Two Polar

121 17 4
                                    

Sebelumnya, mau bilang, thankyou wattpaders 😘😍🤗

AWM back to 1st place again on Camera.

Here the pic. I will save it, for remain me later 🤗

 I will save it, for remain me later 🤗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Thankyou.


Chapter 19. Two Polar
===================


“Keluar!” desisnya.

Aku memandanginya bingung. Keluar? Keluar ke mana?
 
“Keluar dari mobilku!” bentaknya membekukan tubuhku. Aku memandanginya tak percaya lalu mengalihkan pandangan ke luar mobil. Ke sekitar jalan yang gelap dan tampak berangin.
 
 
Are you serious?” bisikku tak percaya. Tetapi tangannya segera melewati tubuhku dan dengan kasar dia membuka pintu mobil di sebelahku. “Keluar!”
 

“Tapi ..., tapi, ini masih jauh dari rumahku ...,” ucapku panik sambil memandangi kegelapan malam. Namun wajahnya tampak bengis dan dingin. Dia tidak mengacuhkan aku.

“Kumohon ..., ini sudah malam. Kau bercanda, kan? Kau tidak mungkin berniat meninggalkan aku di tengah jalan begini?” tanyaku memelas. “Aku ... aku minta maaf. Aku ....” ucapanku terputus kala melihat ekspresi yang terpancar di wajahnya.
 
 
Dengan kekecewaan yang begitu besar, aku beranjak keluar dari mobil. Sesaat, aku begitu berharap dia menahanku, tetapi begitu tubuhku sepenuhnya turun, dia bergegas menutup pintu mobil kembali dan menginjak gas. Mobil itu menggerung sebentar dan melesat meninggalkan aku.
 
 
Butuh waktu sepuluh menit untuk menyadarkan aku yang berdiri mematung sambil memandangi bemper mobil keperakan itu.

Kuhapus lelehan airmata dan berusaha untuk berjalan dengan tegar. Mau tidak mau aku harus mulai melangkah. Menyeberangi jalan dan mulai berjalan di bawah pohon-pohon birch yang bergoyang perlahan ditiup angin. Tidak bisa dibayangkan betapa takutnya aku. Seluruh tubuhku gemetar dari puncak kepala hingga ujung kaki. Rasa katun seprai bantal itu kembali hadir di ingatanku hingga membuatku mual.

Tiba-tiba dari arah belakang terdengar kerisak daun kering yang terinjak. Sesaat aku terpaku dan secepat kilat menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Hanya angin yang berembus membawa beberapa daun terbang di jalanan. Aku memandang ke sekitar dengan panik. Ada seseorang di sini, tadi. Namun, setelah beberapa lama, tidak ada yang terjadi.

Aku kembali berjalan.

Lalu mulai memikirkan semuanya.

Bunyi kerisak daun yang terinjak sol sepatu kembali terdengar di telingaku. Bulu kudukku meremang sementara jari-jemariku menggenggam semprotan merica yang telah diselipkan Mom sebelum aku pergi tadi.
 
 
Memang ada seseorang di sini. Dia sudah mengikutiku sedari tadi. Mungkin semenjak si brengsek itu meninggalkan aku di sana. Aku kembali mencoba berjalan. Langkah itu kembali mengikuti.
 
 Aku berhenti.
 
Dia juga berhenti.

Akhirnya setelah beberapa lama aku sudah tidak tahan lagi. Dengan tiba-tiba aku berbalik untuk melihat siapa penguntit yang telah mengikuti aku.
 
Ayo, bunuh saja aku!  Seperti yang kau coba lakukan waktu itu!

Bersambung ....

LLG, Mei 2021

Siapa dia?
Ikuti kisah selanjutnya.

AFFAIR WITH MONSTERWhere stories live. Discover now