44

21.4K 1.2K 32
                                    

Hay!

Aku kepagian ya upnya^^ sebenernya aku mau up tadi malam, tapi di sini lagi mati lampu sinyal pun gak ada, terpaksa aku up subuh-subuh><

Kalian mau aku double up 'kan? Aku tunggu lapak ini rame baru aku double up^^ minimal vote 150 lah, bisa gak? Kalo gak bisa ya aku undur besok up nya:))

Buat yang mau ngasih kritik atau saran, di persilahkan!

Buat yang baca love you<3

*








Senyuman yang begitu manis Abi tampilkan di bibirnya ketika melihat Abel.

Entah sejak kapan jantungnya selalu berdegup tak beraturan ketika melihat wajah Abel. Semua begitu tiba-tiba, hingga rasa yang kian tumbuh pun tak dia sadari.

Abel melangkah ke meja dimana namanya tertempel. Sialnya, meja tersebut tepat di kiri Abi. Apa semesta sedang bercanda saat ini?

"Kamu di sini juga, Ra?"

Abel mengangguk pelan pada Abu dengan tersenyum tipis, matanya melihat Abi sekilas namun kembali menatap Abu.

"Aku kira kamu gak di sini, Bu,"

"Kita tuh emang udah takdir, Ra," canda Abu.

Abel hanya bisa tersenyum tipis membalasnya, dia melangkah ke mejanya kemudian meletakkan tasnya begitu saja.

"Bel, aku cemburu," bisik Abi tepat di telinga Abel.

Abel menyipitkan matanya dengan memandang remeh Abi. "Gue perduli?"

"Aku gak suka kamu deket-deket sama dia," ucapnya dengan suara yang sedikit keras membuat orang-orang yang berada di kelas saling berbisik.

"Gue gak punya hubungan apa-apa sama lo, jadi ... gue bebas deket sama siapapun,"

"Aku suami kamu," bisiknya dengan mata memperingati.

Abel terkekeh pelan, "sejak kapan? Lo aja gak pernah nganggap gue ada,"

"Bukannya si Abi punya hubungan sama si Citra, ya? Kenapa sekarang deket sama si cewe murahan?"

Abel memejamkan matanya kesal mendengar bisikan salah satu siswi, jika dia lupa akan kandungannya sekarang, sudah di pastikan perempuan tersebut akan Abel habisi.

"Lo 'kan tahu, dia itu cewe murahan, laki-laki mana yang gak tergiur di kasih selangkangan?" balas salah satu siswi.

Terdengar gelak tawa antara mereka berdua, Abel menatap dengan tajam dua perempuan tadi membuat mereka berhenti tertawa dan pura-pura sibuk dengan kegiatannya.

"Gak usah di dengerin!" ucap Abi.

Abel mencibir pelan, "gue udah kebal sama omongan sampah mereka, apa lagi dari mulut sampah lo,"

Abi menghela napas pelan, menaklukan istrinya sendiri memang benar-benar sulit.

"Aku minta maaf,"

"Basi," sinis Abel.

Lagi-lagi helaan napas panjang keluar dari mulut Abi, perjuangannya masih di tahap awal, ini belum seberapa dari pada apa yang telah dia lakukan pada Abel, jadi ... mari bejuang lebih keras lagi.

"Selamat pagi semuanya!!"

Suara dari seorang guru perempuan membuat Abi dan Abel menatap ke depan.

"Pagi, Bu!!" balas mereka semua.

"Wah gak kerasa kita udah mau ujian aja, ibu masih ingat kalian waktu di kelas 10, apa lagi Abel, perempuan paling babel di sekolah ini. Bagaimana kabar kamu Abel?" tanya guru tersebut pada Abel dengan tersenyum.

A2(Abel x Abi) ||ENDING||Onde histórias criam vida. Descubra agora