24⛅

389 35 0
                                    

Sayang bgt sama kaliannnn❤️❤️





















24. Akibat nggak dengerin istri

Markas PASGA begitu ramai di isi oleh anggota inti kelas 12 dan jajarannya. Belum lagi anak kelas 11, yang terdiri dari Mahesa dan teman-temannya yang ikut meramaikan.

Ateng sebagai perwakilan kelas sepuluh ikut hadir meramaikan, juga beberapa anak lainnya.

Selepas pulang sekolah Gilang tak langsung pulang, cowok itu berkumpul bersama teman-temannya tanpa meminta izin istrinya, Nayara.

Meraih kaleng soda, Gilang duduk di sebelah Alfi yang tengah bermain catur bersama para temannya yang lain. Membuka kaleng soda itu, kemudian meminumnya.

"Gi, Mbak Nay mana?" Tanya Oki, duduk di depan Gilang dengan satu kaki di angkat.

"Ya di rumah, ngapain emangnya?" Tanya Gilang dengan nada tak santai.

Oki di buat tertawa, menarik kepala Gilang sembari mengusap muka cowok itu. "santai anjirr, gabakal gue ambil ini." Ujarnya, menyadari raut wajah Gilang yang mendadak badmood.

"Tapi," cowok itu menggantungkan kalimatnya. "Ada niatan sihh,"

"Anjing Lo!" Gilang menghempaskan tangan Oki, memasang wajah masam. "Jangan banyak tingkah deh. Gue tonjok tau rasa lu!!"

"Yamaaf kanjeng, nggak maksud gue mahh." Oki memasang wajah lesu, kembali duduk seperti semula.

Samudra, Dafi, dan Falen datang menghampiri mereka, mengisi tempat yang masih kosong membuat suasana tampak ramai.

Samudra memicing, menatap Gilang dengan tangan menggaruk kepala. "Kenapa Gi? Nggak dikasih jatah ya lu?" Tanyanya.

Gilang berdecih, Samudra ini pikirannya belok terus nggak ada bener-benernya. "Jatah-jatah! Oon emang!" Decak Gilang dengan kesal.

Samudra mengernyit, "anjirr, kalem aja elahhh nggak usah ngegas gitu," balas Samudra.

"Abisnya jatah terus, mana pernah gua," Gilang mengambil kaleng soda kemudian meneguknya, mengusap bibirnya dengan tangan. "Nggak ada jatah-jatahan kata Yara juga."

Falen, Dafi, Alfi, juga Oki dibuat tertawa dengan ucapan yang barusan cowok kalem ucapkan, belum lagi raut wajahnya yang lusuh membuat mereka ingin menertawakan Gilang habis-habisan.

"Cup... Cup ... Cup... Kasian temen gue." Falen mengusap-usap kepala Gilang, yang di bahas dengusan oleh cowok itu.

"Uluhhh... Kasian." Oki ikut meledek, membuat Gilang tambah kesal jadinya.

"Kesiksa banget pastinya," Dafi ikut mengompori, sangat puas pastinya.

"Puasa berapa bulan Gi?" Alfi terkekeh setelahnya, mengusap wajahnya yang terasa kering karena kebanyakan tertawa. "Jangan bilang dari awal kawin?" Tebaknya.

"Nikah bos, nikah," Samudra mengoreksi, tertawa terpingkal-pingkal sambil memukul paha Oki berkali-kali.

"Biasa aja anjirr ketawanya, nggak usah sambil gebugin gua." Oki mendengus, menjauh dari Samudra. "Samu tuman banget, ketawa sambil nyiksa orang." Cibirnya.

"Seru anjir, lebih kerasa gitu." Samudra tertawa tanpa dosa.

"Monyet lu!! Enak si enak, jan ke gue juga lah imbasnya."

"Brisik ah. Diem Yara call gue nih,"

Antensi semuanya beralih memandang Gilang yang sedang tersenyum cerah sambil memandangi layar ponselnya. Terlihat Gilang menggaruk rambutnya karena salah tingkah, lantas cowok kalem mamasang wajah senyum tanpa dosa.

CERITA KITA ( ON GOING )Where stories live. Discover now