12

1K 140 31
                                    

Saat ini hua ran tengah menyantap makan malamnya dengan anggun dan sangat elegan, seperti bukan hua ran yang biasanya, yang selalu makan sangan lahap seperti orang yang tidak pernah makan dalam setahun.

Tapi kali ini berbeda, karena saat ini ia tengah makan malam bersama jiang shu dan beberapa tamu penting kekaisaran seperti raja ji dan putri ji nian. Bahkan ada juga ren shi shi dan pangeran wang li yang ikut makan malam bersama.

Mau tidak mau hua ran harus menjaga etika saat makan dan terus bersikap anggun selayaknya seorang permaisuri yang sesungguhnya.

Terkadang hua ran melirik ketiga orang yang selalu berusaha menghancurkan rumah tangganya, yah siapa lagi jika bukan pangeran wang li, putri ji nian, dan ren shi shi.

Bagi hua ran bersikap waspada adalah suatu keharusan, apalagi ketiga orang ini cukup licik demi bisa mencapai keinginan mereka. Bahkan sekarang saja hua ran dapat melihat tatapan memuja dari putri ji nian dan ren shi shi kepada jiang shu. Sedangkan pangeran wang li terus melirik hua ran dengan tatapan genitnya.

'Hari yang sangat buruk' batin hua ran sambil menyendok sup di depannya.

"Yang mulia kaisar, hamba dengar yang mulia sangat menyukai sup ayam dengan gingseng. Jadi hamba sempat menyiapkan sup ini untuk yang mulia." ucap ji nian sambil tersenyum manis dengan semangkuk sup ayam di tangannya.

Ji nian baru saja berdiri, berniat memberikan sup ayam itu kepada jiang shu. Tentu saja hua ran tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Sebelum ji nian melangkahkan kaki, hua ran segera mendekatkan dirinya kepada jiang shu dan berseru cukup kencang.

"Ah suamiku, kemarin malam kau mengatakan sangat ingin memakan sup ikan bukan? Cobalah sup ikan ini, rasanya sangat lezat dan gurih kau pasti suka." hua ran langsung menyendokan sup itu lalu menyuapi jiang shu. Jiang shu tidak menolak dan langsung memakan sup itu tanpa berkata sepatah katapun.

Senyum jiang shu terbit saat melihat wajah hua ran yang tampak berseri-seri saat menyuapinya. Tidak tahu saja, padahal hati hua ran tengah diliputi api cemburu. Hua ran harus bergerak cepat sebelum orang lain bergerak untuk mencuri perhatian suami tripleknya.

Wajah ji nian tampak masam, ia kembali ke tempat duduknya semula. Sebenarnya bisa saja ji nian tetap kekeh memberikan sup ayam itu tapi ia akan dianggap seorang putri tidak beretika, apabila menganggu kebersamaan seorang pria yang sudah menikah di depan orang banyak.

Ji nian hanya bisa menelan bulat-bulat kekesalannya dan berusaha untuk tetap tersenyum agar menutupi rasa malunya. Tetapi senyum palsu ji nian langsung luntur dikala ia tidak sengaja bertatapan dengan ren shi shi yang menatapnya remeh.

Ren shi shi tentu saja senang karena rencana ji nian yang ingin mendekati jiang shu gagal karena hua ran. Walaupun dia tidak menyukai hua ran, tetapi ren shi shi jauh membenci ji nian.

Ji nian adalah rival terberat ren shi shi. Hubungan keduanya tidaklah baik sejak lama. Dimulai dari tunangan masa kecil ren shi shi yang sempat direbut oleh ji nian hingga persaingan untuk mendapatkan jiang shu dari na lin saat itu.

Sampai sekarang persaingan itu masih berlaku dan keduanya sama-sama menginginkan hal yang sama.

Ji nian menatap ren shi shi tajam, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup. Sedangkan ren shi shi menatap rendah ji nian.

Hua ran yang melihat kilatan kebencian dari dua pelakor hanya tersenyum kecil lalu kembali menyuapi jiang shu.

'sepertinya persaingan kedua pelakor itu cukup seru.'

*****

Malam semakin sunyi dengan suara hewan malam sebagai melodi pengisi kekosongan.

Ditengah kesunyian itu, nampak tiga orang  asing mengendap-endap walaupun mereka datang dari arah yang berbeda dan saling tidak mengetahui satu sama lain.

Crazy EmpressWhere stories live. Discover now