03

2K 251 9
                                    

Azalea atau yang kini bernama hua ran sedang bersantai di sebuah taman bersama dayang-dayangnya.

"huah tak ku sangka taman ini sangat indah." ujar hua ran dengan mata berbinar saat melihat hamparan bunga warna-warni.

"apakah anda tahu yang mulia? Bahwa taman ini di buat khusus oleh yang mulia kaisar untuk kekasih masa kecilnya." ujar dayang rua pada majikannya itu.

"kekasih masa kecil? Memangnya siapa kekasih masa kecil si jiang shu?" tanya hua ran penasaran.

Dayang rua tampak terdiam beberapa saat sambil melihat kanan-kiri seperti pencuri yang takut ketahuan.

"sebenarnya tidak ada yang tahu siapa kekasih masa kecil yang mulia kaisar, karena tersebar rumor bahwa kekasih yang mulia menghilang tanpa jejak." kening hua ran mengerut, ia tampak bingung dengan informasi yang baru saja ia dengar.

"Menghilang? Bagaimana bisa dia menghilang tanpa jejak? Apakah dia di culik?" dayang rua menggeleng, memang benar ia tidak tahu apapun mengenai keberadaan kekasih masa kecil dari kaisar tiran itu.

Hua ran menghela napas kasar. Entah kenapa ia merasa sangat penasaran dengan sosok kekasih masa kecil si jiang shu. Bagaimana caranya dia bisa meluluhkan hati kaisar sedatar triplek itu?

Namun, lamunan hua ran mendadak buyar saat melihat jiang shu yang berjalan dengan di temani beberapa bawahannya. Tetapi bukan itu yang menarik perhatian hua ran.

Mata hua ran memincing saat melihat seorang gadis cantik yang nampak ingin mendekati jiang shu yang terus berjalan dengan wajah cuek.

"wih ada tontonan nih." ujar hua ran sembari berjalan menjauhi taman.

"yang mulia anda hendak kemana?" hua ran menoleh dan mendapati dayang rua yang terus mengikutinya dari belakang.

"shtt rua jangan mengikutiku! lebih baik kau siapkan saja makan siang, aku akan kembali setelah melakukan sesuatu." hua ran kembali berjalan dengan wajah sumringah sembari meninggalkan dayang rua yang tersenyum karena menyadari sesuatu.

"selamat berjuang yang mulia"

*****

Dengan mengendap-endap layaknya seorang penyusup hua ran menaiki sebuah pohon yang tak jauh dari keberadaan kedua manusia yang ingin ia amati.

"Yang mulia, nama hamba ren shi-shi. Hamba adalah anak dari jendral ren." ujar gadis cantik bertubuh mungil itu sembari berlari pelan mengejar jiang shu yang terus berjalan tanpa memperdulikannya.

Tak putus asa, gadis bernama shi-shi itu mempercepat langkahnya lalu menghadang langkah jiang shu dengan wajah yang di imut-imutkan.
"yang mulia jangan abaikan saya"

Jiang shu menatap datar gadis itu.
"Jangan ganggu zhen!" desisnya membuat nyali dari gadis itu sedikit menciut.

Hua ran yang berada di atas pohon tak dapat menahan tawanya saat melihat gadis itu tampak gemetar ketakutan karena ucapan jiang shu yang memang sangat tajam.

"Kena mental gak tuh? Niatnya pengen kenalan tapi malah di marahin hehehehe" hua ran merasa sangat terhibur dengan tontonan di depannya.

"t-tapi saya ingin berkenalan dengan yang mulia" cicit gadis itu sembari memilin jari-jarinya.

"Zhen tidak ada waktu untuk meladenimu!"

"tapi.."

"apa kau tidak dengar apa yang di katakan oleh jiang shu?"

Semua perhatian langsung tertuju pada hua ran yang tiba-tiba muncul sambil bersandar di dada bidang jiang shu tanpa izin.

"hey gadis kecil! Kau masih sangat kecil tapi aku lihat bibit pelakor sudah tumbuh padamu, jiang shu sudah memiliki istri jika kau ingin mendekatinya lebih baik kau kubur saja dalam-dalam niatmu itu sebelum menyesal." ujar hua ran dengan wajah merendahkan.

Gadis itu menundukkan wajahnya, tak lama kemudian terdengarlah suara isak tangis darinya.
"mengapa? Mengapa yang mulia berkata seperti itu? Hamba hanya ingin berkenalan dengan yang mulia kaisar dan tidak bermaksud untuk merebut yang mulia kaisar dari yang mulia permaisuri." ujar gadis itu dengan nada memelas, seolah dirinya di aniaya oleh hua ran.

"..."

Hua ran mendadak terdiam, bukan karena ia merasa bersalah melainkan merasa jijik dengan apa yang baru saja di katakan oleh gadis itu.

'wih hebat juga gadis kecil ini bersandiwara, sudah jelas-jelas ia memang ingin mendekati jiang shu dengan tujuan menggodanya berharap di jadikan salah satu istri. Tetapi ia pintar mengelak, tapi gak apa-apa akan ku ladeni' batin hua ran tersenyum licik.

"Aiya, apakah permaisuri ini salah bicara? Kalau begitu maafkan permaisuri ini nona shi-shi. Permaisuri ini agak sensitif karena terlalu lelah melayani yang mulia kaisar. Ah~ permaisuri ini jadi malu saat mengingatnya, benarkan yang mulia?" jiang shu langsung melotot ke arah hua ran yang terus tersenyum tanpa dosa.

CUP

Hua ran mengecup pipi jiang shu. "sayang, mengapa melotot begitu? Apakah kau tidak mau aku membocorkan kegiatan kita tadi malam ya~ maaf aku keceplosan, aku akan usahakan untuk tidak membocorkan tentang malam panas kita."

Tangan gadis itu mengepal erat saat mendengar kata-kata hua ran yang membuat sangat marah. Tetapi semua amarahnya ia tahan dengan menunjukan senyum manis di bibirnya.

"yang muli-"

"oh ya sayang, aku dengar dari kasim fu bahwa raja huan menunggumu di ruang kerja." potong hua ran dengan cepat saat melihat gadis itu hendak membuka suara.

"hmm" jiang shu langsung meninggalkan tempat itu dengan cepat karena tak ingin berlama-lama berhadapan dengan kedua wanita itu.

"SAYANG! JANGAN LUPA MALAM INI YA! AKU TUNGGU KEDATANGANMU! MUAH" teriak hua ran nyaring sembari melempar ciuman dari jauh.

Kaisar tiran itu terus melanjutkan langkahnya tak memperdulikan teriakan memalukan dari istrinya itu.

"jadi, nona shi-shi anda ingin mengatakan apa?" tanya hua ran dengan senyum manis terpatri di bibirnya.

"ah tidak ada yang mulia, hamba undur diri. Semoga yang mulia di beri umur panjang." gadis itu segera pergi dari sana meninggalkan hua ran yang tersenyum licik ke arahnya.

"aku suka mencari masalah hehehe"

****

"Sial! Rencanaku gagal gara-gara wanita sialan itu!" ujar gadis bernama shi-shi itu setelah dirinya sudah cukup jauh dari istana.

"tunggu saja pembalasanku, akan ku buat kau menderita dengan rasa sakit yang akan membiuatmu mati perlahan-lahan itu janjiku." ujarnya sembari memukul meja di depannya dengan kasar sebagai pelampiasan amarah.

"nak?"

"ayah, mengapa ayah ada di sini?" tanya gadis itu saat melihat ayahnya yang datang menghampirinya.

"apakah kau berhasil menggoda kaisar tiran itu?" tanya pria paruh baya yang di panggil ayah oleh gadis itu.

"belum ayah, wanita sialan itu tiba-tiba muncul dan menggagalkan rencana kita." ucap gadis itu dengan wajah kesal

"wanita sialan? Siapa?"

"Permaisuri!" desis gadis itu tak suka.

"apa bagaimana bisa?"

"tapi tak apa ayah, aku akan mencari cara untuk menyingkirkan wanita sialan itu. Tunggu saja."

Bersambung.

Chapter berikutnya bakal author update sore.

Maaf author telat karena di tempat author gak ada jaringan internet.

Crazy EmpressWhere stories live. Discover now