AZKALIYA || PART 9

69.2K 8.5K 410
                                    

🤍🤍🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤍🤍🤍

Aliya menatap tak suka pada Azka. Azka selalu saja memanfaatkan kelemotan yang ada pada dirinya.

"Tapi lo jangan minta yang aneh-aneh!" ucap Aliya menatap Azka dengan serius.

"Iya," ucap Azka menahan senyumnya.

Aliya memicingkan matanya, "gue mencium bau-bau kelicikan!"

"Heh bocil! Suudzon mulu lo!"

"Gue itu seumuran sama lo! Cuma beda satu hari,"

"Badan lo kecil banget, harusnya masih sekolah SD sama Noval," ucap Azka sambil tersenyum meremehkan.

"Kecil-kecil gini kalo balapan selalu menang," ujar Aliya merasa bangga.

"Lawan lo aja yang terlalu lemah."

"Gue cabut kata maaf tadi, mending lo marah aja deh. Sampai satu bulan, dua bulan, tiga bulan atau sampai satu tahun juga boleh. Alhamdulillah. Capek gue debat terus, dari bayi sampai sekarang," crocos Aliya tanpa henti.

"Gue juga kan pengen punya tetangga yang baik, ramah. Iya sih, Lo baik. Tapi baik sama nakal nya itu banyak nakalnya, jadi gue bingung."

"Dikit-dikit bikin kesel, bikin gue nangis, dan bikin baper. Terus kalo Deket lo jantung gue rasanya seperti lompat-lompat! Gu–" Aliya langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Baper?" tanya Azka menaik turunkan alisnya.

Aliya menggelengkan kepalanya. "Nggak!!"

Azka menyunggingkan senyumnya sangat tipis. Lalu mendekat kan tubuhnya ke arah Aliya.

Aliya bisa merasakan hembusan nafas Azka menerpa kulit wajah nya. Aliya hanya diam saja, badannya terasa tak bertulang.

"Kalo gue deket kaya gini, Lo ngerasain sesuatu?" tanya Azka seperti bisikan tepat di samping telinga Aliya.

Aliya mengangguk sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.

"A–azka ..." gumam Aliya.

"Hmm?" ujar Azka tetap pada posisinya.

"Tubuh gue kenapa?" tanya Aliya membuat Azka mengerutkan keningnya.

"Rasanya lemes, kaya gak ada tulangnya," lanjut Aliya.

Azka mendengar penuturan Aliya hanya terkekeh pelan.

"Besok pagi ke taman belakang rumah," ujar Azka.

AZKALIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang