xii. ya, kamu

123 36 11
                                    

biarku singkat saja, aku hanya mau kamu. —Kala

—beberapa hari terakhir ini. aku tidak melihat Jonas, selaku kekasih Isha. datang menjemput atau mengantarnya pulang dari kampus.

Isha lebih sering pergi menggunakan kendaraan umum. atau memesan layanan transportasi online. aku tak pernah melihatnya pergi bersama Lila atau Pak Retno.

dibanding dulu, ia jauh lebih pendiam sekarang. entah hanya perasaanku atau memang benar. ia terasa berbeda sekarang ini.

aku berniat mengunjunginya dihari Minggu ini. kurasa ia sedang berkutat dengan tugas kuliahnya. pasti, ia melewati acara sarapan dan makan siangnya.

Pak Retno, sedang pergi ke luar kota. mungkin sejak dua hari yang lalu. untuk mengunjungi anaknya disana.

beruntung, yang menjadi penjaga keamanan orang yang aku kenal cukup baik dilingkungan ini. tidak cerewet dan banyak tanya. tapi, perihal jam malam tetap berlaku seperti biasa.

semua tamu perempuan atau laki-laki. hanya boleh berkumpul dan berkunjung sampai jam delapan malam. kalau melebihi aturan maka akan terkena denda nantinya.

aku mengenakan setelan kaus putih dengan celana training. mengingat celana pendek yang biasa aku kenakan masih belum kering. sedang, beberapa yang lain dipinjam teman satu kos-ku.

malang sekali bukan? bahkan pakaianmu dipakai bergantian. tak sedikit, yang tidak dikembalikan. seolah mereka lupa dan milikku menjadi kepunyaan mereka sekarang ini.

ah sudahlah tidak apa. anggap saja sebagai pengalaman bersosialisasi dengan lingkungan dan orang-orang baru. aku berjalan dengan sebungkus makanan juga beberapa camilan didalamnya.

"apa kau akan pergi, Rana?," -sapaku pada salah seorang wanita yang merupakan teman satu kos Isha.

"iya, aku ada urusan sebentar. ada apa?," -balasnya tersenyum padaku.

"apa aku boleh bertanya, darimana kau mendapat kemeja bagus itu? kau membelinya?," -tanyaku padanya.

"aku tidak membelinya, ini dari Isha. beberapa hari yang lalu ia membagikan beberapa pakaian, yang sudah jarang dikenakannya pada orang-orang disini," -jelasnya padaku.

"begitu ya? yasudah aku hanya ingin bertanya itu saja, semoga urusanmu cepat selesai ya. selamat beraktivitas Rana!," -tanggapku padanya.

"baiklah, sampai jumpa Kala!," -timpalnya berpamitan padaku kemudian berjalan keluar dari arah tempat ini.

ya kemeja yang dipakai Rana tadi, adalah hadiah yang dulu aku beli. dan kuberikan pada Isha dihari ulang tahunnya yang ke-17. warna biru langit yang cerah, sangat cantik dipadukan dengan warna putih kulitnya.

aku masih mengingat senyum merekahnya saat menerima hadiahku itu. ia berjanji akan menjaga dan menyimpannya. sekalipun kemeja itu tidak lagi muat dipakainya.

nyatanya, ia memberikannya ke orang lain. padahal, aku tau betul kemeja itu masih sedikit kebesaran ditubuhnya. kenapa ia malah memberinya ke orang lain?

apapun alasannya aku kecewa akan hal ini. walau aku menyukainya, ada satu hal yang sedari dulu aku tidak suka dari pribadi Isha. terlalu tergesa dalam menentukan suatu keputusan, jawabnya.

"hai Lila! apa kau sibuk?," -sapaku pada gadis bersurai panjang sedang berdiri diambang pintu dapur.

"tidak juga, ada apa?," -balasnya padaku.

"apa Isha ada diatas? aku mau menitipkan ini untuk diberi padanya, aku yakin dia belum makan apapun hari ini. bisa Lila?," -jelasku pada Lila.

"baiklah tapi, kenapa tidak kau saja yang membawakannya. bukankah kau sedang libur hari ini?," -ujarnya padaku.

"tadinya iya tapi, barusan temanku mengabarkan ada beberapa hal yang akan dikerjakan bersamaku. jadi, aku harus pergi setelah ini," -bohongku padanya.

"yasudah kau boleh pergi, semoga urusanmu cepat selesai. kalau begitu aku duluan," -pamit Lila berlalu menuju lantai atas.

aku mengangguk kemudian berjalan keluar dari dalam rumah kos wanita. tempat sahabatku tinggal ini. menyapa sebentar penjaga keamanan lalu keluar mengarah ke tempat tinggalku.

aku berbohong pada Lila tadi, jujur aku sedang tidak ingin menemui Isha. mungkin supaya dianggap tidak berbohong aku akan berada didalam kamarku seharian ini. entah aku yang terlalu membawa perasaan atau bagaimana tapi, aku benar kecewa pada Isha.

tak lama ada notifikasi pesan masuk. membuatku mengerjapkan mataku yang sedikit mengantuk sebab, cuaca dingin yang nyaman ini. dari Isha, rupanya.

Line

Isha <3

| terima kasih untuk makanannya
| maaf selalu merepotkanmu
| Lila, memberi tau ku kau sedang ada urusan ya?
| ku harap urusanmu bisa selesai hari ini
| jaga kesehatanmu, jangan lupa untuk mengenakan jaket saat berada diluar rumah
| sampai bertemu lagi, Kala

aku tersenyum getir membaca pesan dari Isha. perhatian kecil yang ia berikan padaku inilah, yang membuatku menaruh harapan lebih padanya. aku hanya membaca pesan yang ia kirim, tak ada niatan untuk membalasnya.

hai Isha, saat aku sudah mulai sedikit membuang mimpiku ini. kau datang seolah ada harapan besar yang dapat aku wujudkan. membuatku berharap apa yang aku ingin dapat terjadi sebentar lagi.

tadinya aku hampir berhenti berlari tapi, rasanya sekarang kau sedang berada dibalik tubuhku mengejar diriku yang hampir hilang arah ini.

tbc,

monochrome ( hwangshin )Where stories live. Discover now