13. PERTANYAAN

568 135 26
                                    

✨SELAMAT MEMBACA✨
Maaf ya, seger segerannya ngga ada. Wifi dirumah emang ngajak berantem 🙂

•••

Sambil menunggu kapan gilirannya masuk ruangan, Hyejin membelikan segelas kopi untuk Jungkook.

Wanita itu berdiri di hadapan Jungkook-yang tengah menunggu Ryan di depan bilik pemeriksaan dokter kandungan satu itu. Tangan Hyejin mengulurkan segelas kopi di depan muka sahabat Ryan sehingga lelaki itu menerimanya. Setelah itu Hyejin duduk di sebelah Jungkook berjarak satu kursi kosong di antara mereka.

"Jujur aja aku kaget liat kamu ada di sini."

Hyejin tertawa pelan. "Kenapa juga harus kaget? Emangnya aku ngga boleh pulang ke negaraku sendiri?"

Jungkook menengok Hyejin sekilas. "Kamu tau ini kliniknya Ryan, kan? Kamu sengaja nampakin diri di depan dia? Buat apa?"

Hyejin mengernyit aneh mendengar pertanyaan Jungkook. "Aku ..., aku, kan pasien. Memangnya aku ngga boleh periksa di sini?"

"Kenapa kamu ngga ngajak suamimu?"

Hyejin memutar bola matanya lalu menjawab pertanyaan itu tak begitu serius. "Hm ..., karena ..., karena apa ya, Jeon?"

Jungkook menyesap kopinya sedikit sambil mendengarkan Hyejin.

"Karena kita ada di fase di mana aku sama suamiku ngga lagi berhak ikut campur antara satu sama lain." jawabnya enteng lalu melanjutkannya lagi. "Maksudku mantan suamiku. Aku sama dia udah cerai."

Sontak Jungkook tersedak kopinya, kemudian ia menatap Hyejin dengan pangkal alis saling bertaut. "Kamu ...,"

"Janda?" sambung Hyejin menyelesaikan ucapan Jungkook lalu tertawa singkat. "Iya, janda. Seorang wanita yang beberapa bulan lagi bakal menyandang status jadi single parent."

"Kamu cerai sama suamimu dengan keadaan kayak gini, Hyejin?"

Sekali lagi Hyejin menertawakan kebingungan dan rasa ingin tahu Jungkook. "Memangnya kenapa? Saat aku mutusin cerai sama dia, aku pikir aku juga harus bawa anak ini. Aku ngga mau mantan suamiku tau kalau sebentar lagi dia bakal jadi ayah, aku lakuin itu sengaja karena aku ngga mau anakku nanti bernasib sama kayak aku." Hyejin menoleh pada Jungkook. "Kamu tau benar, kan? Aku nikah karena dijodohin." Hyejin menghela napas. "Memang ya, jadi anak orang kaya itu kadang ngga bisa bebas. Disuruh ini, disuruh itu, harus lakuin ini, harus lakuin itu."

Jungkook menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Orang tua kamu?"

"Mereka baik-baik aja. Aku cerai sama suamiku juga bawa harta, kok." Hyejin tertawa geli. "Anak itu bener-bener investasi orang tua ya, Jeon?"

Dari dulu Jungkook kuliah, Ryan beberapa kali bercerita soal Hyejin. Jungkook cuma tahu sekilas, kalau Hyejin saat itu anak yang penurut. Bahkan dilihat dari segi mereka berpacaran pun nampaknya mereka bukan pasangan yang suka sembrono dan neko-neko. Tapi tidak tahu, kenapa kesannya Hyejin yang dulu dengan saat ini berbeda. Bahkan penampilannya sekarang saja bak wanita sosialita dan pandai bicara. Beda dengan yang dulu. Jungkook tak mau overthinking, sebab perubahan seseorang adalah sesuatu yang wajar terjadi-terlebih Hyejin tinggal di luar negeri dan melanjutkan studinya di sana.

Kembali ke permasalahan awal di mana Jungkook bertemu dengan Hyejin di rumah sakit ini ketika Jungkook datang karena ada keperluan dengan sahabatnya.

"Kenapa harus Ryan?" tanyanya membuat Hyejin setelah itu menengoknya.

"Kenapa?"

"Kenapa kamu harus periksa di kliniknya Ryan?"

"Oh," Hyejin menghela napas. "Seokjin juga nanyain hal yang sama waktu kita ketemu. Aku jawab aja karena aku penasaran gimana kabar Ryan sekarang. Ternyata dia masih sebaik yang dulu walau pun agak sedikit kaku." tuturnya lalu tertawa sumbang. "Ryan juga pernah bilang sama aku kalau dia udah punya pacar, sampai situ aku ngerti kalau dia cukup terganggu sama aku."

HOME || KNJWhere stories live. Discover now