09

1K 127 12
                                    

Angin berhembus kencang, menerbangkan helaian demi helaian rambut sehitam tinta itu dengan lembut membuatnya begitu anggun.

Hua ran, permaisuri kekaisaran wu itu hanya diam menikmati cahaya matahari yang menerpa wajahnya. Sensasi hangat membuatnya lebih rileks dari semua penat yang tertumpuk beberapa hari ini.

"yang mulia?" panggil dayang rua. Hua ran hanya berdehem dan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri.

"saya ingin menyampaikan bahwa yang mulia kaisar mengirim banyak hadiah bagi yang mulia." ujar dayang rua sembari menunduk dalam.

Hua ran langsung berbalik dan menatap dayang rua dengan raut penuh kebingungan di dalamnya.
"kenapa dia mengirim banyak hadiah? Memangnya aku berulang tahun?"

"benar, yang mulia. 5 hari lagi adalah hari kelahiran anda, maka dari itu yang mulia kaisar mengirimkan hadiah pada yang mulia." Kini hua ran terdiam sembari menopang dagu.

Hua ran mencoba mengingat informasi dari ingatan hua ran asli. Tetapi ia tidak mendapatkan informasi apapun.

Mengapa aku tidak mengingatnya, batin hua ran. Dayang rua yang menyadari kebingungan majikannya segera bertanya.

"maaf yang mulia mengapa anda tampak bingung? Anda dapat bertanya pada hamba ini, hamba ini akan menjawab." ujar dayang rua.

Hua ran tentu merasa sangat terbantu dan merasa beruntung memiliki rua sebagai dayangnya. Sebab dayang rua begitu peka dengan apa yang dia butuhkan.

"oh, aku merasa terbantu. Katakan padaku rua, selama 5 tahun pernikahanku dengan jiang shu. Apakah pernah dia memperlakukanku seperti ini sebelumnya? Aku mohon kau jangan begitu heran, kepalaku kemarin terbentur jadi ada ingatanku sedikit kabur." dayang rua hanya mengangguk dengan senyum tipis menghiasi bibirnya.

"maaf jika ini tidak nyaman di dengar yang mulia. Setahu saya selama ini yang mulia kaisar tidak pernah menaruh perhatian sebesar ini pada yang mulia, bahkan yang mulia kaisar begitu tidak perduli dengan anda. Bahkan ketika anda hampir mati karena di rampok, yang mulia kaisar tidak perduli dan lebih mementingkan berkas-berkasnya."

Tangan hua ran terkepal erat saat mendengar apa yang dikatakan oleh dayang rua, bahkan sekarang hua ran meragukan pernyataan cinta dari jiang shu waktu itu. Bisa saja jiang shu berbohong waktu itu.

Hua ran mencoba menenangkan diri sembari meminum beberapa teguk teh yang telah di sediakan oleh dayang rua.
"entah mengapa aku merasakan semua ketidak perdulian jiang shu akibat dari kekasih masa kecilnya yang pernah kau ceritakan itu. Bisa kau ceritakan lebih detail rua?"

"tentu, yang mulia. Yang hamba tahu, kekasih masa kecil yang mulia kaisar bernama Na Lin. Untuk marga dan keluarganya hamba tidak tahu. Sebab identitas dari na lin sendiri begitu misterius. Tidak ada yang tahu kapan dan dimana yang mulia kaisar atau putra mahkota saat itu bertemu dengan na lin. Yang diketahui hanyalah na lin adalah gadis kecil paling istimewa bagi yang mulia kaisar waktu itu." dayang rua menghela napas sejenak lalu kembali melanjutkan.

"Na lin ini begitu berbeda dari kebanyakan gadis kecil seumurannya. Meski waktu itu ia baru berumur 8 tahun, tetapi na lin memiliki kemampuan bela diri hingga penguasaan senjata yang sangat hebat. bahkan kaisar terdahulu sempat memberikan hadiah berupa gelar kehormatan dan di angkat sebagai tunangan yang mulia kaisar yang masih putra mahkota waktu itu. Tentunya putra mahkota senang bukan main dan terus menempel kemanapun na lin ini pergi. Kedekatan antara putra mahkota dan na lin melahirkan sebuah masalah besar, yaitu beberapa keluarga bangsawa tidak terima dengan keputusan kaisar terdahulu."

Hua ran langsung menempelkan jarinya di bibir dayang rua sebagai kode untuk diam.

"aku tebak pasti hilangnya na lin ini karena pembalasan dendam dari para bangsawan itu kan?" tebak hua ran yang di sambut anggukkan dari dayang rua.

"na lin ini menghilang saat terjadi pemberontakan dari kubu bangsawan yang menolak keberadaan na lin. Banyak rumor yang beredar bahwa na lin telah mati dibunuh oleh pemberontak. Namun, semua itu sekedar rumor dan belum ada kepastian dari rumor tersebut. Bahkan yang mulia kaisar tidak henti-hentinya mencari keberadaan na lin. Hingga yang mulia kaisar terdahulu menikahkan yang mulia kaisar yang sekarang dengan anda yang mulia." cerita rua dengan tatapan iba.

Hua ran mengangguk mengerti, tidak mengherankan apabila jiang shu begitu benci keberadaannya di sini. Selain kehilangan calon tunangan yang amat dia cintai, dia juga harus menerima pernikahan paksa dari kaisar terdahulu.

"hey, dayang rua. Menurutmu apakah aku boleh egois?" ujar hua ran sembari menatap langit. Dayang rua hanya berdehem pelan.

"tergantung apa yang akan ada lakukan yang mulia, jika keegoisan anda merujuk sebuah hal baik maka hal itu jelas boleh dilakukan." hua ran menghela napas kasar lalu berbalik menatap ke arah dayang rua.

Hua ran tersenyum tipis lalu memegang tangan dayang rua dengan lembut. "apakah aku egois jika aku menginginkan jiang shu untuk diriku seorang?"

Dayang rua hanya menggeleng pelan.
"tidak, anda tidak egois yang mulia. Anda sangat pantas memiliki yang mulia kaisar, sebab anda adalah istrinya dan orang lain tidak boleh memilikinya selain anda."

Mungkin perkataan dayang rua seperti sebuah provokasi tapi percayalah arti dari perkataannya adalah kebenaran yang memang seharusnya terjadi.

Hua ran mengerti dengan jelas makna dari perkataannya, tetapi hatinya masih merasa ragu untuk mulai membuka hati bagi orang yang bahkan mengancam menjahit mulutnya. Saat pertama kali bertemu.

"sial! Aku benci mengakuinya! Tapi aku cemburu pada na lin." lirih hua ran dengan wajah tak enak di pandang, dayang rua yang mendengar lirihan itu tidak bisa menahan senyum di bibirnya.

Dayang rua hanya ingin yang terbaik bagi majikannya itu, sejak pertama kali majikannya itu menginjakan kaki pertama kali di istana. Tak pernah sedikitpun dayang rua melihat raut kebahagiaan di dalamnya.

Wajah murung, pendiam dan bahkan terlihat lesu. Membuat dayang rua mengira majikannya ini sedang dilanda masalah ekonomi yang cukup berat. Namun, masalahnya jelas tidak seperti yang dayang rua pikirkan.

Shen Hua Ran adalah anak seorang jendral besar, tidak mungkin dia kekurangan jika dari segi harta.

Masalah utamanya ialah ia kekurangan kasih sayang, mulai dari ayahnya yang mendidiknya dengan keras tanpa memandang kelemahan sang putri yang memiliki tubuh rapuh.

Hingga hua ran menikah dengan pria yang selama ini dia cintai setengah mati, yaitu jiang shu. Tetapi yang hua ran dapatkan adalah perlakuan kasar dan ketidakpedulian dari jiang shu.

Dayang rua telah mengenal hua ran sebagai majikan yang malang dan dia berusaha untuk menyenangkan hati majikannya dengan caranya sendiri. Tak perduli jika nantinya ia harus mengorbankan nyawanya sekalipun.

'anda harus bahagia yang mulia' batinnya sembari memandang wajah cantik hua ran.

"Sudah aku putuskan!" teriak hua ran sembari mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi.

"Aku akan menjadi perempuan yang agresif pada jiang shu hahahahaha"

Sudahlah, sepertinya kegilaanya kambuh lagi.

Bersambung.

Holla apa kabar semuanya! Dah lama banget yah izel kagak update.
Dah berapa bulan yak? Ada yang ingat kapan izel terakhir kali update?

Yang pasti dah lama banget. I'm sorry readers. Izel lagi dalam masa tidak produktif dalam buat cerita.

Yah izel gak mau kasih alasan lainnya yang pastinya buat kalian bosen dengernya. Cuma izel bakal pastiin cerita ini bakal tamat di tahun depan (targetnya sih gitu) doain aja ya readers semoga gak lagi hilang ide.

Kalau gitu sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya😘

Crazy EmpressWhere stories live. Discover now