah dari suaminya ketika memainkan bola, begitu gesit dan bisa di bilang cukup keren.

Di sana bukan hanya Abi, namun Abu juga ada dan menjadi lawan pertandingan ini. Abel hanya bisa tersenyum tipis saat suaminya berhasil mencetak gol.

"Kapan gue bisa deket banget sama Abu, ya?"

Abel menengok ke arah Layra yang baru saja bergumam.

"Lo bisa deket sama Abu kalau lo berani, percuma lo ngomong pengen deket tapi gak ada usaha sama sekali."

"Gue ... malu," cicit Laura sembari meringis.

Abel berdecak sebal, "ck, sejak kapan lo jadi pemalu gini? Lo bolak-balik ke club malam pake baju kurang bahan aja gak malu, kenapa sekarang jadi malu?"

Laura menyengir mendengar apa yang Abel katakan.

"Gue takut, takut dia gak liat gue,"

"Kenapa? Maksud lo karena lo pendek gitu, jadi si Abu gak bisa ngeliat lo?"

Laura menatap Abel sinis, "gue gak lagi bercanda ya, Bel! Coba lo pikirin, gue sama dia beda segalanya, dalam artian beda kepercayaan! Apa masih bisa gue sama dia bersatu?" tanyanya, kemudian menatap lurus ke depan.

"Semuanya gak ada yang gak mungkin buat tuhan, lo bisa berjuang dulu! Kalo lo stuck di sini aja gak mungkin bisa dapetin si Abu!"

Laura tersenyum miris, "kayanya susah banget tuhan ngabulin permintaan gue yang satu ini,"

Abel menepuk bahu Laura prihatin. "Gak usah sedih, masih banyak laki-laki lain yang siap jadiin lo permaisurinya!"

Helaan napas panjang keluar dari mulut Laura, ternyata begini rasanya mencitai tanpa di cintai, sesak, nyeri dan kesal yang dia rasakan. Kenapa harus Abu? Apa tidak ada laki-laki lain di dunia ini? Begitulah isi kepala Laura.

"Abi ganteng banget, gue jadi gak rela ninggalin dia," ucap Abel dengan pelan sembari menatap Abu yang berkeringat.

"Ck, bisa-bisanya lo masih suka sama dia! Laki-laki kaya gitu gak patut di cintai, gue lebih milih lo sama si Abu dari pada sama cowok brengsek itu! Ya, meskipun hati gue agak kretek dikit," crocos Laura.

Abel terkekeh pelan, "mau gimana lagi, hati gue udah stuck sama dia,"

"Emang bener kata orang ya, Bel. Yang indah itu cuma bisa di liatin, gak bisa di pegang atau pun di milikin," ucap Laura dengan menatap Abu.

Abel mengangguk setuju. "Bahkan yang udah bisa gue pegang pun gak bisa gue miliki,"

Laura menatap Abel serius. "Lo gak mau tinggal di rumah gue?"

"Gue masih punya rumah, ngapain juga gue tinggal di rumah lo?"

Laura mengangkat bahunya singkat. "Siapa tahu lo gak betah di sana, dengan lo tinggal berdua sama si Abi bikin gue gak rela! Gue takut lo di sakiti sama dia,"

Abel tersenyum tipis, dia merasa beruntung memiliki teman sebaik Laura.

"Lo gak perlu khawatir!"

A2(Abel x Abi) ||ENDING||Where stories live. Discover now