KOONSTAN BOOK 2 (RYAN-HARA ver)
"Ra, kamu mau ngga jadi...,"
"Jadi pacar kakak?" sela Hara tak sabaran diiringi suara detak jantungnya yang berdegup tak teratur.
"Bukan, Ra. Tapi jadi ibu dari kelima anak-anakku nanti. Mau ngga?" ucap Ryan lembut.
K...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Halooooo Mas adek Hara-Ryan comeback nih!!! Yuk yang kangen mana suaranya?!! XD
•••
Libur semester merupakan waktu yang paling membosankan bagi Hara. Ia senang akhirnya ada waktu istirahat dengan tidak memikirkan mata kuliahnya lagi dan segala tugas-tugas kampusnya. Tapi, di sisi lain ia juga sedih, ia tidak tahu harus pergi ke mana dan dengan siapa saat Mari sudah menikah dan Sena sendiri sudah punya pacar. Ya, sebenarnya tidak setiap hari Mari dan Sena sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tapi rasanya tiap kali ingin membuat janji dengan mereka pada tanggal-tanggal tertentu, salah satu dari mereka pasti ada yang tidak bisa. Yang satu mengurus suami, yang satunya lagi sedang pacaran.
Hara sekarang juga punya pacar, sih. Tapi ia juga sering rindu berkumpul bertiga dengan teman-temannya.
Sungguh ia sedang bosan di rumah sekarang, pun jika ia ingin bertemu Ryan tidak mungkin di tengah hari seperti ini. Ryan pasti sedang sibuk kerja. Kecuali untuk berbalas pesan. Pasti akan dibalas, itu pun kalau Ryan memiliki waktu luang seperti jam istirahat misalnya.
Punya Hara♡ Aku berangkat kerja dulu ya, Ra. Nyari uang buat nikahin kamu hehe (06:02 a.m)
Mauuu :"( (06:03 a.m)
Punya Hara♡ Tapi nanti, nunggu kamu lulus dulu. (06:05 a.m)
Nggapapa. Banyak mahasiswi yang udah nikah tau :( (06:05 a.m)
Punya Hara♡ Ra (01:47 p.m)
Lagi ngapain? Aku baru aja istirahat. (01:47 p.m)
Kamu udah makan? (01:48)
Pasti tidur atau jangan jangan keluyuran sendiri? (02.04 p.m)
Aku baru aja bangun kak, bosen banget ngga ada temen main di rumah... (03:27 p.m)
Ryan punya kesibukan sendiri sebagai dokter, itu membuat waktunya untuk bicara dengan Hara di telepon juga tidak banyak. Mana mungkin ia bekerja tapi tangannya sibuk memegang ponsel?
Berbeda dengan Hara yang menganggur selama liburan semester. Sepertinya ia juga harus punya kegiatan selain menunggu luangnya waktu para sahabat dan juga kesayangannya untuk bertemu dan berakhir begitu saja. Hitung-hitung memiliki kegiatan yang menghasilkan juga tidak ada salahnya, kan?
Dengan rambutnya yang masih setengah kusut dan matanya yang masih setengah sayu, Hara berbaring menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir. "Enaknya bisnis apa ya?" nadanya terkesan melantur.
Hara berguling-guling di atas ranjangnya. Sampai sejauh ini ia masih belum tahu ingin melakukan apa dan rasanya seperti malas sekali. Beberapa menit berlalu sejak ia meletakkan ponselnya, Hara meraih benda itu lagi. Sudah lebih dari tiga puluh menit sejak ia membalas pesan Ryan. Tapi pria itu belum membalasnya lagi. Mungkin sudah kembali bekerja.
