A DATE

102 12 9
                                    

"Ajak aku nge-date, Alex!" Suara merdu yang muncul tiba-tiba itu hampir membuat Alexander Kent menjatuhkan tabung reaksi yang sedang disusunnya. Terdengar suara mengikik di belakang punggungnya. Mr. Kent mendesah dan menjawab tanpa menoleh.

"Nope."

Kisikan blus terdengar seiring dengan langkah kaki yang mendekat. Indera penghidu Mr. Kent mengendus wangi parfum lembut yang menguar dari tubuh lawan bicaranya. laki-laki itu menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran yang berkelebat di kepalanya.

"I'm busy, Miss. Katherine."

Akan tetapi, Miss Katherine tidak menyerah begitu saja. Dia menghadang langkah Mr. Kent yang sedang sibuk membereskan kelas. Matanya menatap lekat laki-laki itu. "Kau selalu sibuk, Alex. Ayolah. Kota ini sepi sekali," rengeknya manja.

Mr. Kent mengerutkan dahi dan membalas tatapan perempuan itu. "Why me?" tanyanya datar.

Miss Katherine tersenyum manis. Dia memiringkan kepalanya sambil memperhatikan Mr. Kent.

"Apakah kau selalu bicara pendek-pendek begitu? Tidak heran jika anak-anak perempuan di sekolah ini tergila-gila padamu," ucapnya menyindir. Kemudian dia tertawa, menampakkan barisan geligi yang putih dan indah. Mr. Kent memandangnya datar dan kembali sibuk dengan rutinitasnya membereskan kelas kimia. Miss Katherine berdeham membersihkan tenggorokannya. Persona kecantikan perempuan itu tidak mempan di diri Mr. Kent.

"Aku pusing mengurusi kasus Farah Stevenson, Alex." Miss Katherine melihat Mr. Kent tiba-tiba berhenti mendengar ucapannya. Perempuan itu menoleh ke luar jendela dan mendesah. "Pihak aliansi sekolah sudah meminta laporan kasus itu dan aku belum membuat kemajuan. Kurasa menghilangnya Manak membuat segalanya menjadi rumit. Sekarang, yang kita punya hanyalah kesaksian gadis malang itu dan ternyata dia kehilangan ingatannya. Apa yang harus kulakukan, Alex? Aku benar-benar ingin membantu kelangsungan pendidikannya. Sekolah berhak untuk tidak meluluskannya tahun ini. Kita sama-sama orang baru di sini. Setidaknya dua kepala lebih baik daripada satu."

Perempuan itu kembali menoleh ke arah Mr. Kent. Wajahnya terlihat lelah. Mr. Kent hanya diam memandanginya. "Aku tidak mungkin pulang ke Bettlehem dengan tangan kosong. Yah, tidak mungkin menyajikan cerita khayalan tentang kamera atau adegan Scream movie atau cerita penculikan oleh mafia kepada dewan aliansi sekolah, 'kan?" Miss Katherine mengusap wajahnya frustasi. "Aku stres, Alex. Help me? Please?"

Mr. Kent menatapnya lama. Lalu mengangguk. "Oke."

Siapa yang bisa menolak permintaan perempuan cantik, 'kan?

Lima blok dari klub malam di Seventh Avenue tempat mereka berkencan, Farah Stevenson nyaris meregang nyawanya, malam itu.


***







AFFAIR WITH MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang