22. Lotus

3.2K 466 51
                                    

Happy wednesday.. selamat membaca.. jangan lupa di pencet bintang kecilnya yaa.. *loveyou

ooh yaa, boleh yang mau berteman sama akuuu difollow akun ig: kata_karrameita , biasanya aku ada post spoiler2 manja juga disana.. 

okhaaaiii my luvs.. *xoxo

-Lotus symbolizes spiritual enlightment, growth, purity, and birth-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Lotus symbolizes spiritual enlightment, growth, purity, and birth-

*****

Kiara/Senja POV.

"Ngapain lo nangis-nangis di situ?"

Aku menoleh ke belakang dan melihat sosok seorang wanita yang sangat aku kenal. Kanaya.

Naya berdiri di depan pintu rumah, terlihat cantik dan modis, malah aku merasa kecantikannya makin terpancar sekarang. Namun sayangnya wajah cantik itu memperlihatkan kesinisan seperti biasa.

Aku tersentak dan segera menghapus air mata. Pelan aku berdiri menghadapi Naya, dengan gugup aku berkata, "t-tidak ada apa-apa."

Naya memandangku kesal, sementara bibirnya tersenyum mencemooh. "Gak usah sok nangis, gak usah sok menderita. Gak pantas, jelek tau."

Aku hanya terdiam menerima semua perkataan Naya. Bahkan sampai saat ini, ternyata Naya masih bisa membuatku gelisah, perkataannya masih tidak bisa kubalas. Naya masih merupakan sosok yang menakutkan untukku.

"Awan mana?" tanyanya singkat.

"Pak Awan di dalam."

Tanpa menjawab perkataanku, Naya melengos, dan berjalan anggun menuju dalam rumah. Sementara aku memutuskan untuk tetap berada di taman luar, tidak berani ikut campur dengan urusan mereka.

*****

Keesokan harinya, aku sedang menyapu lantai ruang tamu ketika melihat Naya masuk ke dalam rumah. Dia memakai celana panjang denim berwarna biru tua dan kaus berwarna putih, sementara wajahnya dihiasi dengan make-up tipis, membuat penampilan Naya makin sempurna. Aku melihat tubuhku yang hanya memakai celana bahan dan kaus lusuh. Kami memang terlalu berbeda.

Naya masuk dan langsung menempatkan dirinya di sofa bed depan televisi, tepat di ruangan yang sedang aku bersihkan, seakan dia tidak peduli dengan pekerjaanku. Aku hanya bisa menghela napas dan beranjak membersihkan bagian lain ruangan.

"Awan mana?" tanya Naya kasar.

"Pak Awan tadi dijemput sama sopir ke rumah Oma dan Opanya. Katanya Ayah dan Ibu sudah sampai di Indonesia, sekarang mereka sedang berkumpul di sana," jawabku berusaha sopan.

Naya melirikku kesal, wajahnya menyiratkan rasa ingin tahu, dengan cepat dia bertanya, "lo ketemu Ayah sama Ibu-nya Awan tadi?"

Aku menggeleng. "Tadi pagi saya sampai di sini, Pak Awan sudah gak ada," ujarku jujur.

Senja Bersama Awan (END, KK)Where stories live. Discover now