23⛅

417 36 0
                                    

Halloo prennn, pakabar?

Lama nggak up ya? Buat yang lupa alurnya baca ulang part sebelumnya yaaa.





23. Kilas balik

Tepatnya saat Januari mendatang, pernikahan sederhana di adakan di sebuah hotel mewah yang hanya di hadiri para keluarganya saja.

Pernikahan yang tak pernah Nayara inginkan kini benar-benar terjadi. Tak pernah ada dalam wishlist hidupnya, jika ia harus menikah saat umurnya masih terbilang sangat muda.

Nayara memasang wajah murung, kepalanya tertunduk memandang jari-jari tangannya yang ia remas.

"Lho, ko pengantinnya murung si?" Tanya Mbak perias. "Senyum dong biar tambah cantik."

Nayara mengadah, menarik senyum paksa saat memandang mbak perias dan beberapa teamnya.

Beberapa menit berlalu, Mama datang menghampirinya dengan wajah yang tak pudar dari senyumnya. Mama duduk di samping Nayara, meraih tangan anak gadisnya yang sebentar lagi akan dipersunting oleh seorang laki-laki pilihanya, lebih tepat kedua orang tua Mamanya.

"Naya cantik banget, sampe pangling Mama liatnya," Nayara hanya tersenyum tipis menanggapinya, masih sedikit kesal dengan keputusan keluarga Mama yang ambil tindak tanpa meminta persetujuan darinya.

"Jangan murung gini dong sayang, mama jadi nggak tega ngelepas kamunya." Mama paham, Nayara masih butuh waktu untuk menerima kenyataan ini.

"Mama minta maaf kalo keputusan yang Oma ambil buat Naya jadi gini," ungkap Mama dengan tenang. "Mama tau Naya marah, Naya kecewa sama Mama. Tapi, Mama bisa apa ...?"

Nayara diam, menundukkan kepalanya ke arah samping tak mau memandang Mama, karena itu akan membuat Nayara sakit dan pertahanannya runtuh.

"Mama minta Maaf." Jeda setelahnya. "Belum bisa kasih yang Naya mau..., Selalu minta ini itu sama Naya, buat Naya tertekan karena permintaannya... Mama minta maaf banget..." Ujar Mama sambil menunduk, sangat sesak hatinya saat mengungkapan itu semua.

Nayara menahan diri, berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Nayara kuat.

"Naya..." Nayara menoleh dengan pelan, kemudian menghamburkan pelukan pada Mama. Bagaimanapun Nayara tak bisa seegois ini, dan ini semua sudah takdir yang telah Tuhan garis kan untuk hidupnya.

Sepahit apapun Nayara harus terima, ia percaya takdir tuhan sangatlah indah. Dan, Mama serta Oma tidak mungkin memilih laki-laki asal untuknya, mereka juga ingin memberikan yang baik untuk Nayara.

"Naya minta maaf Ma..." Ucapnya, mengurai pelukan kemudian memandang Mama dengan perasaan haru.

🦋🦋🦋

"Bismillahirrahmanirrahim, saudara Damian Gilang Grahadi bin Elang Grahadi. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Nayara Aqila dengan maskawin seperangkat alat shalat dan beberapa lightstick di bayar tunai!"

Gilang menarik nafas panjang, kemudian mengucapkan janji suci itu dengan lantang. "Saya terima nikah dan kawinnya Nayara Aqila binti Akbar Mahatma dengan maskawin tersebut di bayar tunai!!"

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"SAH!!"

"SAHHH!!"

Gilang tersenyum kala ia mengingat moment yang sangat berarti dalam hidupnya. Walaupun itu pernikahan yang tidak didasari cinta dan keinginannya serta niat tapi ia tak pernah menginginkan pernikahan kedua dalam hidupnya, prinsipnya nikah cukup satu kali seumur hidup. Kalo kawin wajib berkali-kali, tentunya dengan Nayara saja.

CERITA KITA ( ON GOING )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें