21⛅

458 40 39
                                    

Nahh kan, tangannya gatel pengen up padahal jdwlnya kalo cerita sebelah dah slsai










21. Mas suami dan mbak istri

Bel istirahat berbunyi, Nayara segera memasukan bukunya ke dalam tas, menutup resleting tas kemudian mengambil ponsel yang berada di laci mejanya.

Hari ini kaira masih belum masuk sekolah, cewek itu belum pulang dari Bandung. Entah urusan apa itu, Nayara tidak menanyakan lebih pada cewek itu.

Untungnya Nayara masih ada temen deket selain kaira, ada Amora teman sekumpulan nya bersama kaira tentunya.

Nayara menghampiri Amora, berdecak ketika melihat gadis itu yang sedang membaca cerita di wattpad. Amora ini emang anak Oren banget, segalanya tau tentang wattpad dan beberapa cerita yang lagi hits.

Nayara sampe bingung sendiri, gimana caranya Amora biar nggak ketinggalan berita terupdate soal cerita-cerita yang lagi hits atau permasalahan orang yang plagiatin cerita. Kalo Nayara si udah pasti bakal ketinggalan, secara cewek itu nggak pedulian sama masalah orang lain.

"Mora kantin yuu," ujarnya. Amora mengangkat kepalanya, kemudian mengangguk setuju. "Okayy,"

Amora berjalan di sebelah Nayara, banyak yang bilang mereka ini seperti kembar padahal jauh bedanya.

"Si Kai kemana nggak sekolah?" Tanya Amora.

Nayara menggeleng, menepati ucapannya supaya tidak memberitahukan kepergian cewek itu ke Bandung. "Nggak tau gue juga," sahutnya.

"Emangnya dia nggak ada chat Lo atau call gitu?" Tanya Amora lagi.

Nayara menggeleng. "Nggak ada Mora."

Amora mengangguk, cewek itu tak bertanya lagi. Membalas beberapa orang yang menyapanya dengan wajah senyum dan anggukkan kepala yang dilakukan Nayara dan Amora.

Cewek itu meruntuki dirinya sendiri, kenapa ke kantin harus lewatin lorong 12 IPA sih, apa nggak ada jalan pintas supaya Nayara tidak melewati kelas Gilang.

Kantin kelas 12 itu terletak di pojokan, sejajar dengan kelas 12 IPA itu yang membuat Nayara harus melewati kelas Gilang, di tambah di depan kelas 12 IPA itu ada kelas bahasa, jadi benar-benar tidak ada jalan pintas untuk ke kantin.

Mana anak-anak Pasga ngumpul di depan pintu lagi, ini namanya Nayara nyari mati kan? Cewek itu belum siap mendengar siulan teman-temannya Gilang.

"Gausah tegang elahh," Mora menyadarkan Nayara. Cewek itu jadi menghela nafasnya dengan wajah ketar-ketir. "Keringet dingin anjir,"

Mora tertawa geli, menyenggol lengan Nayara membuat cewek itu mencebik kesal. "Mora Lo jangan mulai ya?!"

Kebiasaan Mora kalo lagi jalan bareng tuh gini suka dorong-dorong orang kalo ada cowok di depan kelas, atau cowok yang lagi berkerumunan, emang Mora ini ngeselin banget.

"Nggak Nay, enggak elah," kata cewek itu. Berlagak iya tidak akan mendorongnya lagi, padahal yang udah-udah suka ngedorong lagi.

Akhirnya Mora diam, malu juga dengan tatapan sinis anak-anak cewek IPA yang mendelikinya dengan tajam.

Sementara di depan kelas Gilang duduk anteng saja di kursi, tidak heboh seperti Oki yang akan mengeluarkan jurusnya untuk menggoda Amora.

Oki berdecak melihat Gilang yang tengah duduk anteng. Cowok itu menyenggol lengan Gilang membuat cowok itu melotot kesal.

"Apaan si Ki?" Tanya Gilang nyolot.

Oki menggerakkan matanya dengan alis terangkat. Mengisyaratkan supaya cowok itu mengikuti kode yang di berikan.

CERITA KITA ( ON GOING )Where stories live. Discover now