21

19K 1.1K 35
                                    

Baca sampe akhir!

"Lo ... hamil?" tanya Laura dengan lirih.

Deg!

Jantung Abel berdetak dengan cepat, dia menoleh menatap Abu dengan bingung.

Tiba-tiba Abel tertawa untuk menutupi rasa takutnya, "lo lagi sakit, ya? Mana mungkin gue hamil, aneh lo."

"Jujur, Bel! Lo hamil anak siapa?!" teriaknya dengan spontan Abel membekap mulut Laura.

"Jangan kenceng-kenceng!"

"Jadi?" tanya Laura dengan menatap intens Abel setelah bekapannya terlepas.

"Iya, gue emang lagi hamil," jawabnya dengan jujur sembari menunduk.

Laura menatap Abel dengan mata berkaca-kaca, "kenapa lo gak pernah cerita sama gue, Bel? Apa gue udah gak lo anggap sebagai teman lagi?"

Dengan cepat Abel menggeleng, "nggak, Ra. Gue pengen cerita sama lo, tapi waktunya belum tepat aja!" ucapnya dengan memegang tangan Laura namun dengan cepat di tepis olehnya.

"Kalo gue gak meluk lo hari ini, mungkin lo sama sekali gak bakalan cerita sama gue!" teriak Laura dengan napas memburu juga air mata yang menetes.

"Ra, dengerin gue dulu!"

"Gue merasa gagal, Bel!" lirihnya kemudian memeluk Abel dengan erat.

"Pasti beratkan, Bel? Gue bener-bener minta maaf karena gak bisa jagain, lo,"

"Nggak, Ra. Lo udah jagain gue dengan baik! Jangan pernah ngomong kaya gitu!" tegur Abel dengan mengusap air mata Laura.

"Lo kok cengeng banget, sih?" sambungnya dengan terkekeh.

"Gue'kan kaget! Btw siapa aja yang udah tau?"

Abel melirik Abu yang sedari tadi hanya diam, Laura pun ikut melirik Abu.

"Lo jahat banget sama gue, dia aja lo kasih tau masa gue nggak?" kesalnya.

"Sorry, itu juga gak sengaja, Ra."

"Jadi, gimana lo bisa hamil?" tanyanya dengan polos.

Pluk!

"Pertanyaan lo gak bermutu!" ucap Abel dengan menggetok dahi Laura membuat si empunya meringis.

"Ra, aku balik ke kelas aja, ya? Kalian ngobrol aja di sini!" pamit Abu dengan tak enak.

Abel pun mengangguk singkat, "iya. Nanti tunggu aku pulang, ya?"

Abu mengangguk singkat kemudian berlalu dari sana setelah berpamitan pada Laura.

"Maksud gue, kok bisa gitu. Padahalkan lo gak punya pacar, apa lagi suami."

"Lo ingetkan waktu kita ke club? Pas gue ilang, sebenarnya di situ kejadiannya. Tiba-tiba ada yang narik gue, dan ya kejadian itu pun gak bisa gue hindari,"

"Maaf ya, Bel! Gue gak tau kejadiannya bakalan kaya gitu, mana udah lama banget lagi,"

Abel tertawa singkat, "lo santai aja kali, orang udah kaya gini mau gimana lagi?"

"Terus siapa ayahnya? Lo udah minta tanggung jawabkan sama orangnya?"

Abel lagi-lagi mengangguk singkat, kemudian dia menatap lurus ke depan.
"Udah, dia tanggung jawab buat anak gue, tapi sayang dia milik orang lain, Ra!"

"Serius? Dia berarti nikahin lo, dong?" tanyanya dan di angguki oleh Abel.

"Dia nikahin gue, dan orang itu ... Abi,"

A2(Abel x Abi) ||ENDING||Where stories live. Discover now