18

19.6K 1.2K 48
                                    


"Sudah berapa bulan?" tanya bu dokter dengan memandang Abel serius.

"Ma-maksud bu dokter?" tanya Abel dengan was-was.

Bu dokter menghela napasnya pelan, "siapa ayahnya?"

Abel semakin gelagapan, dia bingung harus menjawab apa, apa mungkin rahasianya sekarang akan terbongkar.

"Bu, tolong jangan katakan pada kepala sekolah!" mohon Abel dengan memelas.

Bu dokter tersenyum menanggapi ucapan Abel, "kamu tenang saja, saya tidak akan mengatakannya! Jadi, siapa ayahnya?"

"Bu dokter tidak perlu tau!" ucapnya dengan menatap lurus.

"Kenapa? Apa dia sudah tau kamu tengah hamil?"

Abel mengangguk singkat, "dia tau, dan kami pun sudah menikah," gumamnya.

Kaget? Tentu saja, siapa yang tidak kaget, ternyata perempuan yang selalu di bicarakan orang-orang telah menikah dan mengandung juga.

"Bu? Tolong jangan beritahukan ini semua pada orang-orang! Saya ingin tetap sekolah dan menyelesaikannya, apa lagi ujian sekolah tinggal dua bulan lagi," ucapnya dengan menatap bu dokter.

Bu dokter mengangguk mengerti, "saya akan merahasiakan ini, dan saya mau tanya! Apa kamu sudah pernah memeriksakan kandunganmu?"

Abel menggeleng lirih, dia tidak pernah memeriksakan kandungannya sekali pun, apa lagi dengan tidak ada yang bisa menemaninya dan juga membuat dia takut jika ketahuan orang lain.

"Kenapa? Saya sarankan agar kamu memeriksakannya, bukan apa-apa hanya saja sepertinya ada sedikit masalah dengan kandunganmu!"

"Masalah? Maksud dokter?"

"Saya tidak bisa menjelaskannya karena saya bukan ahli di bidangnya, untuk itu saya sarankan kamu memeriksakannya segera!"

Ahkirnya Abel pun mengangguk saja.

"Kalau begitu saya pamit dulu karena ada siswa lain yang butuh saya!" pamit bu dokter dan di angguki oleh Abel.

Abel hanya bisa mengurut dahinya bingung, dia takut terjadi sesuatu pada janinnya.

"Bel?" panggil Laura yang baru saja masuk di ikuti dengan Abu di belakangnya.

"Lo gak papa'kan?"

"Gue gak papa kali, cuma gak enak badan aja, lo kan tau dari tadi pagi gue gak enak badan," balasnya dan Laura pun mengangguk mengerti.

"Rara, mau pulang?" tanya Abu.

"Nggak deh, aku mau balik ke kelas aja!"

Abu pun mengangguk mengerti kemudian membantu Abel turun dari banker.

"Ck, kalian berdua ada hubungan apa sih? Perasaan mesra banget, gue kan jadi iri!" kesal Laura.

"Makannya cari pacar!" sindir Abel.

"Emang lo punya pacar?" tantang Laura, tanpa di sangka Abel mengangguk singkat.

"Siapa?"

"Abu," jawabnya dengan santai, dia tidak tau saja bahwa Abu sudah deg-degan mendengar ucapan Abel.

"Demi apa?!" heboh Laura.

"Tapi boong!" balas Abel dengan tanpa dosanya.

Abu pun yang mendengar ucapan Abel membuat hatinya mencelos, sudah di terbangkan setinggi-tingginya kemudian di hempas sebegitu dalamnya.

"Padahal beneran juga gak papa kali, lo berdua'kan jomblo,"

Abel hanya membalasnya dengan cibiran saja.

A2(Abel x Abi) ||ENDING||Where stories live. Discover now