16. Antara Aku Dan Dia

193 31 16
                                    

Na lin syok saat menyadari siapa wanita di depannya itu, walau wajahnya  dan postur tubuh yang berbeda tapi sifat dan perkataan wanita itu jelas mengingatkan na lin dengan seseorang.

Seseorang yang tidak waras tapi menyedihkan!

"A-AZALEA!" seru na lin tidak percaya.

Hua ran lantas melebarkan senyumnya dan hal itu tampak sangat mengerikan bagi na lin.

"Ah, sekian lama akhirnya aku mendengar lagi panggilan itu." ucap hua ran sembari mengusap bibirnya sensual.

Sedangkan na lin bergidik ngeri melihat hua ran yang semakin menjadi-jadi, apalagi ketika ia mengingat memori terakhirnya ketika ia bertemu si pembunuh bayaran gila, Azalea.

Fokus na lin teralihkan dengan masa lalunya yang terbilang konyol.

*****
Alviona itulah nama dari seorang psikopat yang saat itu menjadi buronan pihak kepolisian. Namanya indah tapi tidak dengan kelakuannya, alviona telah menghabisi setidaknya 34 nyawa orang-orang tidak bersalah demi memenuhi hasrat membunuhnya.

Dan malam itu, alviona telah siap mencari korban yang nantinya akan ia mutilasi dan menyebarkannya di kantor polisi. Alviona melakukan itu bukan tanpa sebab, pihak kepolisian dirasa sangat mengganggu rutinitas sehari-harinya.

Alviona merasa kesal karena tidak bebas melakukan aksinya seperti dulu, semenjak ia menjadi buronan, ia harus berpindah-pindah tempat agar tidak tertangkap dan membusuk di penjara karena aksi tak manusiawinya.

Kini kakinya melangkah kearah sebuah gang sempit yang cukup gelap, suasana terasa sedikit dingin. Namun, suasana seperti ini adalah suasana yang membuat adrenalin alviona semakin merangsak naik, membuatnya semakin tidak sabar mendengar alunan teriakan kesakitan sang korban disaat tubuhnya di potong perlahan-lahan.

Darah yang mengucur indah layaknya batu ruby yang indah, dipadukan dengan alunan melodi indah dari jeritan tertahan sang korban yang sudah berada di ambang ajal, ah betapa indahnya~

Imajinasi alviona sudah sangat liar, membuatnya semakin tidak sabar.

Akan tetapi, alviona mendengar suara jeritan kesakitan seorang pria dari ujung gang yang gelap itu. Padahal alviona yakin kalau pria itu masuk sendiri kedalam gang sempit itu.

Ya, alviona sejak awal sudah menargetkan seorang pria paruh baya yang masuk seorang diri ke gang sempit itu, tapi baru saja ia mau beraksi, ia malah mendengar jeritan merdu itu dari kejauhan. Padahal ia belum melakukan apapun.

Alviona segera melangkahkan kakinya cepat tetapi sedikit berjinjit agar tidak ada suara yang dihasilkan, ada rasa penasaran yang membuncah dalam dirinya. Siapakah yang sudah mengambil mangsanya?

Dari balik penerangan remang-remang, disana alviona melihat seorang perempuan berbalut pakaian serba hitam itu sedang menikam jantung pria yang alviona targetkan itu.

Tidak hanya sekali atau dua kali perempuan misterius itu menikam jantung pria itu, tapi puluhan kali! Alviona yakin kalau jantung pria itu pasti sudah hancur.

"Hahahahahaha... Pria bajingan sepertimu memang pantas mati!" ucap perempuan itu sembari tertawa kesenangan. Sedangkan alviona sama sekali tidak beranjak dari tempatnya dan terus menikmati adegan berdarah di depannya.

"Tapi, akan lebih pantas kalau seorang penguping yang mati." lirihnya dan dengan cepat melempar sebilah belati miliknya yang berlumuran darah kearah belakang.

Strettt-

Belati itu melesat cepat menggores pipi alviona yang sedari tadi terdiam disana, mata alviona melotot, perempuan misterius didepannya bukan pembunuh sembarangan! Terbukti dari lemparannya yang akurat, untung saja alviona sempat sedikit menghindar kalau tidak, bukan hanya pipinya yang tergores melainkan belati itu menancap di kepalanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Crazy EmpressWhere stories live. Discover now