16⛅

532 50 9
                                    

16. Istri idaman





Cowok itu menggeliat tak nyaman saat merasa ada sesuatu yang menempel di dahinya.

Ternyata itu adalah kompresan. Siapa yang melakukannya?

Dengan malas Gilang membuka kelopak matanya. Mencari siapa pelakunya, dan bomm!

Istrinya ada di dalam kamarnya. Kapan cewek itu pulang? Dan...

Sepertinya Nayara tertidur. Lihat, cara cewek itu tidur akan membuat badannya terasa sakit saat terbangun.

Tak sadar cowok itu menarik sudut bibirnya saat tau Nayara yang mengompresnya. Ternyata cewek itu peduli padanya.

Gilang ingin memulai semuanya dengan cara baik-baik, tidak mau hal-hal kemarin terulang kembali. Karena, jujur... Itu membuatnya tak nyaman.

Semoga saja ini awal yang baik buat hubungan Gilang dan Nayara kedepannya.

Menatap Nayara terlalu lama membuat ide jail terlintas di otaknya. Ingin mengerjai cewek itu, namun ia urungkan niat buruknya.

Gilang tak mau semuanya makin runyam. Urusan kemarin saja belum selesai, masa sekarang mau buat lagi?

Rencananya, ia akan meminta maaf pada Nayara. Karena bagaimanapun ia yang membuat masalah, berbicara kasar pada cewek itu hingga membuatnya tersulut emosi.

Jadi, wajar saja Nayara marah padanya.

Di tambah Gilang meninggalkan Nayara selama tiga hari dengan dalih pulang larut, pada kenyataannya cowok itu tidak pulang dan tidak memberinya kabar.

Seharusnya Gilang lebih peka terhadap Nayara. Mengurangi egonya agar salah satu dari mereka ada yang mengalah.

Gilang panik saat tidur Nayara terusik, sepertinya cewek itu akan segera bangun.

Dengan gerakan cepat, cowok kalem itu langsung menarik selimutnya sebatas dada kemudian menutup matanya. Cowok itu pura-pura tertidur.

Nayara mengerjapkan matanya beberapa kali. Cewek itu termenung beberapa saat, hingga di rasa nyawanya terkumpul, cewek itu bangkit dari duduknya, berjalan menuju tepi ranjang sambil mencepol rambutnya ke atas.

"Panasnya udah turun," ucap Nayara, menempelkan punggung tangannya pada dahi Gilang. Kemudian mengganti kompresan dengan yang baru.

Nayara duduk di tepi ranjang. Tangannya bergerak mengelus rambut Gilang dengan perlahan, dengan mata yang tak lepas dari wajah Gilang.

Siall!! Suaminya ini kenapa sangat tampan?

Bahkan, Nayara baru tahu sekarang.

Nayara sadar apa yang ia lakukan termasuk kebodohan. Namun, biarlah, kali ini saja ia menurunkan egonya. Mementingkan kesehatan batinnya agar tidak terlalu pusing.

Setelah dirasa cukup memandangi wajah suaminya, Nayara membenarkan selimut Gilang yang sedikit tersingkap, mendaratkan kecupan singkat di dahi cowok itu.

Demi apapun, ini Nayara nekat banget buat ngelakuin hal itu. Tubuhnya diam membeku setelah ia melakukan hal itu.

Cewek itu menahan senyumnya. Menepuk-nepuk pipinya untuk mengurangi rasa malu dan gugup. Padahal Gilang masih tidur, jadi cowok itu tidak tahu.

"Kurangin marah-marahnya Gi. Asli, gue takut banget pas liat Lo marah, nyeremin tau,"

"Egonya turunin, biar salah satu ada yang ngalah,"

"Kalo ngomong pake filter, biar nggak asal jeplak."

"Cepet sembuh mas suami," ucap Nayara, kemudian tertawa geli setelahnya.




CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang