43🌥️

144 16 4
                                    

hiiii guys, i'm back

aaaaa rindu lapak ini

sorry banget baru lanjut setelah beberapa bulan lamanya, gapapa kalian marah aja gapapa

ga kerasa udah lulus aja wey iniii, perasaan baru kemarin masuk sma



43. Kita harus bahagia Nayara

Cewek itu menghela nafas panjang, memandang lurus tembok bercat putih yang sudah jadi pemandangannya selama kurang lebih 2 bulan.

Merasa bosan dengan hari hari yang ia lalalui hanya dengan sekitaran ruangan putih itu. Suara seorang suster membuat lamunannya buyar, memandang suster itu dengan tatapan bosan.

"Besok aku mau pulang aja sus," katanya, melihat suster yang tengah membawakan sarapan pagi untuknya.

"Katanya dek Karin mau sembuh?" Suster itu berusaha meyakinkan gadis bernama Karina.

Karina menunduk. "Aku bosen,"

Karina menghela nafas. "Aku capek,"

"Kasian sama papa juga," Karina menatap luar jendela yang menampilkan gedung gedung tinggi. "2 bulan disini bukan uang kecil," katanya.

"Aku beban buat papa,"

"Harusnya aku susul mama."

Karina capek.
Padahal ia hanya ingin hidup normal seperti gadis seumurannya. Sekolah, punya teman banyak, melakukan apapun yang ia mau.

Tapi, Karina terbatas.

Karina hanya ingin bebas.

🐮🐮

Seminggu setelah kejadian itu ...

Hubungan Nayara dan Gilang mengalami kemajuan? Ntah, ini kemajuan atau hanya menunda hari perpisahan?

Nayara hanya ingin waktu berputar lambat, agar semuanya tidak benar benar berakhir. Andai Nayara dapat memutar waktu, mungkin ia akan memutar waktu pada bulan awal awal dirinya menikah, menikmati masa masanya dengan Gilang.

Kini, perpisahan sudah di depan mata, Nayara tidak dapat menyangkal lagi. Semuanya akan benar benar berakhir.

Ikhlas? Bohong jika Nayara ikhlas berpisah dengan Gilang.

Nyatanya, setiap malam Nayara menangis mengurung diri di kamar. Meratapi pernikahannya yang sebentar lagi akan berakhir. Tidak tahu cara apa yang harus Nayara lakukan, karena menghubungi Mama bukan solusinya.

"Nayara,"

"Yaa," Nayara menoleh kala Gilang memanggilnya.

"Malem ini ada acara?"

Nayara menggeleng, membuat Gilang menarik sudut bibirnya. "Ke taman dekat kompleks mau ?"

Nayara menaggguk semangat. "Mauu,"

Gilang menggaruk rambutnya salah tingkah, melihat Nayara tersenyum girang dan tanpa aba aba memeluk tubuhnya.

Nayara melepas pelukan. Tersenyum tipis karena cewek itu sedikit malu pada Gilang. "Maaf,"

"Refleks itu tadii," Nayara nyengir lebar menunjukkan giginya. "Serius," cewek itu mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.

"Oke," Gilang mengangguk. "Santai aja kali, kayak sama siapa aja,"

Nayara menghela nafas panjang, ia mengangguk lantas tersenyum aga canggung.

Nayara sudah selesai sarapannya, ia meminum air putihnya yang tinggal setengah lagi setelahnya beranjak dari kursi.

CERITA KITA ( ON GOING )Where stories live. Discover now