iii. muda

172 40 10
                                    

—mimpiku dulu berkuliah, adalah pengalaman hidup yang sangat menyenangkan. dimana dapat datang belajar dengan pakaian bebas. bukan berseragam layaknya pelajar sekolah dasar ataupun menengah.

dapat datang sesuka hati. karena, jam kuliah yang terkadang mendapat kelas pagi ataupun siang. atau sekedar menitip absen kehadiran pada teman, jika berhalangan hadir.

sekarang aku rasa ingin menarik ucapanku dulu. awalnya memang karena, masih merupakan mahasiswa baru. jadi, tidak banyak materi yang aku dapat selain ilmu dasar dari jurusan yang aku ambil ini.

kalau kalian lupa, Arsitektur jurusan yang aku lakoni. ditahun pertama ini aku harus serius. bukan berarti sudah jauh-jauh kemari aku tidak berkuliah dengan benar ya!!!

lantas kenapa begitu? yang aku tau dari beberapa artikel diinternet. juga testimoni langsung dari Kating alias Kakak Tingkat, dijurusan ini. semester pertama itu sama halnya dengan penyelamat Indeks Prestasi Komulatif, nanti.

sebab, disemester tiga atau tahun selanjutnya. sudah pasti tingkat kesulitan tugas juga, materi kuliah yang didapat semakin sulit. dan ya mempertahankan nilai bukan hal yang mudah, apalagi niatan untuk menambahnya hmm.

berbeda denganku, Kala nampak santai dalam menjalani hari-harinya sebagai mahasiswa. ditahun pertama ini, ia masih dapat tersenyum dengan tugas kuliah yang ia dapat. sebab kemampuan yang dimiliki dan passionnya sejalan.

disemester pertama lalu, aku pernah merasa salah memilih jurusan. rasanya seperti terjebak dalam sini. tidak semenyenangkan apa yang aku mimpikan dulu.

baiklah ini masih tahun pertama aku tidak boleh menjadi pemalas, dan putus asa begini. masih banyak semester yang harus aku lalui selanjutnya. lagipun, kalau aku berhenti kuliah sekarang.

sudah pasti aku akan diledek habis-habisan oleh Kakak keduaku. dimarahi Ibu sepanjang hari. juga, membuat Ayah dan Kakak pertamaku kecewa.

"sudah makan siang?," -tanya Kala padaku.

"belum," -balasku singkat menatap malas ke arah banyaknya kertas gambar didepanku.

oh ayolah, masih banyak tugas yang harus kuselesaikan. aku tidak perduli dengan aktivitas penting bertajuk makan. kalau sudah begini, rasanya ingin menangis saja.

"aku tau banyak tugas yang harus kau selesaikan, itu konsekuensi dari jurusan yang telah kau pilih. tapi, setidaknya isi perutmu dulu. aku yakin sebelum wajahmu banjir air mata, cacing diperutmu sedari tadi sudah menangis kelaparan," -ujar Kala memperingatkanku.

"benarkah begitu? kau tau darimana. yang aku tau Sastra jurusan yang kau ambil bukan Ilmu Kedokteran," -celotehku ke arahnya.

"ya memang benar aku bukan mahasiswa Kedokteran. tapi, setidaknya aku lebih pintar darimu dalam menjaga kesehatan tubuh. Isha kutekankan padamu hanya, orang bodoh yang menangis saat banyak tugas dihadapannya. yang benar adalah makan sebentar mengisi kembali energimu, lalu lanjut menyelesaikan tugas satu persatu. bukan malah menangis seharian, apa kau pikir tugas kuliahmu akan selesai jika hanya menangis?," -ujarnya lagi meledekku.

ah tapi, ada benarnya juga. aku malu jadinya. tidak, tidak aku harus tetap terlihat pintar didepannya.

"sok pintar sekali, kau ini," -ledekku ke arahnya.

Kala merotasikan matanya malas mendengar ucapanku.

"sudah jangan banyak bicara, cepat buka mulutmu," -titahnya menyendokkan nasi dengan suiran ayam goreng diatasnya.

monochrome ( hwangshin )Where stories live. Discover now